GENETIX: Manusia Rekayasa Genetik oleh M.S. Gumelar










GENETIX: 
Manusia Rekayasa Genetik
M.S. Gumelar


Siang hari, Megacity, koloni Bumi. 3118. “Timox aku minta bantuanmu, bisakah kau mengirimku ke masa lalu?” tanya Genruo.

“Selama ini aku ke masa lalu sendiri, belum pernah mengajak atau mengirim orang lain ke masa lalu…” jelas Timox.

“Bukankah kau bisa menggunakan alat teleport lintas ruang dan waktu untuk ke masa lalu?” tambah Timox.

“Masalahnya aku tidak punya cukup uang untuk membeli alat teleport itu…” jawab Genruo.

“Belum lagi izin ke masa lalu berliku kepada pemerintah koloni Bumi area Megacity ini…” keluh Genruo.

“Tentu saja berliku, maksud ke masa lalu bisa saja digunakan untuk hal-hal yang merugikan, mengubah sejarah di masa lalu… aku rasa mereka benar dengan hal-hal perizinan ini…” jawab Timox.

“Baiklah kau benar… tetapi tujuanku adalah mencari Bintang, dia ternyata ke masa lalu, sekitar 300 tahun lalu..” Genruo menjelaskan.

“Bintang?...desainer pakaian yang terkenal itu?” Timox mengulangi untuk menegaskan.

“Iya benar…” jawab Genruo.

“Kenapa tidak kau tunggu saja dia kembali, 300 tahun yang lalu seharusnya dia sudah muncul di masa ini juga kalau dia bisa hidup selama itu bukan?” jawab Timox.

“Ya masalahnya itu, dia tidak muncul sampai hari ini di zaman ini…” kelih Genruo.

“Hm… kenapa kau mencarinya? Masalah hutangkah” tanya Timox.

“Tidak juga, dia membawa kunci portal ke dimensi Gnajo milik ilmuwan dari planetku dan kunci tersebut memiliki elemen yang sangat langka untuk ditemukan di galaksi mana pun…” Jelas Genruo.

“Berarti elemen tersebut akan sangat sulit untuk diduplikasi oleh alat peniru atom… yang ada saat ini” kata Timox.

“Benar sekali!” jawab Genruo.

“Apalagi saat ini galaksi di dimensi Gnajo sedang mengalami krisis alam, terjadi pendinginan galaksi, berpotensi membuat galaksi tersebut mati…” jelas Genruo.

“Tidakkah ada alat lain yang mampu membuka ke dimensi tersebut?” Timox penasaran.

“Tentu saja bisa, tetapi tetap dengan menggunakan elemen langka tersebut, jadi kuncinya bukan dialatnya, tapi di elemen tersebut” keluh Genruo.

“Sepertinya dimensi itu sengaja diisolasi oleh mahluk cerdas yang kekuatan dan teknologinya di atas kita…” Timox penasaran.

“Analisis hebat, ada potensi itu juga, mengingat  secara logis suatu dimensi bisa dibuka bahkan tanpa elemen tertentu yang sangat langka tersebut…” gumam Genruo.

“Gimana kau mau membantu?” tanya Genruo.

“Baiklah, asal kau tahu, aku belum pernah mengirim orang lain ke masa lalu selain diriku sendiri, tetapi ini keputusanmu apalagi aku tahu kau mampu hidup jutaan tahun Genruo, dan kemampuan bertahan hidup spesiesmu luar biasa, dapat meniru semua spesies…” ucap Timox.

“Aku hanya dapat mengirim kamu ke masa lalu, karena aku bukan mesin, tentu saja kadang aku sendiri pindah ke masa lalu yang waktunya tidak tepat seperti yang aku maksud, apakah kau masih tertarik?” tanya Timox.

“Masih, ayo kita lakukan!” pinta Genruo.

“Baiklah, kau tahu risikonya dan kau memintanya” kemudian Timox mengeluarkan energi dari tangannya, mendadak Genruo diselimuti oleh gelombang dan gumpalan air, kemudian.

