I Wayan Santrayana: Maya Rupa
Maya Rupa merupakan pameran tunggal keenam
dari pelukis asal Bali, I Wayan Santrayana. Pameran ini di
selenggarakan selama satu setengah bulan yakni 18 Maret - 29 April 2016 di
Galeri Griya Santrian, Sanur, Bali.
Di pameran
ini An1mareaders bakal melihat empat belas karya dari guru seni lukis SMKN I Sukawati, Gianyar ini.
Pak
Santrayana ini sudah banyak banget ikut pameran lho An1mareaders! Tepatnya
sejak tahun 1986, pameran pertamanya adalah Pameran Bersama Para Seniman Muda
di Taman Budaya Denpasar.
Biarpun asli
Bali, bukan berarti pamerannya selalu diadakan di Bali.
Kota-kota
besar seperti Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta juga pernah memamerkan
karyanya.
Gak ketinggalan, tahun 2007 silam, Pak
Santrayana juga pernah ikut dalam Pameran Voice
of Peace From Bali yang diselenggarakan di Brussel, Belgia.
Pak
Santrayana mengaku kalau beliau dari kecil memang suka coret-coret, bahkan
darah seni sudah mengalir dari keluarganya.
Gak cuman melukis lho An1mareaders, Pak
Santrayana juga suka menari, menabuh
gamelan, juga teather.
Di mana
kemampuan untuk dapat menjiwai sesuatu ini beliau gunakan untuk menunjang
pembuatan lukisannya.
Ketika
mengajar, Pak Santrayana menyatakan dirinya adalah guru yang tegas, guru
yang mendidik murid-muridnya melalui contoh.
Juga jangan heran
kalau beliau selalu membawa kertas kemana-mana untuk membuat sketsa.
Ia selalu
berkata pada muridnya untuk disiplin dan serius jika ingin hebat di bidang seni
rupa. Dalam berkarnya, harus mencari ide, bukan menunggu mood datang baru berkarya.
Sebagai
seorang guru, beliau mengaku tidak mampu membuat siswanya pintar,
beliau hanya seperti matahari yang memberi hangat sinarnya untuk menginspirasi,
membangkitkan apa yang dimiliki dari dalam diri muridnya.
Keputusannya
untuk fokus melukis, berawal dari waktu Pak Santrayana selesai
menamatkan pendidikannya di Yogyakarta.
Awalnya
beliau tertarik dengan komposisi dan warna yang klasik Wayang Kamasan dari
Klungkung.
Ia ingin
berkreasi dengan Wayang Kamasan tanpa meninggalkan jati diri dari wayang
yang mulanya memiliki keterbatasan tema, dengan pakem dari Ramayana
atau Mahabrata.
Dari segi
artistik, komposisi warna diubah bentuk, digubah, sehingga menjadi
lukisan yang kesannya klasik tapi mengangkat isu modern.
Beliau
merupakan generasi pertama yang melakukan eksplorasi, mengambil tema
marginalisasi di Bali, terutama wilayah pariwisata di mana terdapat
pergulatan kepentingan investor dengan nelayan di Area Sanur.
Seniman
hendaknya terbuka pada pandangan dan masukan, terutama dari orang-orang
yang dianggap senior. Begitu pula dengan Pak Santrayana, beliau
membawakan lukisan Wayang Kamasannya yang mengangkat problematika
kehidupan sosial.
Menurut
seniornya yang bernama Nyoman Erawan, Pak Santrayana memiliki potensi yang bisa
dikembangkan, yakni di garis. Maka dari itu Pak Santrayana mulai melakukan
eksplorasi garis.
Dari situ
Pak Santrayana memahami bahwa lukisan bukanlah gambar asal
gores, tapi
dalam pembuatannya sang pelukis dapat menuangkan perasaannya.
Sekarang
lukisannya lebih ke arah bagaimana merealisasikan problem
yang ada di
dalam diri.
Pelukis
hendaknya tidak berdiam diri dan tinggal dalam situasi yang mapan, karena
kemapanan dapat membuat pelukis menjiplak karyanya sendiri.
Sebagai
seorang kreator, pelukis harus terus mencari dan mencari, tidak ada rasa puas.
Yang ada hanya koma, koma dan koma.
Pameran Maya
Rupa menampilkan karya di dukung 20 tahun perjalanan hidup dengan meditasi. Pak
Santrayana ingin menampilkan karakter pikiran manusia yang liar dengan
dualisme-nya seperti senang-susah.
Dasar
pikiran manusia yang dituangkan dalam garis.
Maya rupa
merupakan proses berpikir di mana ketika manusia bersentuhan dengan suatu
objek, ia bisa memersepsikan objek seribu kali.
Seperti
lukisannya, Spirit of animal, dasar
pikir manusia adalah animal (animal
simbolicum) jika tidak dijinakkan dengan meditasi akan kembali pada spirit (semangat) untuk mengalahkan dan
berkelahi.
Nah mumpung
pamerannya masih berlangung hingga tanggal 29 April 2016.
An1mareaders
yang berdomisili atau sedang berlibur ke Bali bisa langsung merapat ke Griya
Santrian untuk melihat karya-karya indah dari Pak Santrayana. (ARC)
Liputan ini ada di An1magine majalah eMagazine Remaja Volume 1 Nomor 2 April 2016
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
Comments
Post a Comment