David Setiabudi: Bapak Pelopor Game Digital Indonesia


David Setiabudi adalah seorang dosen, komikus, dan pembuat game komputer yang friendly.

Saat ini David menjadi Kepala Riset 2D Game Research dan Dosen Tetap di Surya University, sekaligus pemilik Website Game Indonesia gratis bernama www.divinekids.com. Masa-masa kecilnya di SD, SMP, SMA di Kota Malang – Jawa Timur, David memiliki nilai kelulusan sekolah yang sangat biasa, bahkan 1 rangking di bawahnya adalah anak yang tidak naik kelas. Pengukuran IQ pun hanya 99. Nilai-nilai sekolahnya kurang memuaskan, kecuali Bahasa Inggris dan Menggambar. David juga bukan sosok yang pintar bergaul.

Teman-teman pem-bully-nya pun cukup banyak, pernah saat di SD, di dalam kelas saat tidak ada guru, dia dipukuli ramai-ramai oleh teman-temannya, diangkat ramai-ramai dan dibanting ke meja dan diinjak-injak. David menerima berbagai ancaman kalau melapor bukanlah opsi bagi David, karena memang tidak ingin menyakiti atau melukai hati teman-temannya. Guru SD nya pun berpikir bahwa David anak “kurang pandai”. Membalas kejahatan pem-bully-an tersebut

David memang tidak pandai bergaul, banyak hal yang tidak dimergerti, mungkin hal itulah yang menyebabkannya di-bully. Tetapi satu hal yang dia yakini, yaitu belajar dan belajar. Pergaulan pun bisa dipelajari. Asal berbuat baik dan tidak menjahati orang lain, pelan-pelan tapi pasti masa depan akan lebih baik. Salah satu prinsipnya ketika di-bully:

Ketika dijahati seseorang, janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan. Meski sering dikatai bodoh. Kedua pamannya yang di Hongkong dan Jerman, yang keduanya adalah dokter, saat berkunjung ke Indonesia mengatakan bahwa David itu pandai. David memercayai hal itu, karena mereka adalah dokter, bahwa dirinya spesial walau nilai sekolah cenderung pas-pasan.

Selain bersekolah, David juga mengikuti Les Bahasa Inggris, Les Bahasa Mandarin, dan les menggambar atas perencanaan orang tuanya. Main game Nintendo, jadi kebiasaannya setiap hari dengan batasan jam tertentu. SMA merupakan saat yang menyenangkan bagi David, karena lebih mengerti tentang pergaulan, dan bagaimana harus bersikap agar bisa diterima di lingkungan.

Saat SMA ada kejadian luar biasa menimpanya, yaitu: saat ruko tutup, dan orang tuanya tidak ada di situ, ruko Optiknya terbakar, dan dia terkepung api. David mendapat pengalaman rohaniah saat dia berdoa, dan dapat melarikan diri lewat genting-genting rumah tetangga sambil mengangkat kandang besi besar berisi anjing.


Entah itu tenaga dari mana untuk badannya yang sangat kurus? Perekonomian keluarga hancur. Ada lemari besi berisi tabungan keluarga di dalam ruko terbakar tersebut yang selamat. Tetapi kemudian datanglah polisi yang hendak menyelidiki kasus kebakaran tersebut, dipasanglah Police Line, dan ketika mereka pergi lemari besi tersebut terbuka dan semua isinya lenyap.

Polisi mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa-apa, dan memang sudah terbuka saat mereka datang. Seperti jatuh ditimpa tangga, Keluarga David harus mulai dari nol.  Perjuangan keluarga yang berat, membayar uang sekolah harus dibantu sana-sini. Menerima hinaan satu dari yang lain. Bahkan ada yang mengatakan “Syukur! Itu Hukuman Tuhan!”

