YUK MEMBUAT CERITA FIKSI: Genre, Tema, dan Batasan Usia Pembaca

https://pixabay.com/en/fantasy-scifi-sci-fi-woman-female-2815025/


YUK MEMBUAT CERITA FIKSI:
Genre, tema, dan Batasan Usia Pembaca
M.S. Gumelar
michael.sega.gumelar@gmail.com


Jenis cerita atau sering disebut dengan genre. Sebenarnya genre tidak hanya untuk istilah jenis cerita, bisa saja untuk musik, movie, dan lainnya yang memerlukan istilah tersebut. Jenis cerita ada banyak, Pembahasan berikutnya penulis akan fokus jenis cerita (genre) dan beberapa teknik memudahkan membuat cerita seperti what, who, where, when, how, dan the problem solution.

1. Genre (Jenis Cerita) 
Baiklah, penulis akan membahas genre terlebih dulu. Genre. Tema dan genre sedikit membingungkan bagi orang awam. Tema (theme) bukanlah genre, tetapi theme cenderung untuk desain citra (image) dan atau untuk suatu acara (event). Sementara genre, lebih cenderung ke jenis ceritanya, bukan ke gambarnya walaupun cerita akhirnya juga dapat memengaruhi gambar/tampilan. Genre cerita ada beragam yang dapat dituangkan dalam suatu story atau biasanya disebut dengan nama storylineStoryline terbagi menjadi tiga aliran besar yaitu: fiksi, hibrida, dan nonfiksi.

1.1.Fiksi (Fiction): cerita fiksi, imajinasi, membuat cerita khayalan tidak selalu bercerita tentang masa depan atau kecanggihan teknologi, tetapi cerita sehari-hari pun jika dibuat berdasarkan imajinasi dan tidak berdasarkan kisah yang terjadi secara nyata, juga termasuk kisah fiksi.

Kini, penulis membahasnya lebih detail pada kategori fiction yang paling banyak pecahannya, menjadi beberapa subgenre secara otomatis didapat dari ide yang telah dimiliki sebelumnya.
Berikut ini adalah genre fiction yang ada:

1.1.1.Horror: cerita berupa cerita mistik, cerita pembunuh psikopat, atau science fiction yang salah arah penelitian akhirnya berakhir tragis dengan banyak korban dari hasil penelitian tersebut.

Di mana cerita berorientasi untuk membangkitkan rasa takut pada hal-hal mistik, takhayul, superstitious, paranormal, supernatural, science yang digunakan secara negatif, dan hal-hal lain yang belum tentu ada serta cenderung mengobral kesadisan, darah, dan seks.

1.1.2.Science Fiction (Sci-fi): cerita fiksi ilmiah, cerita dibangun berdasarkan acuan teknologi yang telah ada ataupun teknologi yang masih dalam konsep, dikembangkan dan diproyeksikan lebih jauh ke masa depan sehingga menjadi cerita fiksi yang punya dasar acuan logika seperti mesin waktu, dan kecanggihan teknologi.

Science fiction yang lebih mengarah ke science-nya yang lebih banyak, misalnya membuat cerita, tetapi untuk pelajaran science atau ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang relevan maka data dan hukum-hukum fisika maupun lainnya yang relevan digunakan dalam acuan pembuatan cerita pengetahuan tersebut.

1.1.3.Action: cerita aksi, di mana banyak terjadi adegan perkelahian, seni bela diri, petualangan (adventure), kejar-kejaran, yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok tokoh utama. Genre ini juga dapat digabungkan dengan genre lainnya, seperti action-science fiction. Superhero masuk dalam kategori ini. Jangan dibingungkan antara adventure dengan traveling. Walaupun traveling dapat juga digabungkan dengan adventure.

1.1.4.Drama: atau konflik cerita tentang kejadian sehari-hari manusia saat ini yang melibatkan percintaan (romantisme), kesedihan hidup, traveling dan perjuangannya dalam mencapai cinta dan cita-cita yang diimpikannya. Kisah drama cenderung mengobral konflik, kesedihan, kekecewaan, dan kata mengapa-mengapa yang selalu seperti menyesali setiap langkah kehidupannya, drama selalu menjadi bumbu untuk kisah fiksi lainnya seperti dalam kisah fiksi untuk fantasy, sci-fi, action, dan lainnya sesuai keperluan.

