I GDE NGURAH PANJI : Penjaga Setia Seni Lukis Klasik Bali


I GDE NGURAH PANJI  : 
Penjaga Setia Seni Lukis Klasik Bali
oleh I Ketut Sandika

I Gde Ngurah Panji akrab dipanggil Rah Panji adalah tokoh dan seniman muda dari Bali yang melahirkan banyak karya seni lukis klasik di Bali. Rah Panji dilahirkan di Mengwi 11 April 1989, dan menamatkan studi di SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa), kemudian melanjutkan menggali seni lukis klasik ala Bali secara otodidak.

Selain memang ia belajar pada seniman tua Batuan yang ia anggap guru sekaligus sumber insfirasi. Selain itu, Rah Panji juga menimba ilmu dari para guru seni dan seniornya, hingga pada akhirnya memberikan ilham pada setiap karyanya. Setelah menimba ilmu pada guru, akhirnya ia melepaskan diri dari komunitas seni di Batuan yang membesarkan dirinya. Bukan karena apa, tetapi hanya ingin menemukan dan memuaskan hasratnya untuk menggali gaya dan kekhasan dalam berkarya.

Akhirnya, ia mulai menggali ide-ide seni dan inspirasi seninya yang liar, sehingga ia pergi ke Perancis. Di negeri mode tersebut ia belajar teknik modern, sehingga ia berhasil memadukan antara teknik tradisi dan teknik modern menjadi teknik baru.Setelah beberapa tahun tinggal dan belajar gaya lukis modern di Perancis, akhirnya ia kembali lagi pulang ke Bali. Kepulangannya tentu untuk mewujudkan ide-ide dalam cerukan pemikirannya guna menjadi karya yang memiliki corak yang khas. Sesampainya di Bali ia tidak menunggu lama untuk berkarya, sehingga beberapa karya telah dilahirkan dengan teknik yang khas.

Rah Panji sebenarnya tergolong tokoh seni yang mampu menjembatani antara gaya modern dan tradisi menjadi gaya baru yang memuat daya estetik tinggi. Dilihat dari teknik yang digunakan dalam setiap karya Rah Panji boleh dikatakan mampu mendobrak dan memberikan mazhab baru dalam dunia seni lukis.Karya Panji termasuk dalam aliran uniqism yang muncul dari literature etnik kontenporer. Dalam karyanya, ia mampu menorehkan garis yang tegas dan berkarakter dengan tekanan gelap terang anatomi yang lembut dan keras pada setiap objek.

Menimbulkan pemanipulasian cahaya latar belakang yang dramatis dengan memasukan sentuhan ornament rumit dan detail disertai teknik golden ratio dalam pengaturan komposisi.Semuanya itu terbungkus dalam dimensi sederhana hitam dan putih. Sehingga terciptalah karya yang dinamis, elegan dengan pencintraan ornament dan warna klasik yang masih terkait dengan efek gaya lukis tradisional ala Bali. Jika diamati dan cermati, pada setiap karyanya.

Kekhasan coraknya tersebut, menjadikan karya dari Rah Panji diminati oleh para kolektor seni dunia. Demikian pula, karya perupa muda asal Bali ini menjadi pembicaraan hangat di negeri Paman Sam.Dilansir dari salah satu media cetak terpopuler di Amerika, The American Art News menyebutkan bahwa salah satu lukisan karya perupa asal Bali (I Gde Ngurah Panji) yang dipamerkan di Gagosian Gallery Los Anggeles dikoleksi oleh seorang kolektor dari sepuluh kolektor dunia, yakni Larry Gagosian. Ia adalah kolektor elit dijajaran kolektor lukisan tingkat dunia, dan ia memiliki 11 gallery elit di kawasan Amerika dan Eropa.

Karya Rah Panji dipamerkan di salah satu galerry miliknya berserta dua seniman Amerika lainnya. Disebutkan lebih jauh dalam media tersebut, bahwa Larry Gagosian adalah kolektor ternama yang tidak asing lagi di kalangan pencinta seni dunia. Semua karya seni yang dikoleksi olehnya selalu dijadikan tolok ukur bagi kolektor lainnya. The American Art News juga menyebutkan bahwa karya Panji yang bertitel Life After The Died tergolong karya seni yang sangat unik.

Karya tersebut menggunakan teknik kelas tinggi, sehingga mendapat sorotan dan perhatian khusus dari para pengamat seni lukis Amerika. Olehnya, karya pelaku seni dari Bali ini menjadi salah satu most wanted alias buruan bagi para kolektor. Ditemui saat berkarya terkait pemberitaan tersebut, Panji menuturkan bahwa lukisannya itu dulunya menjadi koleksi Grenoble Museum di Perancis. “Memang sempat saya mendapatkan info dari pihak Grenoble Museum, kalau salah satu dari tiga karya saya akan dilepas, dan saya menaggapi biasa saja serta itu merupakan kewajaran.

Akan tetapi, jujur Panji tidak mengetahui kalau yang meminang karyanya adalah Larry Gagosian pada saat pelelangan di Harriet Auction. Panji mengaku sangat terkejut, dan perasaan menjadi campur aduk. “Di satu sisi saya senang karya saya telah dikoleksi kolektor ternama dunia, di sisi lain jujur saya merasa minder, karena saya belum ada apa-apanya” ujar Panji.


“Ibarat anak burung yang masih belajar terbang, dan masih banyak pelukis hebat dengan karya yang tidak terduga.” Demikian penuturan Panji yang rendah hati terkait pemberitaan dirinya tersebut. Sebenarnya di balik kerendahan hatinya, pelukis yang sedikit aneh ini memiliki talenta rasa rupa yang tinggi.

Karya-karyanya mampu mendobrak dan memberikan mazhab baru dalam dunia seni rupa. Karya Panji termasuk dalam aliran Uniqism yang muncul dari literatur etnik kontenporer. Setiap karyanya merupakan pesan alam dengan simbol-simbol yang terdapat pada setiap gerak objek dan latar belakangnya. Menurut Panji alam adalah perpustakaan seni yang lengkap, dan semua sudah ada di alam ini, tergantung kita  untuk bisa memahaminya imbuhnya.

Selain itu, ketekunan dan talenta murninyalah yang membawanya bertemu dengan salah seorang warga kenegaraaan Perancis. Dialah yang memboyongnya ke negeri mode untuk bergabung di yayasan La Unique Art Foundation di bawah manajemen Grenoble Museum.Yayasan inilah yang memfasilitasi Panji untuk bisa belajar pada seniman-seniman di peracis selama hampir dua tahun. Selain bernaung di yayasan tersebut, saat ini Panji ikut dalam Sanggar Seni Pudak Bali.

Sanggar ini berlokasi di Ubud yang diprakarsai dan dibina oleh seorang kolektor muda bernama Wayan Sutarma (Wayan Damping) pemilik Damping Gallerry. Wayan Sutarma dikenal memiliki citarasa seni yang tinggi, dan mengabdikan hidupnya untuk membangun dan menumbuh kembangkan para seniman-seniman muda Bali.

Olehnya, beliau mengapresiasi sosok Panji dan satu-satunya kolektor di Bali yang mengoleksi karya Panji. Di samping itu, Panji mendapat banyak arahan dan masukan dari para seniman-seniman yang bernaung di Sanggar Pudak Bali. Bagi Panji, mereka adalah sahabat dan guru yang mengajarkannya nilai-nilai dalam hidup berkesenian.


Artikel ini ada di An1magine majalah eMagazine Art and Science Volume 1 Nomor 9 November 2016
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa


Comments

Popular Posts

PARTNERS

Contact Form

Name

Email *

Message *