WHOOP

Genruo menghilang.

*

“Sial ada deteksi lompatan energi ke masa lalu, tetapi alatnya tidak terdeteksi, bagaimana ini?” tanya seseorang di kantor pemerintahan Megacity bagian polisi waktu.

“Mungkin lompatan energi alami oleh alam, sebab ada beberapa kejadian alam di mana alam tidak sengaja membuat suatu objek ter-teleport ke masa lalu…” jelas orang lainnya yang ada di sana.

“Lalu bagaimana? Kita biarkan saja?” tanya orang tadi.

“Ya biarkan saja” jawab orang satunya lagi.

“Baiklah” jawab orang yang pertama lagi.

*

Tahun 1159 di Jawa pada masa lalu.Seorang raja tengah memberikan ramalannya kepada rakyatnya.

“Dengarkan!  Nanti suatu masa yang disebut akhir zaman atau masa depan. Di Pulau Jawa ini dan beberapa pulau lainnya akan kedatangan manusia yang berkulit pucat merah muda yang membawa tongkat dan tongkatnya dapat mengeluarkan api dan butiran yang dapat membunuh dari jauh…”

“… juga akan ada manusia berkulit kuning dari Utara setelahnya yang menguasai hanya seumur jagung...”

“Kemudian ada kereta dapat bergerak tanpa kuda, kereta yang bisa terbang ke langit…”

“… datangnya zaman penuh bencana di Nusantara di mana gempa bumi sekitar tujuh kali dalam sehari,  tanah pecah merekah, dan macam-macam bencana…”

“… dan juga banyak hujan yang datang tidak tepat musimnya… tetapi ada juga yang menarik, banyak hal-hal baru saat awal-awal perubahan itu… salah satunya adalah ada air yang ditusuk seperti sate…” ucap raja tersebut.

Beberapa penggede istana berbisik-bisik. Ada juga seorang prajurit kerajaan dari jauh berkata kepada prajurit lainnya yang ada di sebelahnya “Raja gila!”.

“Hush, Jayabaya raja kita, walau gila, dia sakti, dan baik hati” Bentak prajurit satunya setengah berbisik.

Kemudian rakyat bertepuk tangan setelah Raja Jayabaya mengakhiri sabdanya tentang ramalan di masa depan atau akhir zaman.

Prabu Jayabaya bergerak ke luar dari area tersebut diikuti oleh pengawal dan abdi dalem (njero). Kemudian dengan melambaikan tangannya, semua pengawal dan abdi dalem sebagian besar tidak mengikuti ke area yang dituju, tetapi tinggal 5 orang saja yang tetap mengikutinya.

Raja Joyoboyo melambaikan tangannya lagi, empat orang meninggalkan ruangan tinggal seorang saja.

Raja Joyoboyo menoleh ke orang tersebut,”Kenapa kau tidak meninggalkan ruangan ini?”

“Sudah lama kita tidak jumpa Bintang” kemudian orang tersebut berubah menjadi Genruo.

“Genruo, ba…bagaimana kau bisa ke sini?” Joyoboyo “Bintang” segera berlari ke arah pintu ruangan dan menutupnya dengan cepat.

“Apa yang kau lakukan dengan raja aslinya?” tanya Genruo.

*

Jawa tahun 1157.

WHOOP

BYUUUR!

“Sial” orang tersebut teleport di area sungai dan terjatuh di area dangkal.

Kemudian setelah bergerak ke tepi, dia segera melihat alat yang terpasang di pergelangan tangan kirinya, terkena air, dia ketuk-ketukan dan pencet sana sini.

“Ah error, kenapa sih teknologi canggih tapi selalu lupa tidak memberikan kemampuan antiair, selalu saja begitu, bodoh!” umpatnya berbicara dengan dirinya sendiri.

“KEJAAAR!”

“BUNUUUUH”

Seseorang sedang berlari dikejar oleh beberapa orang berpakaian kerajaan.