Para pegawai Ayah David marah, dan menyiram penghina tersebut dengan air kencing ramai-ramai. Entah apa yang dibenak para pemaki dan Para Pensyukur Keadaan Keluarga David.
Ayah David dan para pegawai membangun lagi dari nol, bata-demi-bata, dan dana bantuan dari saudara-saudaranya.


Namun ada juga paman David yang tidak membantu, malah mengambil bata dan semen dengan alasan memperbaiki rumahnya. David masuk ke SMA dengan langkah yang lebih berat dan stress, tetap melanjutkan sekolahnya. Didukung semangat oleh (Alm) Romo Siswanto, menjadikan lebih semangat dan kembali ke kondisi awalnya.

Di SMA ini, David mengenal programming komputer, software GWBASIC. Saat mengerjakan tugas yang diberikan gurunya, David malah membuat software tersebut menjadi game. Untuk saat itu, membuat game adalah hal yang aneh. David membuat game pesawat tembak-tembakan Siege Arm 1992. Sampai saat ini pun gamenya masih ada karena di Backup di Disket. Game ini dapat didownload di www.divinekids.com/siege.zip

David juga membuat berbagai macam gameboard, sebagian besar sudah hilang, tetapi ada yang masih tertinggal dan masih ada backup-nya adalah AMBUSH LEADERS, dibuat bersama teman baiknya Teddy Gunawan, diuruskan copyright-nya Ditjen HAKI sekitar 17 tahun kemudian.

Permainan-permainan yang diciptakannya disukai teman-temannya dan dimainkan. David kemudian menuju Jakarta, melanjutkan kuliah dari 1994-1998 di Akademi Refraksionis Optisien Leprindo – Jakarta (D3). Kuliah atas keinginan orang tuanya karena orang tuanya bekerja bidang optik kacamata. Dari situlah didapat gelar AmRO (Ahli Madya Refraksionis Optisien).


Saat mengambil kuliah tersebut, David menyalurkan hobby membuat komiknya, setiap hari berlatih mengarang komik. Mencari sampingan bekerja sambil kuliah di PT Dwi Mickey Graha, majalah ANDAKA (Anak dan Pramuka). Menerbitkan komik 200 halaman: Solid Kids juga di sana. Sambil kuliah sambil kerja pun terasa kurang mengisi waktu, karena itu David meminta izin orang tuanya untuk mengambil kuliah Desain Komunikasi Visual di Universitas Tarumanagara (S1).  

Jadi ada 2 kuliah dan 1 pekerjaan. Kuliah Desain tersebut dimulai dari 1997 sampai 2002. Selain itu juga freelance menerima order desain poster, brosur, packaging produk, dan sejenisnya. Saat skripsi di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara, jurusan Desain Komunikasi Visual, David membuat lagi game untuk pertama kalinya, yaitu Petualangan Solid Kids. 

Selain itu juga membuat Game Kuiskata Solid Kids, Kartu Kembar Solid Kids. Game tersebut dibagikan gratis lewat majalah CHIP dan PCMEDIA. Sambutan terhadap game buatannya, sangat fenomenal dan luar biasa. Game-game buatannya yang Berbahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, menjadi suatu keunikan. David tidak perduli dengan hinaan orang-orang yang mengatakan membuat game Berbahasa Indonesia apalagi Bahasa Jawa adalah menjijikkan.  

Kemudian, banyak majalah memuat dan memuji karya anak bangsa ini, dan ada yang menuliskan sebagai “Game Pertama Indonesia” (PCGame 5/2004), “Pelopor Game Indonesia” (Juli 2004), Gamestation  atau “Bapak Game Indonesia” (Game 21 51/IV/2004), dan lain-lainnya. Bahkan MURI memberikan penghargaan sebagai “Pembuat Game Pertama Indonesia”.  


Artikel ini ada di An1magine majalah eMagazine Volume 1 Nomor 3 Mei 2016
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa



Comments

Popular Posts

PARTNERS

Contact Form

Name

Email *

Message *