MINDPORTER: Mindporting to Plante di An1magine Volume 1 Nomor 1 Maret 2016



MINDPORTER:
Mindporting to Plante
M.S. Gumelar

M.E.M.P.E.R.TA.N.Y.A.K.A.N  K.E.B.E.N.A.R.A.N

Siapa yang mampu memberikan garansi
bahwa kebenaran adalah benar
Siapa yang mampu kecuali penelitian dan
keterbukaan pikiran secara terus menerus

Prolog
Aku adalah Aku
Entah tubuh apa pun yang aku miliki
Aku adalah Aku
*

Genetix Laboratory, di Bumi Tahun 3354

"Apa? Mindporter?" tanya Matahari.

"Iya, seperti dalam kata teleporter, tetapi hanya menggunakan memory pikiran, tubuhnya tidak," Jelas Magnet.

"Menggunakan pikiran? Apakah itu bisa?" tanya Matahari mencari tahu lebih jauh.

"Sepertinya bisa," Magnet menjawab sembari tersenyum.

“Berarti tidak bisa mati?” tanya Cosmica.

“Sepertinya, sebenarnya dia melompat dari satu mahluk ke mahluk lainnya pada saat tubuh mahluk yang ditinggalinya sudah tidak memiliki energy lagi,” jawab Magnet.

"Baiklah, lalu apakah bisa juga melintasi waktu?" tanya Cosmica.

"Malah sepertinya cara yang paling aman," jawab Magnet.

"Aman?" Matahari bertanya.

"Iya, tidak perlu merusak jalur timeline(1) secara langsung dengan mengirimkan seseorang seperti Timox yang mampu melintasi waktu ke masa lalu untuk mengubah masa depan,” Magnet menghela nafas lalu melanjutkan.

“Sehingga seseorang yang kita kirim ke masa lalu tidak terjebak di masa yang dia selamatkan tetapi tidak ada yang pernah tahu orang tersebut adalah seorang pahlawan yang telah menyelamatkan masa depan," jelas Magnet.

"Ya, tetapi Timox telah berhasil beberapa kali bukan?" jelas Matahari.

"Benar, dan dia beberapa kali kita tolak bahwa dia bukan anggota dari Genetix, setelah beberapa kali kita merekam pikirannya dan mentrasfernya ke holomind(2) , sehingga dapat kita lihat rekaman memory-nya dengan video holomind, maka kita tahu bahwa memang dia tidak berbohong,” kata Cosmica.

“Dan memang dia anggota Genetix tetapi di timeline yang telah berubah, sepertinya masa depan kita semakin baik setiap kali operasi memperbaiki masa lalu berhasil.”

“Tetapi kita tahu resikonya, bagaimana bila dia gagal dan masa depan menjadi lebih buruk? Alat holomind mungkin juga tidak pernah ada," Cosmica menimpali.

"Cosmica benar," Magnet menambahkan.

"Jadi dengan Mindporter ini maka kita tidak perlu mengorbankan seorang pun untuk terjebak di masa lalu?" Matahari menegaskan.

"Iya relatif benar," jawab Magnet.

"Baiklah, sekarang rekam DNA mutant(3) yang memiliki kemampuan itu, dan kita bisa memperbanyak kemampuannya dengan teknologi rekayasa genetik yang kita miliki," perintah Matahari.

"Sayangnya dia bukan mutant," Jelas Magnet.
  
"Bukan mutant? lalu bagaimana kita bisa menirunya?" tanya Matahari.

"Evolusi?" tanya Matahari.

"Iya sepertinya, tetapi evolusi itu bukan di tubuhnya," jawab Cosmica.

"Bukankah tubuh terevolusi pun dapat kita tiru dan diterapkan untuk rekayasa genetik?" Matahari penasaran.

"Ya memang, tetapi ini evolusi memory, memory itu hidup dan dapat berpindah oleh dirinya sendiri ke mahluk mana pun secara random," Magnet menjelaskan.

"Sial, bagaimana kau tahu semua ini? Apakah ini berarti kita hanya bisa menunggu dia muncul di sini?" tanya Mahatari.

"Tidak perlu, coba perhatikan beberapa kejadian yang mengubah dunia menjadi lebih baik, terutama mengenai perjuangan tentang peduli pada kasih sayang kepada sesama mahluk hidup… tidak itu saja, kepada mahluk lainnya baik yang cerdas maupun tidak cerdas," Magnet meng-onkan video hologram yang mengelilingi mereka.

"Lalu bagaimana kita tahu kalau mereka adalah dia?" tanya Cosmica.

"Bukankah itu semua yang dilakukan oleh orang-orang baik?" Tanya Matahari.

