KOMODO: External Instant Evolution di An1magine Volume 3 Nomor 8 Agustus 2018


KEKACAUAN
M.S. Gumelar


“Planet seperti Matahari?” tanya Bintang kepada Genruo,”Bukankah Matahari itu bintang bukan planet?” mata Bintang melirik ke arah Genruo yang sedang menikmati, menyantap nasi di Warung Kapau Padang di Manggar, Pulau Belitung.

Genruo tidak menjawab, tetapi menyuapi dirinya dan menelan beberapa makanan terlebih dulu, minum kemudian menjawab,”Benar, matahari dapat disebut bintang bagi mahluk yang tidak tinggal di dalamnya, tapi bagaimana kalau kamu lahir di sana? Apakah Matahari itu bintang atau planet?”

“Hm hanya masalah persepsi ya?” Bintang berkernyit. Matanya melihat sepotong ayam di piring yang sepertinya bagiannya, tinggal satu, lalu mengambil bumbunya.”Ayam pop ya, namanya? Enak banget.”

Genruo mengangguk ke arah Bintang, lalu wajahnya bergerak mencari pelayan,”Tambahkan es jeruk peras satu lagi ya”. Kepada pelayan.

“Lumayan melelahkan juga duduk di atas motor jet, tapi kecepatannya luar biasa 150an km per jam bahkan lebih kalau ngebut, sama seperti pesawat kecil, bisa cepat karena di udara, kalau di darat bakal lambat, karena gesekan dengan jalanan.”

“Gesekan juga terjadi di udara, tetapi lebih ringan, beda dengan konsep teleport, berpindah tempat dengan membuat terobosan berupa ruang sementara, ruang peralihan, ruang saku atau lebih kerennya disebut dengan pocket space.” 

“Pocket space, dapat terbentuk secara alami di Bumi, dan di mana pun. Pocket space yang terbentuk alami dapat muncul secara random, ada beberapa orang yang beruntung atau sial, masuk secara tidak sengaja ke area pocket space, lalu terlempar, teleport lintas ruang, lintas waktu, dan muncul di masa lalu, masa depan di Bumi yang sama atau di planet lainnya, bahkan di galaksi lainnya,” jelas Genruo. 

“Ah kau ahlinya dalam teleport,” puji Bintang.

“Ada yang lebih ahli, Timox,” Genruo tersenyum,”Perut sudah mulai penuh, kita langsung berangkat atau istirahat dulu?”

“Istirahat, aku ngantuk,” jawab Bintang.

*

“Selamat datang, manusia dari Bumi di pesawat kami, Blkay,” kata seseorang yang bertubuh energi ion.

“Namaku Ksaye, kapten pesawat ini, saya dari planet yang kau sebut Uranus,” sambut Ksaye yang tampak ramah dengan berusaha mewujud menjadi seperti manusia.

“Terima kasih, namaku Xiao Xing, dari Shanghai, People Republic of China, Bumi,” jawabnya. 
“Pesawat yang megah, apakah tubuh ion kalian memerlukan pesawat untuk menjelajah angkasa luar?” tanya Xiao.

“Kau genius, iya, kami yang bertubuh ion tidak memerlukannya, tapi pesawat ini bukan milik kami yang bertubuh ion, pesawat ini buatan dari halja, dari Matahari pusat tata surya kalian,” jelas Ksaye.
“Halja?” tanya Xiao.

“Aku halja, kamu manusia,” seseorang dengan bertubuh seperti manusia batu yang panas berpijar maju ke depan Xiao.

“Halja? Nama orang atau nama species?” Xiao lebih detil bertanya.

“Species, namaku Nrkaru,” jawab manusia species halja tersebut.

“Halo, Aku Xiao, manusia, senang berkenalan dengan Nrkaru, halja,” jawab Xiao.

“Tidak kukira, ternyata Matahari ada mahluk hidupnya?” Wajah Xiao tampak takjub.

*

Abad ke-8, Kerajaan Bedulu, Bali. Pusat Kota Pejeng. Sri Kesari Warmadewa duduk di singgasana dan mendengarkan dengan gelisah.

“Pangeran entah menghilang ke mana Paduka Raja, kami telah mencarinya ke mana-mana di dalam taman istana yang biasa dia bermain, abdi dalem mengatakan Pangeran Mekambika menghilang begitu saja saat berada di taman tersebut,” jelas kepala pengawal istana.

“Apakah tidak ada saksi terakhir yang melihatnya? Bukankah dia selalu bersama Agni?” tanya Raja Sri Kesari Warmadewa.

“Iya, paduka, dan hamba membawa Agni ke hadapan paduka, hamba sudah mendengarkan ceritanya, hamba tidak percaya dengan kejadian ini, tetapi hamba merasakan kejujurannya, hamba persilakan Paduka mendengarkan langsung kesaksian dari Agni,” jelas kepala pengawal istana tersebut. Kepala Pengawal istana memberikan tanda.