Drama bisa juga dapat dikembangkan menjadi subgenre, seperti hobi, sport, dan budaya sehingga keberhasilannya dalam mengatasi semua masalah dalam kehidupannya tersebut, atau malah pada ending-nya tidak sukses sama sekali.Cerita drama dapat dibuat berdasarkan imajinasi ataupun mencontoh dan berdasar pada kisah yang pernah dialami oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain. Akhir-akhir ini terjadi pergeseran makna drama mengarah pada arti konflik, misalnya dalam kalimat "Ah dia mulai membuat drama ni untuk menyingkirkan saingan kerja di kantor."

1.1.5.Comedy: kisah lucu dan konyol, mengobral lelucon yang bahkan leluconnya terkesan dipaksakan, bunyi kentut, kata-kata yang diulang-ulang, perlakuan dan perbuatan konyol yang dibuat-buat dan dilebih-lebihkan.

Kesalahpahaman karena beda persepsi, kesalahan dengar, pemelesetan kata-kata, singkatan-singkatan lucu, memperburuk lagi wajah dan bagian tubuh lain (terkadang memang sudah buruk), kesalahan di tempat dan waktu yang tidak tepat. Kecelakaan yang tidak disengaja ataupun disengaja, tetapi tidak membuat tokoh-tokohnya terbunuh, hanya gepeng (ala animasi kartun), meniru iklan, dan hal-hal yang dianggap konyol lainnya.

1.1.6.Wizardry/Witchcraft/Magic/Fantasy: kisah tentang kekuatan makhluk yang terevolusi lebih tinggi, hingga berkesan seperti punya kekuatan hasil evolusi atau mutant, hidup di masa lalu, masa kini, atau masa depan yang kelam di suatu kerajaan dan bagaimana usaha seorang hero masa itu berupaya menyelamatkan kerajaan dari kekuatan lawan-lawannya yang ingin merebut kerajaannya atau menyelamatkan raja/ratu/putra raja/ putri raja di masa itu. Banyak yang terjebak bahwa fiksi adalah padan kata dari fantasi.

Selain itu, cerita cenderung melibatkan seorang kesatria berpedang, kesatria pemanah, kesatria penombak, ataupun dengan bantuan alat-alat teknologi tinggi di masa lalu dan teman-teman alien-nya atau monsternya yang berhasil menyelamatkan putri dan kerajaan tertentu dari ancaman kehancuran oleh lawan mereka.

1.1.7.Mysteri: cerita yang lebih menjurus pada permainan logika karena banyak teka-teki (puzzle) yang harus dipecahkan. Kebanyakan cerita misteri ini digunakan dalam cerita detektif atau kepolisian, spionase dan sejenisnya. Di mana tokoh hero atau tokoh baik akan berjuang memecahkan teka-teki pembunuhan yang telah, dan atau akan dilakukan oleh si lawan.

Di samping itu, juga bagaimana cara si tokoh hero berusaha untuk membekuk dan membawa penjahatnya ke jalur hukum untuk mendapatkan balasan dari perbuatannya yang melanggar hukum tersebut. Ending-nya si tokoh jagoan bisa berhasil, bisa juga tidak.

1.1.8.Based on True Story: berdasarkan kisah nyata. Cerita ini tidak semuanya benar, tetapi berdasarkan kejadian nyata sebagai dasar, namun tetap sebagian besar adalah hasil imajinasi. Bila kisahnya nyata sungguhan, maka tidak ada kata "based on", tetapi langsung saja "true story" atau dapat juga disebut "a piece of a life story" tetapi kalau tetap beranggapan sebagai true story kenapa tidak disebut news atau report saja?

1.1.9.Myth/Saga/Legend/Folklore: cerita rakyat yang turun-temurun dan bahkan dianggap religius oleh kalangan masyarakat tertentu di suatu tempat yang menceritakan kehebatan seorang manusia dengan kekuatan super di masa lalu.

Kekuatan ini berasal dari makhluk yang lebih cerdas dan lebih tinggi peradabannya, evolusi dan teknologinya di masa lalu disebut dengan banyak nama, seperti ras dewa, ras alien, ras tuhan, ras apa pun yang dianggap lebih unggul dari segi teknologi maupun kemampuan fisik dan mentalnya.

Myth juga punya padan kata lain, yaitu saga, folklore, dan legend. Khusus untuk legend, terjadi pergeseran nilai dan persepsi terkini, yaitu punya definisi baru sebagai kemungkinan untuk memberi penghormatan pada seseorang yang berdedikasi dan master dalam bidang tertentu.

