DESEMBER: Bulan Anti Korupsi
Laporan dari Widayanti Arioka.
Bulan Desember 2016 merupakan bulan yang penting sekaligus menyibukkan bagi Angkatan Perubahan Bali.
Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional yang jatuh pada tanggal 9 Desember, mereka menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang bertajuk “Bulan Anti Korupsi”. Angkatan Perubahan sendiri merupakan komunitas alumni Anti-Corruption Youth Camp yang diselenggarakan KPK.
Untuk pelaksanaan kegiatan “Bulan Anti Korupsi”, Angkatan Perubahan Bali menggandeng beberapa pihak, antara lain Indonesia Corruption Watch (ICW), Komunitas Seni Lawan Korupsi Bali, Sloka Institute, Penggak Men Mersi, Persatuan Kartunis Indonesia (PAKARTI), Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK), dan alumni workshop Jurnalisme Warga Anti Korupsi. Ada empat kegiatan dalam rangkaian Bulan Anti Korupsi, yakni Moving Exhibition Seni Lawan Korupsi, Selebrasi Anak Jujur, Stand Up Comedy Anti Korupsi, dan Warga Bicara Anti Korupsi.
MOVING EXHIBITION SENI LAWAN KORUPSI
Ini adalah kegiatan pertama dari seluruh rangkaian Bulan Anti Korupsi. Kegiatan ini berupa pameran karya karikatur hasil karya komunitas seni lawan korupsi dan PAKARTI. Uniknya, pameran ini merupakan moving exhibition. Pameran yang bergerak. Jadi, pameran ini tidak hanya diadakan di satu tempat, tapi bisa di mana saja dan diadakan oleh siapa saja.
Contoh kartun melawan korupsi. Sumber: Facebook Page Seni Lawan Korupsi Bali.
Setiap orang bisa memamerkan karikatur yang tersedia di halaman Facebook Seni Lawan Korupsi Bali. Caranya tinggal mencetak karikatur yang disukai secara swadaya, lalu di pamerkan di tempat-tempat umum. Pameran ini berlangsung dari tanggal 9 – 31 Desember 2016.
SELEBRASI ANAK JUJUR: MENGAJARKAN NILAI-NILAI ANTI KORUPSI LEWAT DONGENG DAN PERMAINAN ANAK
Selebrasi anak jujur mengambil lokasi di Kalangan Angsoka, Art Centre Denpasar. Kegiatan yang dilaksanakan tanggal 14 Desember 2016 ini mengundang anak-anak dari Sanggar Siwer Nada Swara Denpasar sebagai peserta. Rona Mentari, pendongeng yang rutin mengisi dongeng untuk Kanal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), diundang sebagai pengisi acara.
yang sarat akan nilai-nilai anti korupsi. Anak-anak terlihat antusias mendengarkan dongeng. Kegiatan mendongeng semakin meriah ketika dua anak diajak ikut serta menjadi pemeran dalam dongeng tersebut. Pendiri Rumah Dongeng Mentari yang juga merupakan bagian dari Angkatan Pembaharu ini menceritakan dongeng. Selain Rona, kegiatan ini juga diisi oleh SPAK yang mengajak anak-anak bermain permainan Semai (Sembilan Nilai Antikorupsi). Sama halnya dengan dongeng, permainan ini bertujuan untuk memperkenalkan 9 nilai antikorupsi, yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
STAND UP COMEDY ANTI KORUPSI
Komedi ternyata juga bisa digunakan sebagai media menyebarkan pesan anti korupsi di masyarakat. Karenanya, stand up comedy menjadi salah satu kegiatan dalam rangkaian Bulan Anti Korupsi ini. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2016 di Veranda Café, dengan menghadirkan Komika Bali.
WARGA BERBICARA KORUPSI
“Warga Berbicara” adalah kegiatan terakhir dari rangkaian Bulan Anti Korupsi. Pada tanggal 18 Desember 2016, Warung Penggak Men Mersi menjadi saksi dari warga yang bicara tentang anti korupsi. Di kegiatan ini, siapa saja dapat turut serta berdiskusi tentang anti korupsi. Warga dari perwakilan komunitas atau peserta diskusi bisa turut urun memberikan opini dan inisiatifnya untuk turut dalam melakukan audit sosial terhadap perilaku koruptif dari berbagai lini.
Ada kemungkinan tidak hanya bantuan sosial yang di Sumatera Utara saja yang mendapatkan nasib dikorupsi, tetapi juga membuka kemungkinan bantuan sosial untuk daerah lainnya juga mengalami hal yang sama.
Kegiatan dengan tema “Transparansi itu Seksi” ini dimulai pukul 15.00 dan berakhir pada pukul 18.00. “Saya sudah disumpah. Jika korup mengelola Penggak Men Mersi, saya akan kena kutukan”, ujar Kadek Wahyudita, perwakilan dari Penggak Men Mersi, mengawal kegiatan diskusi. Selanjutnya, Gede Kamajaya membagi pengalamannya mengikuti tes CPNS dan mengajukan sengketa informasi publik dokumen CPNS untuk transparansi rekrutmen CPNS.