Dengan beringsut maju ke hadapan raja, Agni tampak gemetaran. “Hamba Agni, Paduka,” Agni memperkenalkan diri, bukan karena raja tidak mengenalnya, tetapi hal tersebut bagian dari sopan santun di masa itu.

“Baik, Agni, ceritakan dengan sejujurnya, apa yang telah terjadi?” mata raja menatap tajam ke arahnya, mencari kejujuran yang diharapkan.

“Hamba Paduka, Pangeran Mekambika memang sedang bermain di taman saat itu bersama hamba, Rajendra, Kinta, dan Mayes,” Agni mulai bercerita.

“Kami bermain kejar-kejaran, awalnya di dalam ruang bermain istana, tetapi Pangeran berlari ke area dapur, kami mengikuti sembari berkejaran, kemudian ke arah taman dalam istana …,” mata Agni tampak mulai berkaca-kaca, ada air mata yang dicoba untuk ditahan.

“..., lalu saat di taman dalam istana, kami masih berkejaran sembari tertawa, namun saat Pangeran berlari mendekati dua pohon jambu yang besar, Pangeran mendadak perlahan-lahan menghilang sembari tetap berlari, hamba takut untuk terus maju mengikuti, hamba berhenti mengejar …,” kata Agni dan air matanya meleleh.

“..., saat itu hamba memanggil Pangeran dengan suara nyaring, senyaring-nyaringnya, dan sekuat-kuatnya …, hamba berhasil membuat Pangeran menoleh ke arah hamba, tapi terlambat, mendadak semua bagian tubuh pangeran menghilang …,” lalu Agni menangis terisak.

Raja Sri Kesari Warmadewa tercenung, belum pernah hal seperti itu terjadi sebelumnya, anaknya yang kedua, masih berusia 5 tahunan, ini cobaan atau memang kehendak dewa?

*

Di suatu tempat, Pangeran Mekambika menangis sesenggukan. Tangannya berada di rerumputan, dan kepalanya menghadap ke bawah, tertelungkup. Setelah beberapa lama dia berhenti, saat seseorang memegang pundaknya.

Pangeran menatap wajah dua orang yang ada di hadapannya, dua orang yang tampak berbeda kulitnya, kulitnya tampak berwarna pink, berambut jingga, dan bermata biru, berbeda dengan dirinya.

Satu orang sepertinya seorang perempuan berusia sekitar 25 tahunan, dan seorang pria berusia 40 tahunan. Si perempuan menyodorkan sejenis makanan kepadanya.

Pangeran Mekambika mengambil dan mengunyahnya. Makanan ini begitu ringan dan sepertinya rapuh saat dimakan.

Dua orang tersebut tersenyum, kemudian tangan si perempuan menyentuh pundak Pangeran Mekambika. Pangeran Mekambika  tangisnya telah berhenti total. Saat si pria mengulurkan tangannya kepada Pangeran Mekambika, Pangeran menerimanya.

“Arrrgh!”

Tapi mendadak si pria kesakitan saat genggaman tangan Pangeran Mekambika  dirasa terlalu kuat, padahal Pangeran Mekambika  merasa memegang biasa saja seperti yang biasa dilakukannya di Bali.   
Pangeran Mekambika melepaskan genggamannya. Pria tersebut mundur, dan melihat ke arah si perempuan. Si perempuan berkata,”Dia kuat?”

Si pria mengangguk, dan kemudian berkata,”Sepertinya dia bukan dari sini, kita harus membawa dan menelitinya,” jawab si pria.

“Baik, tapi pastikan dia kita adopsi, dan didik, agar menjadi orang yang baik kepada sesama,” ucap si perempuan.

Si pria mengangguk, kemudian dengan perlahan mengulurkan tangannya lagi ke arah Pangeran Mekambika. Kali ini Pangeran Mekambika  lebih berhati-hati dan menyambut uluran tangan tersebut.

Si pria dan wanita tersenyum, lalu berjalan beriringan ke suatu arah, saat di depan Pangeran Mekambika  ada sebongkah batu bulat seperti bola yang menghalangi jalannya. Pangeran Mekambika dengan iseng menendang batu tersebut, batu tersebut hancur terkena tendangan dan beberapa serpihan yang terlihat lumayan besar melesat ke angkasa luar.
Dua orang tersebut bengong dengan kejadian tersebut.

*

ZAP

Tim Prof. Habibie muncul di ruang tamu, Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.

Beberapa pasukan keamanan langsung bergerak menodongkan senjata ke arah mereka.

“WOOOKH!”

Prof. Habibie muntah. Semua mata tertuju padanya. Karbin memecah kesunyian,”Saya Karbin, wakil dari Indonesia untuk PBB dalam krisis global karena evolusi spontan!”

