AKU: Cinta Abadi
AKU: Cinta Abadi
Aku menempelkan moncong pistolku ke pelipisnya. "Mulai sekarang kau harus mengikuti perintahku!"
"Tidak akan!" Ia membantah apa yang kukatakan.
Kutarik kokang pengaman, kini satu kali tarik dan habislah kepalanya.
Ketika ku tarik pelatuk pistolku, slider-nya tiba-tiba lepas dan mengenai kepalanya.
Membuatnya jatuh dan tidak sadarkan diri.
"Sialan!! Malah pingsan... Kau ini tinggal minta maaf saja kok sulit sekali menelan ego". Gerutuku sembari mengguncang tubuh lelaki yang sedari tadi kuancam. Namun sepertinya, ia punya banyak nyawa. Kulihat jemari tangannya masih bergerak.
Mendadak tubuhnya menghilang. Sial! Dia ternyata berakting pingsan saja. Ternyata musuhku bisa teleport!. Aku keluar dari ruangan itu, lalu pergi menuju ruanganku untuk beristirahat.
Tiba-tiba aku terpeleset. Saat aku hendak bangun kecoa lewat jadi aku kepeleset lagi. Namun nahas sekali, aku menimpa kecoa yang membuatku terpeleset.
Kuambil pistol, dan kuarahkan ke kecoak itu. Tadi siang aku dipaksa mengakui bahwa aku yang mengambil wadah kuali ramuan pencuri wajah, kini aku harus berhadapan dengan kecoa? Ternyata kecoanya bawa sniper dan aku lari.
Yang benar sajalah, kusempatkan melemparkan sandalku sebelum aku berlari keluar dari kamar.
Kecoaknya berkelit dengan gesit. Dasar kecoa sialan. Baiklah, sandal tidak mempan… kugunakan tongkat sihirku!
https://www.artstation.com/artwork/2neXx
Ternyata itu kecoa jadi-jadian, dia sebenarnya tikus yang sedang menyamar. Oh tidaaak dia menggigit tongkat sihirku.
Sial sekali, aku kalah dengan hewan menyebalkan itu.Sungguh kurang ajar, kali ini kulempar sandalku satu lagi dan mengenai tepat di keningnya.
Oh mungkin dengan racun tikus, akan aku ambil dulu. Pikirku, aku harus ikuti dia menyamar. Sebagai kucing?!
"Henshin!" aku pun berubah menjadi kucing.
“Meow!”
Ketika aku berlari, ada cermin di sebelahku, ternyata aku secantik catty women. Musuhku kembali menjadi manusia saat aku sibuk memerhatikan wujudku di cermin. Mendadak dia menarik ekorku.
Aku pun kaget. Inginku kembali menjadi manusia, tapi aku lupa mantranya.
"Kau pikir aku lebih lemah darimu?" geramnya.
"Meong" Ah sial, aku tidak bisa bicara seperti manusia saat menjadi kucing.
Ini mungkin cara terlarang, tetapi paling cepat mengubah kembali wujud adalah dengan meminum darah musuhku, kebetulan salah satunya tepat berada di depanku.
Tak perlu menunggu lama, aku langsung menyerang musuhku. Aku mendekati lehernya lalu menggigitnya. Kuhisap darahnya.
“Huweeek,” darahnya gak enak!
Tetapi aku segera kembali menjadi manusia, ini kesempatanku menyerang balik!
"Arrrgggh!" Dia berteriak kesakitan, wajahnya mulai pucat, dan berubah menjadi vampire.
Dia pun ingin menghisap darahku, aku mulai panik!
Tetapi kulihat lagi wajahnya, sangat tampan sekali. Aku pun terpesona.
“Apa lebih baik aku menyerahkan diri untuk digigit saja?” Pikirku. Rasanya aku terpesona sampai kehilangan kendali, tangannya mencengkeram dengan kuat leherku. Ini bukan waktunya terpesona.
"B-baka!" Aku pun marah, muka ku menjadi merah. Segera kuraih barang terdekat dan kuhantamkan ke kepalanya. Tapi ternyata yang kuambil dan kulempar ke arahnya adalah bantal hello kitty favoritku!
Ah sial, dia malah menyukainya, "KENAPA HARUS ITU YANG KULEMPAR SIIIH!" Teriakku geram karena harusnya itu hanya boleh aku yang menyentuhnya.
Segera aku rebut bantal hello kittyku, aku tidak mau dia tidur nyenyak malam nanti. Setelah itu kucabut tongkat sihirku dan mengubahnya kembali menjadi manusia.
"A-apa yang terjadi...?" Dia kebingungan dengan apa yang terjadi dengannya.
Sungguh kesempatan emas, kuraih lehernya, "Karena kau, aku terpaksa menghadap kepala sekolah. KAU BESOK HARUS MENGAKUI PERBUATANMU!"
"Apa? Memangnya aku berbuat apa?" seringainya.
"Eh? Kamu gak tau?" Aku lantas bingung.
"Kamu dan kelompokmu yang mengambil kuali pencuri wajah kan? Aku melihatmu memasuki ruangan di mana itu disimpan. Mengaku sajalah!" Sergahku menghentikan seringainya.
"A-apa? Sumpah bukan aku kok," ucapnya, ekspresinya seperti orang yang benar tidak bersalah.