1.1.10.Epic: cerita yang menggunakan penulisan teknik puisi yang panjang untuk menceritakan keberhasilan seorang pahlawan di masa lalu. Epic sebenarnya masuk ke kategori Literary Journalism (Jurnalisme Sastra). Epic juga kadang-kadang diturunkan melalui budaya lisan secara turun temurun dari generasi ke generasi dalam suatu tempat tertentu sehingga kebenarannya juga diragukan, dan tetap masuk dalam kategori fiksi.

Kecuali ada yang me-research dengan bukti-bukti yang mendukung epic tersebut sebagai sejarah maka epic dapat dikembalikan lagi ke posisi Literary Journalism dan bukan ke fiction.

1.1.11.History/Based on History: cerita yang menggunakan referensi sejarah sebagai acuan cerita, cerita seorang pahlawan sejarah di masa lalu. Kadang-kadang, menggunakan beberapa tokoh sejarah di masa lalu yang dikenal bertemu dengan tokoh utama dalam cerita yang dibuat, pemunculan tokoh terkenal di suatu cerita disebut cameo tetapi cameo bukanlah pemeran utama.

History atau based on history ini dapat pula untuk membuat cerita tokoh-tokoh terkenal yang mewarnai sejarah suatu bangsa, negara atau seluruh bumi, dan biasanya berdasarkan research kejadian di masa lalu yang lebih banyak data dan faktanya serta meminimalkan fiksinya, walaupun meminimalkan fiksi tetapi yang perlu diingat ini adalah fiksi.

1.1.12.Fable: kisah pendek yang langsung menuju pada contoh moral yang ingin disampaikan, biasanya dalam bentuk mahluk yang telah terevolusi lebih tinggi seperti satwa, tanaman ataupun benda-benda lain yang diasumsikan dapat berbicara, robot yang berbicara, tanaman berbicara, alien cerdas di planet lain yang dapat berbicara, di tata surya lain atau bahkan di dimensi lainnya. Istilah lainnya disebut dengan nama Anthropomorphism.

Di situ terlihat jelas cerita fabel tidak selalu identik dengan kisah-kisah satwa yang telah terevolusi dan berperilaku seperti manusia.

1.1.13.Sex: kisah yang orientasinya mengobral aksi seks dan perbuatan hubungan kelamin yang dianggap porno sebagai sasaran dan hiburannya dalam tema ini, serta pastikan hanya untuk dibaca oleh orang dewasa.

1.1.14.Mixed Genres: kisah yang menggabungkan minimal dua genre atau lebih, seperti menggabungkan genre horror dengan science fiction, genre comedy dengan horror sekaligus science fiction.

1.2.Hibrida (Hybrid): cerita kejadian yang benar-benar terjadi dikehidupan nyata, asli, namun laporannya dituliskan dalam bahasa sastra dan ada ceritanya hingga berkesan kejadian sesungguhnya menjadi lebih indah dan atau lebih buruk.

Contoh cerita model seperti ini di masa lalu disebut dengan epic, di mana kejadian sejarah sesungguhnya yang terjadi diceritakan dalam bait-bait puisi. Di masa kini, menulis gabungan antara nonfiksi, tetapi dengan menggunakan bahasa indah dalam dunia jurnalisme disebut Creative Writing Journalism atau Literary Journalism (narrative journalism).

Menulis gabungan antara fiction dan nonfiction tidak hanya untuk jurnalistik, tetapi dapat juga digunakan untuk hal lain, misalnya menulis proposal, yang ngetren saat ini adalah hoax masuk kategori ini. Opini masuk kategori ini sebab opini kebanyakan tidak berdasarkan fakta yang kuat, hanya asumsi sepihak tanpa research kebenarannya. Bila ada pengumpulan fakta maka masuk ke nonfiksi.

Beberapa hasil karya juga ambigu, seperti buku sejarah yang ditulis pemerintah yang korup juga sebenarnya fiksi tetapi buku fiksi tersebut ditanamkan (dikonstruksi) sehingga masuk dalam struktur resmi dalam bidang pendidikan sebagai kenyataan yang pernah terjadi.

Di satu sisi dunia pendidikan juga dapat dijadikan alat untuk mencuci otak para generasi mudanya. Jadi pendidikan tidak hanya mencerahkan generasi muda bila dijadikan alat politik yang buruk, dapat juga menjadi menggelapkan generasi muda tersebut.

