I Made Chakra


Desain Sistem Hydrokinetic Turbine untuk
Redistribusi Air Layak Minum di Desa Tampak Siring-Bali

Bagaimana caranya mendapatkan energi tanpa menggunakan energi listrik tetapi tetap dapat memutar mesin pompa air dan mendistribusikannya ke warga sekitar desa An1mareaders?

Desain genius ini dipelopori oleh I Made Chakra di Desa Tampak Siring. Chakra yang lahir pada tahun 1973 di Area Pertanian Dekat Area Ubud, Bali ini sangat cinta akan alam.

Saat dibesarkan di zamannya, pemerintah di Bali mengenalkan salah satu program yang bernama “Revolusi Hijau” yang ternyata malah mengenalkan pertanian menggunakan bahan-bahan kimia ke Bali.

Chakra memiliki keahlian di bidang pertanian, teknik, dan juga menyelesaikan studinya dalam area “Suistanable Development”  serta selama empat tahun memelopori “green tourism” di Inggris.



Chakra juga mendapatkan pengalaman dalam bidang komersial di tempat kelahirannya.

Chakra terpanggil untuk memberi solusi tepat guna, hal ini diperlukan karena keterbatasan distribusi air layak minum di Area Tampak Siring, Bali.

Ide awal tentu saja terkendala teknik. Hal ini dikarenakan kecilnya debit air sungai di area yang akan didistribusikannya air layak minum ini.

Tetapi satu hal yang sangat membantu adalah adanya sumber air layak minum (spring water) yang ada di area tersebut.

Namun keuntungan adanya air layak minum yang telah disediakan oleh alam tadi akan sia-sia bila tidak didistribusikan ke warga sekitarnya.

Oleh karena itu Chrakra awalnya berpikir untuk membuat kincir bertenaga air untuk menghasilkan listrik.

Listrik tadi digunakan untuk memberi tenaga memompa serta mendistribusikan aliran air layak minum yang ada.

Namun kendala adanya aliran sungai yang kecil membuat Chakra pesimis, sebab dengan perhitungannya, dengan ketinggian dan debit air yang ada.
Kemungkinan besar walaupun dioptimalkan, tenaga listrik yang dihasilkannya sungai kecil tadi hanya berkisar sekitar 1.000 Watt.

Dengan kekuatan yang belum sesuai keperluan tentu saja tidak cukup untuk mendistribusikan air layak minum dari sumber air alami tersebut, karena diperlukan sekitar 5.000 Watt, masih perlu 4.000 Watt lagi.

Namun dengan pengamatan dan pengalamannya, Chakra ingat dengan adanya mesin steam pencuci motor yang hanya dengan listrik yang kecil saja, tetapi tekanannya sangat kuat.

Hal ini membuatnya berpikir untuk menggunakanya sebagai mesin pompa. Tetapi ternyata permintaan distribusi air tidak hanya satu area desa, tetapi dua area desa.

Tentu saja hal ini, membuatnya harus memikirkan desain lain untuk mendapatkan tenaga listrik yang lebih besar.

Akhirnya dengan pikiran yang genius dan mengerti benar masalah teknik, maka malah yang muncul adalah benar-benar desain yang malah tanpa menggunakan tenaga listrik sama sekali.



Solusi tersebut adalah dengan menggunakan desain teknik Kinetic Hydrokinetic Turbine.

Solusi yang genius dari Chakra ini terbukti mampu mendistribusikan air layak minum ke dua area di Desa Sekitar Tampak Siring, Bali.

Chakra menjelaskan tekniknya, yaitu air dari sungat dengan ketinggian debit air yang kurang optimal tadi dibuat memusat dengan cara air sungai kecil yang mengalir dari atas dibuat masuk ke pipa, sehingga kekuatan air menjadi lebih berlipat dari semula.

Kemudian air yang sudah berlipat kekuatan kinetiknya tadi turun mengalir dengan deras dan seolah ditembakkan ke arah turbin air yang telah disiapkan di bawahnya.

Dan di sinilah pemikiran unik Chakra muncul, turbin yang telah berputar tadi tidak untuk dijadikan listrik.

Karena dengan kekuatan awal 1000 Watt dan setelah air dipusatkan menjadi aliran dalam pipa walaupun lebih deras.

Derasnya air paling tersebut listrik yang dihasilkan berkisar 1.500-2.000 Watt saja tetap tidak mencukupi keperluan, sebab satu area saja memerlukan sekitar 5.000 Watt, apalagi untuk dua area desa?

Akhirnya didesain olehnya putaran turbin tersebut dibuat untuk memutar gear lainnya, dan gear lainnya yang memiliki batang gear ini kemudian sambungkan dengan dua mesin steam air.

Mesin steam ini kemudian memompa air serta mendistribusikannya air, tenaga gear tadi menggunakan tali penghubung yang memutar air pompa tersebut.

Teknik ini terbukti mampu mendistribusi air bersih ke dua desa tersebut dengan tanpa menggunakan listrik sama sekali, bila dihitung, seharusnya dua pompa dengan cara biasa akan memerlukan listrik sekitar 10.000 Watt.

Seperti kata pepatah, ada banyak jalan menuju ke “Tampak Siring” dan itu yang dilakukan oleh Chakra, seorang genius dari Tampak Siring, Bali. Sesuatu pasti ada caranya, dan cara ada lebih dari satu, yang penting solusi dan tujuannya tercapai dengan baik. (MG)


Artikel ini ada di An1magine majalah eMagazine Remaja Volume 1 Nomor 2 April 2016
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa

Comments

Popular Posts

PARTNERS

Contact Form

Name

Email *

Message *