"Aku masuk ke sana karena giliran piket! Tadi aku sama teman-teman cuman nyapu di ruangan itu!" tambahnya.
"Tidak semudah itu aku memercayaimu, aku melihatmu membawa bungkusan besar keluar ruangan sembari tertawa-tawa.", kali ini ujung tongkatku menuding dia.
"Itu sih isinya sampah," kelitnya sembari mengangkat bahu.
"Jangan bohong!" Ku ambil pistol yang ada di saku ku, lalu ku arahkan ke kepalanya.
Kini dua senjata tepat mengarah kepadanya, keduanya sama-sama siap meledak. Saat ingin aku tembak dia, namun ternyata pistolku isi air.
"Ih, apaan sih." Dia merasa terganggu dengan cipratan air dari pistolku.
"Kamu...garang-garang tapi sukanya main air ya...", kali ini dia tersenyum nakal. Entah kenapa aku tersipu malu karena candaannya, dan kulihat senyumnya manis sekali.
Tunggu dulu, dia ini musuh...MUSUH! Aku harus tetap waras dan berpikir jernih! Ah... tapi aku tidak bisa berhenti untuk menatap wajahnya...
"Apa aku bermuka penjahat? " tanyanya sambil memegang pundakku.
"Justru yang mukanya innocent biasanya penjahat berdarah dingin!" jawabku.
Ekspresinya memang lembut, tetapi satu tangannya tersembunyi di belakang punggungnya. Dia tersenyum, lalu mulai berjalan perlahan mendekatiku.
"Memangnya apa alasanku untuk mencuri kuali itu?" bisiknya tepat di telingaku.
Sinar matanya perlahan berganti, dari ramah menjadi licik. Seketika dia mengeluarkan pisau kecil di belakangnya.
Aku pun harap harap cemas. Dengan sigap aku tendang kakinya. Dia pun terjatuh, pisaunya terlempar.
"Awww!" suara cempreng itu... Aku mengenalnya! Dia wanita!!
ASTAGA! DIA MENYAMAR JADI LELAKI! DASAR TRAP!
"T-tidak, ini bukan seperti yang kau bayangkan!" Dia menutup wajahnya. Maksudmu ada yang lebih parah dari ini?
"Apa kau buruk rupa? " tanyaku sembari mendekat ke wajahnya.
"Tidak pergilah"
https://greymile.wordpress.com/2015/11/03/i-shouldnt-be-in-a-male-prison/
“Hiks... hiks…”. Suara tangisannya, air matanya mulai keluar.
Aku pun mendekatinya dan menarik tangannya lepas dari wajahnya, kupandang wajahnya lekat-lekat.
Astaga...! ternyata dia setengah lelaki! Jantungku pun berdetak kencang.
Dug dug dug.
Baru kali ini aku melihat perpaduan wajah yang aneh tapi nyata. Akupun merasa setengah Jijik melihatnya.
"Sungguh aneh, tapi nyata…" Sontak mulutku tiba-tiba ingin menyanyi.
“Aku butuh darah untuk menjadi manusia sempurna, apakah kau mau membantuku? " tanyanya dengan wajah memelas.
Ciiih tidak sudi,”Cari aja ke PMI!" Bentakku.
"Tapi Aku butuh darahmu…"
"... hanya darahmulah yang paling manis menurutku," ucapnya seperti orang yang bijak.
"Cari orang lain...darahku tidak untuk disesap makhluk seperti kau!" Hardikku.
Dia pun segera mendorongku hingga jatuh, sehingga aku tidak bisa berkutik.
"L-lepaskan aku!" aku mencoba untuk melawannya. Dia mulai menghadang pergerakan tangan serta kakiku, dengan berat badannya, dia pun duduk di pinggangku.
BOOOOOOM!
Suara bom atom meledak tak jauh dari mereka berdua.
Aku dan dia hampir pingsan, kutatap matanya melihat ke arahku.
Dia berkata "Aku mencintaimu sejak dulu tapi kau mengabaikanku, matilah bersamaku" ucapnya tersenyum. Mataku mulai sayu, dan kami berdua mati sebagai cinta yang abadi.
Para Author
1.An1mage - arc (yang memulai cerita)
2.Rama TA +62 819-0150-2167
3.Dee Dee Rakhma +65 8339 7338
4.Sherly +62 858-6979-5098
5.Siti Maysaroh +62 831-8343-3504
6.Siti Nurjanah +62 858-7196-7455
7.Priyoga Utama +62 822-8386-9203
8.Anonim +62 895-3351-98625
Cerita tersebut adalah program cerita mini (cermin) dalam bentuk game di Inovel WA Group untuk menginisiasi kreatifitas para pembuat cerita (author), ingin bergabung?
Silakan ke link berikut: https://goo.gl/fU9Qc5 atau link berikut: https://chat.whatsapp.com/invite/EHoKxhRUJftKRzkBoGbk7F lalu ikuti langkah selanjutnya.
Cerita ini ada di majalah AN1MAGINE Volume 3 Nomor 6 Juni 2018 eMagazine Art and Science yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
“Menerbitkan buku, komik, novel, buku teks atau
buku ajar, riset atau penelitian di jurnal? An1mage jawabnya”
AN1MAGINE BY AN1MAGE: Enlightening Open Mind Generations
AN1MAGE: Inspiring Creation Mind Enlightening
website an1mage.net www.an1mage.org
Comments
Post a Comment