Orang yang dikejar terengah-engah kehabisan nafas, lalu jatuh tersungkur.

Dengan kejam orang-orang yang mengejarnya segera menusuk menggunakan tombak dan pedang sehingga menembus tanah.

“AAAAARGH!” orang itu berteriak, lalu terhenti.

“Cepat kau ambil baju dan perhiasannya!” kata prajurit yang paling besar.

DREP

Orang yang terjatuh ke sungai dangkal karena teleport tiba di tempat tersebut dengan melompat.

“Sial, aku terlambat” dia berkata pada dirinya sendiri, saat melihat orang yang dikejar telah tewas.

“Mokal !” kata prajurit yang habis membunuh menggunakan tombak saat melihat orang tersebut.

“Ayo mlaku maju, pateni ae maneh !” dengan segera orang-orang tersebut bergerak maju dan mulai menusukkan tombak dan menyabetkan pedang ke arah orang tersebut.

Orang tersebut dengan cepat mengeluarkan sinar dari tangannya.

PYAAAAASH

AAAAARGH

Para penyerangnya dengan seketika hangus terkena sinar tersebut.

Kemudian orang tersebut segera bergegas ke arah orang yang tewas ditusuk oleh tombak dan pedang tersebut, dan melihat wajahnya.

“Ah tidak mungkin!” teriaknya.

“Pantas saja!” ternyata wajah orang tersebut mirip sekali dengan dirinya, lalu dengan segera orang tersebut mencopot pakaian dan aksesoris orang tersebut dan segera mengenakannya pada dirinya.

Kemudian, orang tersebut mengeluarkan kekuatannya lagi dan menghanguskan tubuh orang yang pakaiannya telah dia kenakan.

PYAASH

DREP
DREP
DREP

Bunyi kaki-kaki kuda mendekat area tersebut, ada 3 orang pengendara kuda berpakaian ala kerajaan.

Orang tersebut segera bersiaga lagi.
Ketiga pengendara kuda tersebut kemudian ketiganya bersimpuh di depan orang tersebut.
 
“Gusti Prabu Jayabaya, Anda tidak apa-apa? Syukurlah!” kata salah satu pengendara kuda yang mendekatinya.

Kemudian mendadak orang tersebut menarik pedangnya dan menusukkan pedang ke arah orang tersebut.

Karena telah waspada, orang tersebut membentuk perlindungan plasma shield yang membuat pedang tersebut tidak dapat menembusnya, lalu dengan segera orang tersebut mengeluarkan sinar dari tangannya.

PYAAASH

Si penusuk segera saja tubuhnya hangus, kedua temannya mendadak menyembah kepada dia.

“Kulo mboten melok-melok  Gusti Prabu!” dengan serempak keduanya berbicara.

“Terjemahan: Aku tidak ikut hal ini Raja!” terlihat di retina mata orang tersebut, ternyata dia menggunakan monitor dalam bentuk softlens yang dipasang di matanya.

“Yo wis, melok aku, mbalik nang istana yo!”   kata orang tersebut meniru yang ada di penerjemah di softlens matanya.

“Nggih Gusti Prabu” jawab orang yang ada paling dekat dengannya.

Kedua orang tersebut mundur dengan tetap bersimpuh, kemudian setelah agak jauh, membalik badan dan mengambil ketiga kuda yang ada di sana.

Kemudian kuda yang paling baik dibawa mendekat ke arah Prabu Jayabaya “palsu” tersebut.

Prabu Jayabaya kemudian naik kuda yang diberikan. Kemudian kedua prajurit tersebut juga mengikutinya menunggang kuda.

Dari kamera supermini yang telah dipasang menghadap ke segala arah yang berada di gadget area lengan kiri Prabu Jayabaya terlihat seorang prajurit yang tepat di belakangnya sedang menunggang kuda melakukan sesuatu.