"Benar, tetapi di satu sisi, dia akan memberikan kemajuan teknologi atau paling tidak cara berpikir yang memberi solusi bagi permasalahan yang terjadi pada seluruh mahluk ras tersebut atau bahkan species tersebut, atau bahkan memberi solusi bagi antar species lainnya selain peduli pada sesama dan mahluk lainnya," jawab Magnet.

"Mengingatkanku pada Buddha," cetus Cosmica.

"Mengingatkanku pada Gesu," kata Matahari.

"Mengingatkanku pada Tesla," kata Magnet.

“Dan juga Einstein,” imbuh Cosmica.

"Memory-nya tetap hidup dan berpindah secara random ke mahluk lainnya?" Matahari bergumam.

"Ya tidak bisa dikontrol, bahkan mungkin oleh dirinya sendiri," jelas Magnet.

"Bagaimana kau tahu bahwa seseorang adalah mindporter selain sikap yang dilakukannya?" tanya Cosmica.

"Dengan pola memory yang telah direkam, tentu saja bagi beberapa manusia saja," jawab Magnet.

"Apakah dia bisa tahu bahwa dia adalah seorang mindporter?" tanya Matahari.

"Ataukah hanya seorang yang memiliki kemampuan reinkarnasi?" Cosmica menambahkan dengan pertanyaan.

"Reinkarnasi? Konsepnya sedikit berbeda, dalam sistem reinkarnasi, contoh sederhananya bila seseorang membunuh satu jenis satwa terus menerus misalnya sapi, maka orang tersebut akan…”

“…cenderung reinkarnasi berikutnya menjadi sapi,” Magnet berhenti sejenak untuk memudahkan penerimaan informasi agar mudah dimengerti.

“Tetapi sistem reinkarnasi akan gagal bila dia terus membunuh manusia, maka cenderung dia akan tetap lahir sebagai manusia, ada sistem yang bisa diakali," imbuh Magnet.

"Baiklah Detective Magnet, kau yang paling cerdas dengan IQ Hypergenius, apa solusinya?" tanya Matahari.

"Baiklah Matahari, kau pemimpin team ini, proses ini sebenarnya sudah lama sejak 1971 yang dimulai oleh peneliti dengan kode nama Mr. G," ucap Magnet.

"Sial Mr. G? Manusia gila yang selalu membuat masalah sampai sekarang, musuh terbesar kita?" tanya Matahari.

"Ya, hidupnya sangat lama dan mungkin sebelum kita lahir dia sudah ada, proyek ini adalah hasil data dari satu proyek rahasia yang dia miliki dan kebetulan kita sudah memiliki copy-nya," jelas Magnet.

"Bailah, kita skip saja, apa hasilnya Magnet?" tanya Cosmica tidak sabar.

"Dia telah meneliti pola dari memory tersebut, dan telah melihat beberapa orang biasa, mutant, manusia rekayasa genetik seperti kita, bahkan species lainnya dapat menjadi salah satu tubuh yang menjadi pilihannya secara random," jelas Magnet.

"Dia bisa menjadi siapa saja, dari satwa yang remeh, atau orang biasa yang tidak berarti sampai orang yang mempunyai pengaruh kuat, tetapi yang disukainya adalah menjadi orang biasa…”

“… lalu mendadak orang tersebut menjadi sangat cerdas, dan mampu melakukan perubahan dan mengubah dunia menjadi lebih baik.”

“Terutama mengenai perjuangan tentang kasih sayang kepada sesama mahluk hidup, dan tidak itu saja, kepada mahluk lainnya baik yang cerdas maupun tidak cerdas," kata Magnet.

"From zero to hero, from nothing into something terkecuali bila memory dia di mahluk yang belum cerdas," Cosmica menekankan.

"Benar, tetapi yang paling penting, pada titik tertentu, dia sadar bahwa dia adalah mindporter setelah dalam hidupnya dia bermimpi beberapa kali menjadi manusia lainnya, bahkan species lainnya," jelas Magnet.

"Wuoh dalam mimpi? bukankah kita juga sering bermimpi?" Cosmica bertanya.

"Benar, tetapi mimpi kita bukan menjadi orang lain, tetap menjadi diri sendiri, tetapi Mindporter akan menjadi orang lain…”

“…bahkan mahluk lainnya, dia akan sadar dan segera mencari cara untuk melihat dirinya sendiri, seperti di cermin, air, atau apapun yang dapat merefleksikan wajah dan tubuhnya, hal ini dilakukannya untuk mengetahui dia menjadi apa saat itu," jelas Magnet.

