ANAK AGUNG BAGUS WIRAWAN: Historian yang Cultural Studies
llmu sejarah menekankan pada teknik atau metode kekritisan pada bahan atau sumber, sumber merupakan bukti pada suatu peristiwa yang dapat direka ulang (rekonstruksi).
Rekonstruksi versi sejarah memerlukan bukti, dan dalam mengumpulkan bukti memerlukan kritik secara material dan substansi.
Bidang ilmu sejarah memang ada kemiripan dan juga diperlukan kekritisan berpikir sejak awal sama seperti gaya studi kultural (cultural studies).
Di mana pemikiran kritis ala studi kultural membuka kemungkinan periode perkembangan baru dalam ilmu sejarah.
Perkembangan ilmu sejarah muncul adanya sejarah kritis fokus mengkritisi pada sumber atau bukti-buktinya, dan juga mengkritisi tulisan-tulisan pendapat penulis lain.
Bisa juga mendapatkan dari pendapat yang tertulis lainnya dengan cara mencari bukti-bukti baru bila memungkinkan, membanding-bandingkan sejarah tertulis (studi banding) pada suatu kejadian, dan atau mendapatkan nara sumber lain yang mungkin terlewatkan.
Tantangannya adalah bagaimana dapat merekonstruksi sejarah yang sudah lewat sedekat dan seobjektif mungkin.
Sebab suatu peristiwa karena keterbatasan ruang dan waktu yang tidak dapat diulang.
Peristiwanya memang sangat objektif sebagai peristiwa, tetapi pada saat diputuskan untuk merekonstruksi maka kesubjektifan akan cenderung muncul, oleh karena diperlukan keobjektifan sedekat mungkin dengan memperbanyak sumber-sumber atau bukti-buktinya.
Sumber sebagai bukti didapat dari berbagai tulisan di masanya atau sezaman dapat semakin menguatkan, bukti.
Kedua adalah sumber lisan dari pelaku bila memungkinkan, dan ketiga adalah artifak.
Ketiga hal tersebut dapat digunakan untuk membuat rekonstruksi oleh sejarawan dengan perspektif pada masanya sendiri karena keterbatasan tidak dapat kembali ke masa lalu pada saat suatu peristiwa terjadi dan pendapatnya cenderung subjektif, walaupun diusahakan untuk seobjektif mungkin.
Pencapaian Prof. Wirawan paling berkesan adalah saat membuat disertasi untuk mendapatkan gelar doktor dalam bidang sejarah saat mengejar ilmu di Fakultas Ilmu Budaya Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta pada rentang tahun 2003-2008.
“Gejolak Revolusi Indonesia di Sunda Kecil 1945-1950” dengan kata pengantar dari Prof. Taufik Abdullah merupakan penggalan dari disertasi Prof. Wirawan yang diterbitkan dalam format buku pada tahun 2008 oleh Penerbit Universitas Udayana.
Di mana pembahasannya berfokus pada Revolusi Indonesia yang unik dengan ciri khas adanya proses dialektika.
Prof. Wirawan sharing untuk generasi muda yang tertarik dengan sejarah. Agar belajar sejarah dengan sebaik-baiknya, sejarah dapat dijadikan cermin untuk melangkah ke depan agar masa depan bangsa dan negara menjadi lebih baik dan semakin sejahtera.
Anak Agung Bagus Wirawan, lahir di Klungkung pada 20 Juli 1948, menjabat sebagai Profesor Program Studi Kajian Budaya, Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
Tinggal di Jl. Tunggul Ametung III B1/6 Denpasar 80116. Telp. 0361-421850. Lulus Sarjana Sejarah (Drs) Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1973-1976.
Magister Sejarah (S.U.) Fakultas Pasca Sarjana UGM Yogyakarta pada tahun 1982-1985, Doktor Sejarah (Dr) Fakultas Ilmu Budaya Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta pada tahun 2003-2008.
Pencapaian:
Karya Ilmiah “Gejolak Revolusi Indonesia di Sunda Kecil 1945-1950”, disertasi pada tahun 2008. “Sejarah Pemerintahan di Kabupaten Klungkung 1900-2000” pada tahun 2005.
“Sejarah Kota Gianyar: dari Keraton sampai Kabupaten” pada tahun 2004, “Pura Dasar dan Sweca Linggarsa Pura: Kahyangan Jagad dan Kraton Ibukota Kerajaan Bali, Pusat Agama Hindu di Nusantara Sejak Abad XIV” pada tahun 2003.
“Pendudukan Jepang di Bali: Kenangan Orang-orang yang Mengalami” pada tahun 1999, “Sejarah Sosial Migran-Transmigrasi di Sumbawa 1952-1990-an: Dari Konflik Etnik sampai Pembauran Budaya” pada tahun 1998, “Sejarah Jembrana dan Lahirnya Ibukota Negara” pada tahun 1997.
“Sejarah Gianyar: dari Jaman Prasejarah sampai Masa Baru-Modern” Pemkab Gianyar pada tahun 2007. “Peringatan 233 Tahun Kota Gianyar, 19 April 1771-19 April 2004” Pemkab Gianyar pada tahun 2004.
“Ida I Dewa Agung Istri Kanya: Pejuang Wanita Rakawi Melawan Kolonialisme Belanda di Kerajaan Klungkung Abad ke-19“ Pemkab Klungkung pada tahun 2002.
“Puputan Badung 20 September 1906: Perjuangan Raja dan Rakyat Badung Melawan Kolonialisme Belanda”, Depdikbud RI Jakarta pada tahun 1999.”Inter-Ethnic Conflik in Sumbawa. Third World Studies Center Univ. of the Philippines, Dilimau, Quezon City” pada tahun 1999.
Artikel ini ada di An1magine majalah eMagazine Art and Science Volume 1 Nomor 8 Oktober 2016
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
Comments
Post a Comment