BETH

Tusukan tombak berhasil dihindari oleh Prabu Jayabaya, lalu dengan cepat tangan Prabu Jayabaya mengeluarkan sinar dan mengenai prajurit tersebut sehingga hangus jadi debu bagian atas sebagian, kemudian tertiup angin kencang dan sisa tubuh bagian bawah tetap mengendarai kuda beberapa saat kemudian jatuh.

Prabu Jayabaya melihat ke prajurit paling akhir yang tampak gemetaran.

“Kau, maju, pandu aku ke istana !” kata Prabu Jayabaya tegas.

Prajurit yang tersisa segera bergerak maju mendahului Prabu Jayabaya, memandu ke istana.

*

“Nah begitulah ceritanya Genruo” ujar Bintang.

“Ha ha ha pengalaman yang unik Prabu!” Genruo ikut bercanda dengan memanggil prabu kepada Bintang.

“Gini, aku perlu bantuanmu!” Genruo langsung ke permasalahan.

“Aku tahu, elemen yang ada di gadget-ku ini kan, boleh, tapi alatku rusak, aku tidak bisa memperbaikinya” balas Bintang.
“Lah kenapa kamu ke zaman ini kalo gitu?” tanya Genruo.

“Ah lagi sial, sedang berkelahi dengan Lamak, dia melemparkan alat teleport lintas ruang dan waktu kepadaku saat dia akan kalah!” jelas Bintang.

“Lamak? Bukankah dia polisi lintas ruang dan waktu?” Genruo tidak percaya.

“Tidak hanya polisi biasa, pimpinan penjaga waktu!” Bintang bersungut.

“Kenapa dia berkelahi denganmu?” Tanya Genruo.

“Dia berupaya mengubah kekayaannya mulai dari masa lalu dari generasi sebelumnya, dia akan membawa emas dan batu permata dari masa depan lalu invest di masa lalu, emas dan batu permata harganya cenderung stabil di masa mana pun!” jelas Bintang.

“Ya…dan kau mengetahui rencananya?” Genruo bertanya sekaligus merasa yakin.

“Iya, sialnya demikian, lalu dia berusaha mati-matian membunuhku” ucap Bintang.

“Hei kau sendiri ke sini menggunakan apa? Mana alat portable teleport-mu? Kita bisa pulang!” Bintang tampak gembira.

“Aku tidak punya, minta bantuan Timox untuk ke sini” Jawab Genruo.

“Yaaaah siaal!” Wajah Bintang menjadi murung lagi.

“Hm…kini bagaimana kita kembali ke masa depan?” tanya Genruo.

“Tidak masalah, tubuhku telah menggunakan teknologi nano regenerasi tubuh, jadi akan tetap muda, kau secara alami juga memiliki kekuatan regenerasi tubuh, hidupmu pasti lama” ucap Bintang.
“Cuma bagaimana kita keluar dari sini?” tanya Bintang.

“Hm…” Genruo berpikir.

“Gimana kalo nyari alat yang dilempar Lamak kepadamu di sungai itu? Ada potensi alat itu di sana” kata Genruo.

“Ada akemungkinan iya, tapi terendam air sekian tahun, apakah tidak rusak?” tanya Bintang.

“Bodoh kau” Genruo bercanda sembari menempeleng kepala Bintang.

“Auch, sakit tahuu!” kata Bintang.

“Gadget portable teleport lintas ruang dan waktu itu antiair he he he!”  Genruo tertawa.

“Wuaaah aku baru tahu, kupikir kayak gadgetku yang ini, ga antiair!” Bintang tertawa senang.

“YEAAAAY!” keduanya bersorak kegirangan. 

*

“Siap?” tanya Gerhana.

“Siap” jawab Awewe.

SWOOOOOSSSH!

Keduanya ter-teleport ke Galaxi terjauh dari Galaxi Bima Sakti .

Tidak lama kemudian.

WHOOP
WHOOP

Matahari dan Cosmica telah berada di area tersebut.

“Sepertinya kita terlambat lagi!” Kata Cosmica.
“Lacak ke mana mereka teleport!” kata Matahari kepada Magnet yang sedang menganalisis di layar hologram.