"Kesadaran menjadi apa akan membuat dia segera dapat menenangkan pikirannya dalam mahluk tersebut, pintar sekali" komentar Cosmica.

“Tunggu, jadi dia mengendalikan secara penuh mahluk yang ditempatinya?” Matahari ingin menegaskan pemahamannya.

"Benar, dan setelah itu dia bisa menjalankan misinya dalam mengubah pola pikir mahluk dalam komunitas tersebut minimal secara kecil terlebih dahulu…”

“… dan akan semakin membesar kemudian untuk perbaikan peduli pada yang lain, untuk keselamatan mereka semua di masa depannya," jelas Magnet.
"Untung cita-citanya luhur, siapa yang mengendalikan cita-citanya itu?" tanya Matahari.

"Itu panggilan memory-nya, dia selalu tertarik akan hal tersebut," jelas Magnet.

"Tunggu, berarti akan ada juga mindporter yang tertarik untuk menghancurkan?" tanya Matahari.

"Kemungkinan itu ada, ini jagad raya yang luas dengan segala kemungkinan dan penyeimbangnya," jelas Magnet.

"Sial!" umpat Matahari.

"Ada kemungkinan mindporter tidak hanya satu," cetus Cosmica.

"Benar sekali di Planet Bumi ini, bahkan mungkin di tiap planet, tata surya, galaksi bahkan frekwensi dunia lain atau dimensi lain bila kita menyebutnya, mereka mungkin ada di tiap tempat dan tiap zaman," jelas Magnet.

"Baiklah, terdengar mengerikan, untunglah ada mindporter yang baik, baiklah kini ke pertanyaan utama, apakah kau sudah menemukan orang itu disini, di zaman ini?" tanya Matahari.

"Sudah," jawab Magnet.

"Siapa?" tanya Matahari.

"Aku?" jawab seseorang yang mendadak muncul di ruangan tersebut dan berada di area yang sedikit buram sehingga tidak terlihat wajahnya dengan jelas.


Aracheas

Menanam biji untuk mendapatkan buah sama seperti kemajuan dan kemunduran, dua-duanya dimulai dari sesuatu yang remeh

Rhalemug memiji-mijit pelan kepalanya. Suara berdebam yang berulang-ulang mengganggu tidurnya. Sayup namun tetap berulang-ulang.

Ia bertanya-tanya kapan sebenarnya ia terakhir kali bermimpi, dan apakah ia benar dapat membedakan kenyataan dengan mimpi?

Suara itu muncul, lagi-lagi. Tapi ia tidak menghiraukannya. Ia tidak memiliki keinginan buat memikirkannya.

Seolah aku tidak memiliki pekerjaan atau urusan lain saja, batinnya.

Perlahan ia menggaruk kulit di atas lutut kanannya semut-semut di daerahnya mendadak menjadi lebih ganas. Dua benjolan merah muncul dari bekas gigitan binatang kecil berwarna hitam itu.

Rhalemug menggerutu pelan namun segera turun dari kasurnya dan menyalakan lampu kamarnya.

Rasanya ia tidak mungkin kembali tidur, mustahil. Ia tidak tahu mengapa akhir-akhir ini istirahatnya tidak senyeyak biasanya.

Ia segera menggunakan pakaian kerja yang selalu ia gantung di balik pintu dan memasang sepatu bootsnya.

Sayup-sayup ia mendengar suara debam itu lagi, namun sudah tidak sesering sebelumnya.

Dengan dengusan nafas keras Rhalemug menyambar topi dan keluar dari tempat tinggalnya, membanting pintu dengan kasar.

Hari ini. Dini, terlalu dini namun di sinilah ia sekarang, menyusuri koridor-koridor yang terang oleh cahaya lampu.

Sendirian. Wajar, karena kebanyakan orang memang belum bangun sepagi ini. Mereka masih asik bersama kasur dan gulingnya.
Dan lagi-lagi Rhalemug mendapati dirinya menggerutu mengenai keadaan yang menimpa dirinya.

Ia memasukkan tangan ke saku. Bukan karena dingin atau apa, itu hanya sebuah kebiasaan.

Suhu Di dunianya sangat bersahabat. Ia tidak pernah berkeringat kecuali sedang berladang. Tidak pernah kedinginan juga. Semuanya sempurna.  Oleh karenanya ia, juga Penduduk Plante selalu mengklaim bahwa mereka tengah tinggal di surga. Semua terpenuhi, semua ada.

Sepatu Rhalemug berdecit-decit sepanjang koridor. Ia harus menabung untuk membeli sepatu baru dalam waktu dekat sebelum sepatunya sekarang rusak total.

