AKHYAR YUSUF LUBIS: Ngebahas Cyber Culture
AKHYAR YUSUF LUBIS:
Ngebahas Cyber Culture
Archana Universa
Dewasa ini masyarakat menghadapi dua budaya, konvensional atau offline, juga budaya cyber. Perkembangan budaya tentunya memunculkan banyak masalah baru.
Namun sayangnya belum banyak akademisi yang menyentuh bidang cyber.
Menurut Akhyar, budaya cyber merambah ke berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, dan masih banyak lagi. Positifnya, ilmu pengetahuan berkembang. Impak negatifnya muncul di antaranya cyber crime juga hoax.
Akademisi cenderung terlambat membicarakan cyber culture. Padahal idealnya ilmu pengetahuan membahas problematika yang terjadi sekarang juga dan bagaimana di masa depan.
Sayangnya, teori yang diberikan pengajar seringkali dua puluh tahun atau tiga puluh tahun ketinggalan sehingga sulit menggunakannya untuk memahami permasalahan baru yang muncul.
Dalam membahas hoax, perlu pendekatan yang multidisipliner. Tidak cukup membicarakan suatu masalah hanya dari satu perspektif saja.
Seperti buruknya budaya membaca, seperti mudahnya seseorang dan atau sekelompok masyarakat di Indonesia ini sangat rentan terhadap suku, agama, dan ras (SARA) yang dibuat politik.
Berita hoax kebanyakan menggunakan isu SARA bercampur budaya malas membaca ilmu pengetahuan masyarakat yang rendah, sehingga hoax sepertinya mampu hidup subur di Indonesia.
Solusi yang memungkinkan adalah setiap admin suatu grup memberi aturan tegas dilarang untuk mem-posting masalah suku, agama, dan ras dan satu lagi politik agar hoax tidak mudah masuk dan memecah belah pengguna sosial media yang ada dalam grup tersebut.
Menurut Akhyar, menjatuhkan suatu negara tidak lagi seperti dulu yang menggunakan dana besar dan menginvasi secara militer.
Cukup dengan membuat hoax pada masalah SARA dan politik, maka suatu pemerintahan dan negaranya akan jatuh dengan biaya yang sangat murah, sasaran tembaknya adalah negara-negara yang budaya baca pada ilmu pengetahuannya rendah, seperti Indonesia dan negara-negara yang memiliki budaya mirip.
Indonesia tidak sendiri dalam memerangi hoax ini, ada banyak negara lainnya yang juga mengalami hal yang sama, karena pelaku hoax adalah kebanyakan dari dalam yaitu warga negara itu sendiri yang kemungkinan besar didanai oleh negara lain yang bermaksud menginvasi dengan cara perang cyber (cyber war).
Dan negara lain tersebut menyerang menggunakan informasi palsu berdasarkan informasi sesungguhnya (hoax) melalui sosial media dan internet pada umumnya.
Akhyar sangat kritis dalam memberikan penjelasannya karena penulis buku tentang cultural studies. Buku-buku tersebut di antaranya berjudul Postmodernisme :Teori dan Metode, Pemikiran kritis kontemporer, Pengantar Filsafat Ilmu Pengetahuan, masih banyak lainnya.
Artikel ini ada di majalah AN1MAGINE Volume 2 Nomor 8 Agustus 2017 eMagazine Art and Science yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
“Menerbitkan buku, komik, novel, buku teks atau
buku ajar, riset atau penelitian di jurnal? An1mage jawabnya”
AN1MAGINE: Enlightening Open Mind Generations
AN1MAGE: Inspiring Creation Mind Enlightening
website an1mage.net www.an1mage.org
Comments
Post a Comment