1.3.Nonfiction: lebih cenderung untuk edukasi, journalism, note, list, checklist, diary, schedule, event rundown, class rundown, tv programme rundown, proposal, report, academic research, research, tulisan nonfiksi lainnya, dan untuk berita (news).

News merupakan report atau laporan liputan dari kejadian asli dan dituliskan dalam bahasa formal untuk news di koran, majalah, internet, radio, TV atau media baru lainnya bila ada. News juga ada yang fiksi, terutama berita cover up (berita hoax dari pemerintah untuk menutup kejadian yang sesungguhnya).

Jurnalisme peliputan konflik lebih cenderung meliput versi kedua belah pihak untuk mendamaikan bila terjadi peliputan pada dua kubu yang berbeda paham dan pemikiran, agar public dapat menilai dengan bijak dan mencari solusinya.

Hati-hati dengan hoax yang tujuannya malah menebarkan kebencian dan peperangan. Sementara note walaupun berupa catatan apa yang harus dibeli di toko, laporan sederhana ataupun hanya check list, bila dihiasi gambar dan dibuat menarik, bisa disebut creative dalam membuatnya.

Berita di TV, koran dan majalah juga dapat dijadikan alat untuk menghegemoni penikmatnya agar hanya memiliki satu pemikiran saja dan cenderung menghakimi orang lain. Di mana TV, Media koran, Media Internet dan Media Sosial lainnya dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan siapa yang menjadi musuh bersama, siapa yang baik dan siapa yang buruk? ini bagian dari hegeformaslavery system.

Padahal kalau diamati, hidup sebenarnya tidak hitam dan putih, semuanya abu-abu. Tetapi di antara yang buruk pasti ada yang lebih buruk, demikian sebaliknya.

2.Tema (theme).
Biasanya ada kerancuan antara tema dan genre, tetapi genre adalah jenis cerita, sedangkan tema biasanya untuk gambar, namun adakalanya juga untuk mengarahkan suatu cerita sesuai kejadian (event), keperluan lomba ataupun tugas dalam suatu pekerjaan atau tugas sekolah.

Misalnya, buatlah suatu cerita dengan tema hari kemerdekaan suatu negara, tema membuang sampah pada tempatnya, tema karakter yang baik dan bijaksana berjiwa Pancasila, namun boleh digarap dengan genre drama, sci-fi, comedy atau horror.

Ternyata halamannya tidak cukup untuk penulis dalam sharing teknik memudahkan membuat cerita seperti what, who, where, when, how, dan the problem solution, serta tentang konflik dalam suatu cerita, penulis akan melanjutkan pembahasan di An1magine edisi berikutnya di sini.

Penulis dapat dijangkau di: ms.gumelar@gmail.com
https://www.facebook.com/michael.sega.gumelar/

Referensi
[1] https://www.merriam-webster.com/dictionary/story
[2] M.S. Gumelar. 2011. Story Making Research. Ultimart, Desember 2011, hal 166-178
[3] Gumelar, M. (2017, January 2). Story Waveform Model sebagai Alternatif lebih Baik dari Story Mountain Model dalam Mendesain Cerita agar Lebih Mudah. An1mage Jurnal Studi Kultural, 2(1), 33-43. Retrieved from https://journals.an1mage.net/index.php/ajsk/article/view/76



inovel



Gabung di An1mage WA Grup untuk workshop, tutorial, pelatihan, dan membahas puisi, cerita mini, cerita pendek, novel, dan scenario untuk diterbitkan dan atau difilmkan, jangan ngabisin waktu nungguin chat, mari berkarya nyata, terlibat dalam produksi secara langsung, gabung dengan mengirimkan pesan WA ke Aditya PIC: 0818966667 dapat mengirimkan email ke: inovel.group@gmail.com subject: gabung inovel dengan isi: nomor kontak WA kamu atau dapat juga gabung di inovel facebook group.



Tutorial ini ada di majalah AN1MAGINE Volume 3 Nomor 5 Mei 2018 eMagazine Art and Science yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa


“Menerbitkan buku, komik, novel, buku teks atau 
buku ajar, riset atau penelitian di jurnal? An1mage jawabnya”

AN1MAGINE BY AN1MAGE: Enlightening Open Mind Generations
AN1MAGE: Inspiring Creation Mind Enlightening 
website an1mage.net www.an1mage.org

Comments

Post a Comment

Popular Posts

PARTNERS

Contact Form

Name

Email *

Message *