Ia mengira-ngira sudah berapa lama ia tinggal di ladang pertanian tanpa mengunjungi tempat lain.

Melewati beberapa belokan, Rhalemug mendekati lift di ujung koridor. Ia mengeluarkan kartu dan mendekatkanya pada sensor. Tak berapa lama kemudian pintu lift terbuka dan membawanya naik beberapa lantai.

“Aracheas,” gumam Rhalemug pelan.

Pintu lift terbuka dan menyajikannya hamparan ladang dengan berbagai jenis tanaman yang terlihat serupa.

Orang tidak mungkin dapat membedakannya ketika pertama kali datang kesini. Kecuali mereka memiliki dasar pengetahuan yang bagus mengenai perbedaan bentuk daun dan batang.

Mungkin akan lebih mudah ketika tanaman-tanaman di sini telah berbuah. Perbedaan bentuk dan warnanya akan menjadi pembeda yang baik meski ada beberapa tanaman yang bentuk dan buahnya mirip namun tentunya memiliki khasiat yang berbeda.

Ia menunduk dan melihat sepatunya sudah bertemu dengan tanah yang selalu menemani hari-harinya. Coklat tua dan tidak terlalu keras. Tanah sebagai sumber kehidupan. Media tanam yang penuh nutrisi, meskipun sebenarnya tanaman tidak hanya ditumbuhkan di tanah saja.

Menurut cerita ayahnya, dulu para petani tidak ada yang menggunakan sepatu ketika bekerja. Kaki-kaki para petani secara alami menggemburkan tanah. Bekerja tanpa alas kaki membuat para petani merasa lebih dekat dengan tanaman-tanaman mereka secara emosional.

“Hidup penuh makna dimulai dari kaki yang menginjak tanah. Itulah hidup yang sesuai dengan ajaran para leluhur Plante. Generoro tidak boleh lupa bahwa tanah adalah tujuan!” samar-samar Rhalemug menirukan ucapan ayahnya waktu itu.

Namun tidak lama sebelum Rhalemug memasuki ladang setelah menyelesaikan sekolahnya, para regulator mengeluarkan kebijakan baru. Seluruh petani diwajibkan bersepatu.

Sepatu sebagai upaya agar kesehatan para petani lebih terlindungi. Hal ini merujuk pada wabah beberapa tahun silam bahwa telur-telur cacing dapat masuk ke tubuh para petani ketika berladang dengan kaki telanjang. Kemudian membuat mereka sakit. Bukan sakit biasa tentunya, sakit yang mampu membawa si pengidap pada kematian.

Dan ayah Rhalemug merupakan salah satu korbannya. Beliau sempat muntah-muntah disertai demam tinggi selama beberapa bulan sebelum akhirnya ajal menjemputnya. Rhalemug juga ingat benar bagaimana kulit ayahnya menjadi pucat. Warna kehijau-hijauan digantikan dengan abu-abu kelam.

Dengan hati setengah sedih karena teringat kembali pada ayahnya, Rhalemug terus berjalan menusuri tepi sungai Verzacasa dengan airnya yang tenang.  Ia harusnya belum di sini, begitu pula dengan para petani lainnya. Oleh karenanya ia merasa terheran-heran ketika sebuah bayangan berkelebat dari dalam ruangan pengolahan pupuk.

Memang Plante bukan tempat di mana kekacauan sering terjadi. Di sini tidak banyak orang yang mencari masalah, terutama karena regulasi mereka yang ketat.

Keseimbangan menjadi kunci. Tapi bukan berarti tidak ada orang sakit jiwa yang tentu saja merindukan kekacauan.

Rhalemug ingat benar, beberapa tahun silam, ketika ia masih berumur delapan, ada orang yang dengan sengaja ingin Plante musnah.

Jakarov si Pemberontak. Orang gila yang ingin meninggalkan Plante, negeri yang damai.

Semestinya orang itu pergi sendiri, atau bunuh diri daripada menyerang apparat secara membabi buta, bahkan menyebar beberapa peledak untuk menyebabkan kerusakan pada Plante.

Usahanya tidak berhasil tentunya, para penjaga perdamaian di Plante lebih cerdas daripada orang sakit jiwa. (MSG)




(1) Timeline: Jalur waktu dalam sejarah.
(2) Holomind: hologram yang menampilkan memory yang tersimpan dalam otak seseorang.
(3) Mutant: mahluk yang memiliki kekuatan hasil mutasi, entah hasilnya menguntungkan dirinya atau tidak.


Artikel ini ada di An1magine majalah eMagazine Remaja Volume 1 Nomor 1 Maret 2016
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa

Comments

Popular Posts

PARTNERS

Contact Form

Name

Email *

Message *