“Lacak!” kata Magnet.

“Dia menggunakan pengacak teleport koordinat tujuan, apalagi teleport yang dia gunakan teleport portable super terkini, akan memerlukan waktu untuk melacaknya, tapi akan bisa” kata Magnet.

“Berapa lama tepatnya?” tanya Matahari.

“10 tahun” jawab Magnet.

“Luar biasa, perlu sepuluh tahun” keluh Cosmica.

“Bisa lebih cepat kalau kita meng-upgrade komputer kita ke yang lebih baru dan cepat, kalau perlu import dari planet lain atau galaksi lain” kata Matahari.

“Ya ada potensi itu, tinggal kau bilang sama Ayahmu untuk budget -nya…” jawab Magnet.

“Di-copy Magnet” kata Matahari.

*

BAK
BIK
BUK
BLETAK!
BRUAAAGH!

Seorang alien besar berwarna hijau terpental, menabrak dinding dan meruntuhkannya, dan tetap menembus  empat dinding setelahnya.

Kemudian alien besar berwarna hijau tersebut bangun dan berlari ke arah seseorang wanita berpakaian serba abu-abu dan menyerangnya.

Hantaman tangan alien hijau besar hampir mengenai wanita tersebut.
BLETAK

ARRRGH

Mendadak tangannya kesakitan karena dari atas mendadak jatuh besi besar bangunan yang sedang renovasi mengenai tangannya dan hampir mengenai wanita tersebut tetapi tidak kena.

“Hentikan Buto Ijo!” teriak wanita tersebut.

Tapi alien yang disebut Buto Ijo tetap menghantam lagi, kali ini mendadak ada mobil nyelonong masuk menghantam Buto Ijo.

Buto Ijo terlempar dan mobil tersebut mengenainya. Pengemudinya tidak apa-apa, pengemudinya seorang pria dan segera keluar dari mobil tersebut.

Wanita yang akan dihantam oleh Buto Ijo itu menolong pria tersebut keluar dari mobil tersebut.

“Kau tidak apa-apa?” tanya wanita tersebut.

“Untunglah tidak apa-apa, gak tau mengapa mendadak mobil tidak dapat aku kontrol dan nyelonong mengenai alien itu” jawab pria tersebut.

“Kuharap kau punya asuransi Pak untuk mobilmu” wanita tersebut berkata.

“Oh iya ada, jangan kuatir, akan diganti oleh asuransiku mobilnya, kemungkinan  mobil baru, mobil itu rusak parah sepertinya” jawab pria tersebut.

“AAAAAAARGH” Buto Ijo bangkit, kemudian mengangkat dan melemparkan mobil itu ke atas dengan sangat kuat karena kesalnya.

Wanita dan pria itu mundur menjauh. Buto Ijo mendekati wanita tersebut dengan mata merah.

Lalu dengan cepat berlari ke arah wanita tersebut sembari mempersiapkan hantaman terkuatnya dengan ancang-ancang tangan yang kebelakang siap dihantamkan.

BRUAAAAAAAKH!

Mobil yang tadi dilemparkan olehnya ke atas kini kembali ke bawah dan mengenainya.

Buto Ijo terjengkang pingsan, tertimpa mobil yang dilemparkannya sendiri.

“Oh kasihan!” kata pria pengendara mobil yang menabraknya tadi.

“Kalau perlu saksi untuk asuransi mobilmu, kontak saya Pak, nama saya Shrika” wanita tersebut memberikan tawaran bantuan.

“Terima kasih Shrika, baik, saya foto ya, agar terdeteksi wajah dan profilenya secara online” kata pria tersebut.

“Baik Pak” jawab Shrika.

CREK!

“Nah tuh udah terdeteksi wajah dan namanya muncul, ya benar Shrika
Tamara, eh banyak bener follower-nya” puji pria tersebut.

“Oh ya, nama saya Clark Djaelani” kata pria tersebut.

“Senang berkenalan dengan Anda Pak Clark” Shrika membalas jabatan tangan Clark.