Gede mengajak kita untuk berani menggunakan hak tanya jika ada sesuatu yang tidak beres. Sejalan dengan yang disampaikan Gede Kamajaya, Anton Muhadjir dari Sloka. Institute juga menyampaikan ajakan untuk mengawasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dengan menuliskan komplain atau apresiasi ke Balebengong.net. Bisa juga dengan mention di twitter, Instagram, atau facebook Balebengong dengan menyertakan hashtag #ajakan.
Sanggar Siwer Nada Suara yang berpartisipasi dalam kegiatan Selebrasi Anak Jujur juga turut urun suara. Gede Arya Swastika membagi pengalamannya selama membina dan mengajar anak-anak di Sanggar Siwer. Arya juga menyampaikan pentingnya kedisiplinan dan kejujuran dalam berkesenian. Suryadi Harmoko, WAHLI, membagi kecurigaannya pada transparansi uji Amdal di Bali. Analisis dampak lingkungan (amdal) dilakukan pada rencana proyek pembangunan untuk melihat dampak proyek/usaha tersebut terhadap lingkungan hidup maupun lingkungan sosial kultural. Untuk itu, warga seharusnya diikutsertakan penuh dalam pembahasan uji amdal suatu proyek.
Ilustrasi ironis, rakyat menanam, merawat, dan diinjak oleh koruptor yang sedang menikmati buahnya atas nama pajak. Pajak tidak lari kembali kepada rakyat dalam bentuk pendidikan gratis, asuransi gratis dan pensiun, tetapi dikorupsi oleh agen dan kelompok koruptor yang sedang berkuasa.
Penulis sendiri mewakili Alumni Jurnalisme Warga Antikorupsi menyampaikan pentingnya peran serta warga untuk menyebarkan virus-virus anti korupsi di masyarakat melalui tulisan maupun video. Jika KPK hanya bisa menangkap koruptor besar saja, sehingga kelihatannya kasus korupsi hanya tentang yang besar-besar saja maka peran serta warga penting untuk menyadarkan sesama warga bahwa korupsi bukan hanya tentang penyelewengan uang negara dalam jumlah besar.
Perilaku apa pun yang mengambil atau menggunakan hak orang lain juga termasuk tindak korupsi. Melawan korupsi melalui media sosial juga disampaikan oleh Santana Ja Dewa dari Nusa Penida Media. Dewa mengingatkan dan menceritakan kasus korupsi infrastruktur pelayanan publik yang pernah terjadi di Klungkung.
Saya perempuan anti korupsi (SPAK) menceritakan pengalaman mereka mengajarkan sikap anti korupsi kepada anak-anak melalui permainan SEMAI (Sembilan Nilai Antikorupsi). SPAK juga menyampaikan kesediaan mereka jika diundang untuk bermain permainan antikorupsi bersama.
Diskusi ini kemudian ditutup oleh suara dari Made Mawut dengan “Jujur itu Blues!”. Musisi blues Bali ini menyampaikan satu lagi media yang bisa digunakan untuk menyebarkan virus antikorupsi dan berbicara kritis, yaitu dengan musik. Akhirnya, Made Mawut menghibur seluruh peserta diskusi dengan menyanyikan lagu Krisis SDM. Desember bulan antikorupsi, bukan berarti di bulan lainnya boleh korupsi.
Artikel ini ada di An1magine majalah eMagazine Art and Science Volume 2 Nomor 1 Januari 2017
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
Artikel lain yang mirip:
1. Pemarginalan Terstruktur: Implikasi Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” dari Pancasila Terhadap Sila Lainnya
2. Tatabahasa: Inkosistensi Bahasa Indonesia
3. Hegeformaslavery: OJS dan Jebakan Saling Tuding sebagai Jurnal Predator
4. Kapitalisme: Pengaburan Batas Akhir Kontrak Jalan Toll di Jabodetabek
5. Proyeksi Kritis: Kesetaraan Gender di Masa Depan
6. Journal Indexing: Pemarginalan Terstruktur dari Pemerintah kepada Dosen di Indonesia
7. Napak Tilas Marginalisasi Berbagai Etnis di Indonesia dalam Hubungannya dengan Bhinneka Tunggal Ika
Artikel lain yang mirip:
1. Pemarginalan Terstruktur: Implikasi Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” dari Pancasila Terhadap Sila Lainnya
2. Tatabahasa: Inkosistensi Bahasa Indonesia
3. Hegeformaslavery: OJS dan Jebakan Saling Tuding sebagai Jurnal Predator
4. Kapitalisme: Pengaburan Batas Akhir Kontrak Jalan Toll di Jabodetabek
5. Proyeksi Kritis: Kesetaraan Gender di Masa Depan
6. Journal Indexing: Pemarginalan Terstruktur dari Pemerintah kepada Dosen di Indonesia
7. Napak Tilas Marginalisasi Berbagai Etnis di Indonesia dalam Hubungannya dengan Bhinneka Tunggal Ika
Comments
Post a Comment