DEKLARASI KEBUDAYAAN BENGKAYANG: Kongres Internasional Pertama Kebudayaan Dayak
DEKLARASI KEBUDAYAAN BENGKAYANG: Kongres
Internasional Pertama
Kebudayaan Dayak
Archana Universa
Adil ka' Talino
Bacuramin ka Saruga
Basengat ka Jubata
Kabupaten Bengkayang menjadi tuan rumah kongres internasional pertama Kebudayaan Dayak yang diselenggarakan pada 3-6 Juni 2017.
Adapun topik yang dibahas seputar krisis agama asli, identitas etnik, siapa dan mengapa Suku Dayak, hukum adat, ekonomi, sosial budaya dan topik - topik lainnya.
Pemakalah dan peserta kongres yang berjumlah sekitar 300 peserta ini datang dari berbagai daerah Kalimantan, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Amerika Serikat.
Kongres ini membuktikan bahwa Suku Dayak saat ini sudah setara dengan suku-suku lainnya, dibuktikan dengan tingkat pendidikan, ekonomi dan lainnya tidak kalah dengan suku lainnya.
Gambaran bahwa Dayak adalah suku yang tertinggal telah ditepis melalui konferensi ini. Dayak sudah maju.
Kongres Internasional Pertama Kebudayaan Dayak dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat yang juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis juga Bupati Bengkayang Suryadman Gidot.
Hadir juga Bupati Malinau, Polres Bengkayang, Danlanud Singawang II, Miss World Malaysia 2014 yang berasal dari Dayak Bidayuh Dewi Liana Seriestha.
Juga para Tokoh Agama, Tokoh Lintas Etnis, Rohaniwan, serta tamu undangan lainnya.
Pada penutupan kongres yang dilaksanakan di Lapangan Dekranasda Kabupaten Bengkayang, Selasa 6 Juni. Ketua Stering Commite (SC) Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak, Masri Sareb Putra membacakan Deklarasi Kebudayaan Bengkayang.
Artikel ini ada di majalah AN1MAGINE Volume 2 Nomor 6 Juni 2017 eMagazine Art and Science yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
Internasional Pertama
Kebudayaan Dayak
Archana Universa
Adil ka' Talino
Bacuramin ka Saruga
Basengat ka Jubata
Kabupaten Bengkayang menjadi tuan rumah kongres internasional pertama Kebudayaan Dayak yang diselenggarakan pada 3-6 Juni 2017.
Adapun topik yang dibahas seputar krisis agama asli, identitas etnik, siapa dan mengapa Suku Dayak, hukum adat, ekonomi, sosial budaya dan topik - topik lainnya.
Pemakalah dan peserta kongres yang berjumlah sekitar 300 peserta ini datang dari berbagai daerah Kalimantan, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Amerika Serikat.
Kongres ini membuktikan bahwa Suku Dayak saat ini sudah setara dengan suku-suku lainnya, dibuktikan dengan tingkat pendidikan, ekonomi dan lainnya tidak kalah dengan suku lainnya.
Gambaran bahwa Dayak adalah suku yang tertinggal telah ditepis melalui konferensi ini. Dayak sudah maju.
Kongres Internasional Pertama Kebudayaan Dayak dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat yang juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis juga Bupati Bengkayang Suryadman Gidot.
Hadir juga Bupati Malinau, Polres Bengkayang, Danlanud Singawang II, Miss World Malaysia 2014 yang berasal dari Dayak Bidayuh Dewi Liana Seriestha.
Juga para Tokoh Agama, Tokoh Lintas Etnis, Rohaniwan, serta tamu undangan lainnya.
Pada penutupan kongres yang dilaksanakan di Lapangan Dekranasda Kabupaten Bengkayang, Selasa 6 Juni. Ketua Stering Commite (SC) Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak, Masri Sareb Putra membacakan Deklarasi Kebudayaan Bengkayang.
Artikel ini ada di majalah AN1MAGINE Volume 2 Nomor 6 Juni 2017 eMagazine Art and Science yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
“Menerbitkan buku, komik, novel, buku teks atau
buku ajar, riset atau penelitian di jurnal? An1mage jawabnya”
AN1MAGINE BY AN1MAGE: Enlightening Open Mind Generations
AN1MAGE: Inspiring Creation Mind Enlightening
website an1mage.net www.an1mage.org
Comments
Post a Comment