*

“ARRRGH”

“Di mana aku?” tanya alien dengan nama Buto Ijo tersebut.

“Kau ada di rumah sakit, diantar oleh wanita yang bernama Shrika” jawab wanita perawat yang menjaganya.

“Ah…” Buto Ijo terduduk di tempat tidur.

KRAAAAKH
BRUKH

Tempat tidurnya patah dan rusak karena tekanan tubuh Buto Ijo yang kuat, dan Buto Ijo jatuh terduduk bersama patahnya tempat tidur tersebut.

*

BLAAAAAAAR

Suatu ruangan rusak terhantam sinar perusak.

Sekelompok alien berpakaian merah meluruk masuk ke tempat tersebut. Kemudian dengan cepat mereka mengecilkan semua barang yang ada di sana, memasukkannya ke dalam kontainer kecil.

Kemudian setelah barang-barang yang berharga habis, mereka segera keluar area tersebut.

NGIUNG
NGIUUUUNG
NGIUUUUUUNG

Bunyi sirene tanda tidak aman segera berbunyi.

Para alien berpakaian merah tersebut telah berada di luar. Dengan cepat mereka mengaktifkan alat teleport-nya.

WHOOP

Mereka ter-teleport ke suatu area yang tidak mereka kenal.

“Di mana kita? Kok tidak dikoordinat yang kita maksud” tanya seorang alien berkostum merah-merah tersebut.

“Ha ha ha kau ada di penjara Megacity, selamat datang” kata polisi penjaga.

“Sial, kenapa alat teleport kita tidak berfungsi?” tanya alien lainnya.

“Karena aku” jawab seorang alien lainnya, sembari membuka helm pelindungnya dan bergerak dengan cepat ke luar dari area kurungan spesial.

CLAKH

Pintu tertutup.

“Kau! Matahari!” teriak alien tersebut.

“Ya dan temanmu cukup ceroboh sebelum beraksi ke toilet terlebih dulu” kata Matahari.

“Rencana kalian sudah terendus sejak lama, apalagi kau pemimpinnya merupakan klien dari Genetix, kau menggunakan kekuatan rekayasa genetik yang kami berikan untuk mencuri dan merampok barang-barang seni dan lainnya yang mahal” kata Matahari sembari mendekati alien yang dimaksud.

“Aku membelinya, kalian tidak memberikan aku kekuatan rekayasa genetik, aku membelinyaaaa” teriak alien tersebut.

“Terserah aku menggunakan kekuatan yang telah aku beli untuk apa! Dasar munafik!” teriak alien tersebut.

Matahari tidak peduli, dan berjalan ke luar ruangan tersebut. Di belakang Matahari tampak dari jauh para alien tersebut memukul dan menendang-nendang area kurungan dengan pelindung plasma dan penetral kekuatan rekayasa genetik dan kekuatan mutan.

*

“Ini budget-nya” kata Cosmica.

“Kuharap ayahmu mau mengeluarkan uangnya setelah dia banyak kehilangan duit karena Gerhana” tambah Cosmica.

“Ah lumayanlah kita nambah-nambah dana karena tangkapan tadi sore” kata Matahari.

“Whuoow ternyata harga komputernya lumayan mahal ya!” Matahari terbelalak.

“Itu sudah paling murah, studi banding harga dari berbagai planet dan galaksi yang ada, plus frekuensi lainnya” jawab Magnet.

“Aku rasa Ayahku tidak akan setuju, ini menguras uangnya hampir ke titik nol!” kata Matahari.

“Solusi lainnya?” kata Matahari melanjutkan dengan tampak putus asa.

“Ada solusi, bawa aja komputer ini ke masa sepuluh tahun yang lalu oleh Timox untuk ditempatkan di ruangan ini, kita jadi punya dua unit komputer dan hitungan melacak Gerhana juga selesai saat ini juga” kata Cosmica.

“Cosmica kau genius, mana Timox?” tanya Matahari.

