Meretas Relung Pemikiran Cemerlang Pemuda Bali: BLI I KETUT SANDIKA
Salah satu Tokoh Muda Bali yang menarik dibabar adalah Seorang Pemuda Asli Bali, yakni I Ketut Sandika atau lebih akrab disapa "Bli Ketut ".
Bli Ketut lahir di sebidang desa kecil di daerah Klungkung Bali, tepatnya Desa Nyalian pada 11 Pebruari 1988.
Bli Ketut terlahir dari pasangan I Wayan Kajeng dan Ni Nyoman Santer (alm).
Lahir di desa kecil dan dari keluarga sederhana tidak menyurutkan dirinya untuk berbuat banyak hal untuk Bali.
Dari kecil memang Bli Ketut memiliki kecintaan terhadap Budaya Bali.
Kecintaan tersebut diwarisi dari kakek dan ayahnya yang doyan dengan Sastra Bali dan Jawa Kuno baik dalam teks agama, tutur, kekidungan, kekawin dan sejenisnya.
Jadi, Bli Ketut sedari kecil bersentuhan dengan hal yang demikian. Sentuhan itu yang memantik hasrat Bli Ketut untuk melestarikan segala warisan budaya dan agama.
Sehingga pada tahun 2006-2008, ia menjadi ketua “sekaa truna,” yakni komunitas pemuda tradisional di desanya.
Selama kepemimpinanya, komunitas tradisional tersebut berhasil meraih banyak penghargaan budaya sehingga mengantarkannya menjadi tim anggota pembina Komunitas Pemuda Tradisional Bali sampai saat ini.
Hasratnya tak pernah terpuaskan, sehingga pada tahun 2008 Bli Ketut memilih melanjutkan studi di IHDN Denpasar, yakni salah satu perguruan tinggi keagamaan di Bali yang sebelumnya menamatkan SDN,SMPN 3 di Klungkung dan SMKN 2 di Sukawati.
Dari semasa bangku kuliah Bli Ketut semakin termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk Bali sehingga dari relung-relung pemikirannya terlahir karya berupa tulisan-tulisan kritis yang menyoal pendidikan, agama, budaya dan spiritualitas.
Adapun karya dalam bentuk buku, yakni: Pratima Bukan Berhala Pemujaan Tuhan Melalui Simbol, Pendidikan Menurut
Agama Hindu, Membangun Karakter Melalui Pendidikan Hindu, Tangga Mencapai Pembebasan dengan Yoga Siwa Siddhanta, Berjalan pada Jejak
Spiritual Vedanta, Sejarah Bali Kuno Era Jayapangus.
Selain itu beberapa penelitian, seperti Penelusuran Sejarah Berkuasanya Sri Maharaja Haji Jayapangus, Kehidupan Sosio Religius dalam Masyarakat Tradisional Bayung Gede, Filsafat Ketuhanan dalam Teks Siwa Tattwa dan penelitian lainnya.
Dapatlah dikatakan kiprah Bli Ketut dalam menjaga Nilai Agama dan Budaya Bali terlihat jelas dalam untaian pemikiran yang dituangkan dalam lipatan buku, artikel dan semacamnya.
Darinya telah banyak terlahir karya-karya yang penting, dan ia tujukan wacana itu dalam ruang publik.
Wacana kritisnya begitu kental dengan muatan budaya agama sehingga memberikan inspirasi bagi banyak orang dan Pemuda Bali lainnya.
Dari tahun 2009 sampai sekarang Bli Ketut menjadi kontributor artikel majalah agama lokal, menjadi kolumnis di Media Lokal Bali sehingga pemikirannya masuk ke dalam celah-celah pemikiran banyak orang.
Sudah puluhan buku, baik buku agama, sejarah, seni dan lainnya dihasilkan melalui pemikirannya dan gagasanya yang cemerlang.
Selanjutnya, setelah menamatkan diri di strata satu IHDN Denpasar, Bli Ketut melanjutkan studinya pada program pascasarjana di lembaga yang sama.
Dan, kiprahnya pun semakin banyak, yakni menjadi narasumber diberbagai kegiatan agama dan budaya serta seni.
Tidak hanya itu, pemikirannya yang mengalir tidak ia biarkan stagnan sehingga Bli Ketut secara aktif menjadi peneliti agama dan budaya yang produktif dan melahirkan beberapa kajian ilmiah.
Semua dilakoninya dengan semangat, dan perjuangannya yang berangkat dari kepekaan sosial yang dimilikinya.
Bli Ketut mengamati bahwa generasi muda Bali sebagai Penerus Kebudayaan Bali harus memiliki ketahanan budaya ditengah budaya global yang serba permisif.
Oleh karena itu, ia berjuang dan menggelorakan Semangat Generasi Muda Bali untuk cinta terhadap budaya dan agama melalui beberapa tulisan.
Atas karyanya tersebut, Bli Ketut mendapatkan penghargaan penulis buku budaya terbaik.
Kemudian, Bli Ketut melanjutkan studi di program magister IHDN Denpasar.
Selama menempuh pendidikan magister, Bli Ketut tidak surut-surut menggemakan budaya dan agama sehingga ia membentuk komunitas budaya bernama Sabha Yowana Klungkung sebagai Wahana Generasi Muda Bali melestarikan agama dan budaya serta Tradisi Bali.
Sampai sekarang ia aktif sebagai pembina komunitas tersebut, dan beberapa tulisan dalam bentuk buku agama dan budaya mampu dihasilkan oleh komunitas tersebut.
Selain itu, kecintaanya terhadap Budaya Bali disalurkan pula melalui kegiatan inventarisasi teks kuno dalam bentuk lontar-lontar dan teks agama lainnya.
Dengan gigih Bli Ketut mengumpulkan teks kuno tersebut kemudian menyadurnya, dan tidak jarang juga menterjemahkan serta memberikan tafsir terhadap teks tersebut sehingga dapat dinikmati oleh Masyarakat Bali.
Memang kemungkinan dibenak orang, apa yang dilakukan Bli Ketut adalah sesuatu hal yang kecil dan tidak berarti. Namun, apa yang dilakukan Bli Ketut telah menjadi inspirasi bagi pemuda Hindu lainnya.
Terbukti sampai dengan saat ini beberapa orang pemuda selalu solid melakukan riset mandiri maupun kelompok dan bekerjasama dengan lembaga penelitian.
Kiprah Bli Ketut sebagai pemerhati agama dan budaya di usia yang muda bukanlah hal yang biasa, tetapi sangatlah luar biasa dan layak dimunculkan sebagai Tokoh Muda Bali yang inspiratif.
Artikel ini ada di An1magine majalah eMagazine Art and Science Volume 1 Nomor 6 Agustus 2016
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
Comments
Post a Comment