“Dia tadi makan siang bersama Adiyus” kata Magnet.


*

“Ceritakan padaku tentang Komodo di masa lalu semasa kau hidup dengannya Adiyus” tanya Timox.

“Dia orang hebat, aku tidak tahu kalau dia Komodo karena dia jadi bosku di perusahaan penerbitan miliknya, dia membeli penerbitan bernama an1mage, penerbitan online di masa itu, sepak terjangnya luar biasa” kata Adiyus.

“Dan tahukah kau? Salah satu musuh bebuyutannya adalah Mr. G, sama seperti kalian di masa kini” Adiyus menjelaskan.

“Mr. G, bukankah dia musuhmu juga?” kata Timox.

“He he he iya musuh kita bersama, entah sebenarnya berapa lama usianya dia?” kata Adiyus.

“Menurut mitos sih, bahkan sebelum bulan berada di Bumi di masa lalu, kau tahu bulan yang mengelilingi Bumi saat ini sebenarnya usianya lebih tua dari Bumi, ada potensi bulan dari tata surya lain, atau dari galaksi lain…” jelas Adiyus.

“Hm… ada potensi dari frekuensi lain juga” kata Timox.

Adiyus mengangkat gelasnya ke arah Timox mengiyakan dengan isyarat.

“Jadi usia Mr. G misteri ya? Ada potensi apakah dia alien?” tanya Adiyus.

“Aku penjelajah waktu, aku perlu mencari tahu siapa sebenarnya Mr. G ini?” kata Timox.

Mendadak hologram muncul di depan mereka.

“Timox segera ke Kantor Pusat, kami perlu bantuanmu” kata Magnet.

“Baik Magnet, aku segera ke sana” kata Timox.

*

SWOOOSH

Dua orang muncul di suatu planet.

Beep beep beep

“Tidak terdeteksi kehidupan cerdas, masih berupa lumut dan ganggang saja” komputer gadget di tangan Gerhana menjelaskan.
“Sejauh ini hanya lumut dan ganggang?” kata Awewe.

“Komputer, deteksi mahluk cerdas dalam tahapan awal di sekitar tata surya galaksi ini” perintah Gerhana.

“Scanning…” kata komputer.

“Scanning selesai, koordinat X: 2.674.948  Koordinat Y: 12.675.658  Koordinat Z: 89.655.987 terdeteksi evolusi kecerdasan awal, mahluk serangga besar yang cerdas, planet dengan 5% H20, 85% O2” kata komputer.

“Hm… planet padang rumput, tak heran mahluk cerdasnya serangga…” kata Gerhana.

“Baiklah, apa kau siap jadi ratu di sana sayang?” tanya Gerhana kepada Awewe.

“Siap” kata Awewe.

SWOOSH. Keduanya berpindah ke koordinat tersebut.

 *

GLAAAAAR

Satu planet hancur.

“Kuperingatkan agar kalian menyerahkan seorang mindporter di planet kalian yang bernama Frunen!, kalau tidak planet kalian akan hancur seperti planet terluar di tata surya ini” teriak orang berambut ala potongan jamur dengan pakaian serba putih bertuliskan simbol G dalam bentuk segitiga, dia sedang mengambang di langit.

“Tidak ada yang bernama Frunen di sini!” teriak seseorang.

“Siapa kau?” tanya orang berambut jamur.

“Aku Bebag, perwakilan persatuan negara-negara di planet ini, Planet Gacneb” kata Bebag.


Bersambung....


Cerbung ini ada di majalah AN1MAGINE Volume 3 Nomor 2 Februari 2018 eMagazine Art and Science yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa


“Menerbitkan buku, komik, novel, buku teks atau 
buku ajar, riset atau penelitian di jurnal? An1mage jawabnya”

AN1MAGINE BY AN1MAGE: Enlightening Open Mind Generations
AN1MAGE: Inspiring Creation Mind Enlightening 
website an1mage.net www.an1mage.org

Comments

Popular Posts

PARTNERS

Contact Form

Name

Email *

Message *