“Baik, kami perlukan surat-surat dan identitas kalian, setelah itu, tunggu info dari kami selanjutnya,” kata seseorang mendekati mereka, kemudian tangannya memberikan aba-aba agar todongan senjata dihentikan.

Secara serentak todongan senjata ke arah mereka dihentikan, lalu beberapa orang berlari ke arah mereka dan berjabat tangan, ada yang segera memberikan pertolongan kepada Prof. Habibie, dan beberapa petugas kebersihan mulai membersihkan lantai.

*

“Kudengar pacarmu ada di sini,” kata Ratu Q-del.

“Maksudmu Rangga?” tanya Maung Geulis.

Ratu Q-del tersenyum.

*

Gaza Strip seseorang yang menyebut dirinya Warrior of the God meluluhlantakkan area pemukiman penduduk yang tidak bersalah di area tersebut.

Beberapa pejuang super lainnya yang berusaha melawannya telah banyak yang tewas dan berjatuhan karena tidak mampu menandingi kekuatan evolusinya yang sangat cepat dibandingkan dengan lainnya, sepertinya kesesuaian dengan gen atau DNA tubuhnya memiliki persentase yang tinggi dibandingkan dengan lainnya.

Tayangan berita di TV, streaming internet, di suatu kedai makanan di Timor Leste. “…, disaksikan oleh banyak penduduk di Bumi, beberapa orang super yang terpanggil karena sama-sama memiliki kepercayaan yang sama mulai berdatangan dari penjuru dunia, pro dan kontra terjadi,” kata pembawa acara.

“Apa pendapat Anda mengenai hal ini,  Prof. Aurélio?” tanya pembawa acara.

“Menyedihkan, kekuatan evolusi spontan yang didapatkan jelas-jelas keilmuan secara biologi, bukan dari tuhan yang berbeda-beda agama tersebut, tetapi banyak yang berpikir bahwa kekuatan itu evolusi atau bukan, merupakan anugrah untuk digunakan dalam membela agamanya, intinya begini …,”

“..., saat seseorang memiliki modal kekuatan apa pun, tidak hanya kekuatan super untuk saat ini, seperti teknologi canggih misalnya, maka seakan ada panggilan mengatasnamakan dirinya untuk membantu sesama agamanya, dan orang yang beragama lain hanya sampah, bukan manusia, dan tidak layak hidup …,”

“..., bahkan di beberapa pemahaman agama mereka pasti ada potensi pemikiran bahwa sebaik-baiknya orang dari agama lain, pasti masuk neraka atau sejenisnya, sedangkan sejahat-jahatnya orang kalau masih dalam satu agamanya, pasti masuk surga atau sejenisnya …,”

“..., pemikiran itulah yang membuat kita manusia, selalu terpecah belah …, pemikiran mahluk primitive…,” jelas Prof. Aurélio.

“Maaf, Prof…, bukankah organisme renik itu membuat evolusi spontan, apakah otak dan cara berpikit juga tidak secara otomatis ikut?” tanya pembawa acara tersebut.

“Saya khawatir, sayangnya tidak, evolusi tubuh, tidak sama dengan evolusi pikiran,” jelas Prof. Aurélio.

*

“Warrior of the God, Hentikan!” teriak seorang anak perempuan berusia 15 tahun yang berlinang air mata. Di tengah reruntuhan dan bau anyir darah orang-orang yang tewas akibat ulah Warrior of the God.

“Hentikan? Apakah bangsamu dengan kepercayaanmu menghentikan perbuatan biadabnya kepada kami?” tanya Warrior of the God kepada anak perempuan itu.

“Tidak bukan, kalian tetap saja membombardir kami dengan roket-roket jarak jauh kalian ke tempat kami!” teriak Warrior of the God.

“Tidak kalian lihat, anak-anak, bapak, dan ibu mereka tewas terkena roket-roket terkutuk kalian!” Warrior of the God berteriak.

“Aku saksi yang tinggal di sini, setiap menjelang hari raya, kalian membuat ulah, dengan menyerang kami terlebih dahulu atas nama agama dan tuhan kalian,  menggunakan roket jarak jauh, aku telah kehilangan orangtua, saudara, dan teman-teman, tapi aku tidak dendam, ini hanya masalah kesalahpahaman …,” jelas gadis itu.

“Saat kami menyerang balik, media yang pro ke kalian, meliput dan memberitakan kalian dianiaya, dan informasi bahwa kalian yang menyerang kami terlebih dahulu menjadi sirna, semua ini hanya permainan, permainan dari orang-orang yang berkepentingan di dalamnya!” jelas gadis tersebut.

“Kepentingan apa? Kau pikir kami memiliki kepentingan?!” tanya Warrior of the God berang.

“Aku tidak tahu, aku dan kau hanyalah pion yang layak untuk dikorbankan untuk kepentingan yang lebih besar!” jawab gadis tersebut.

“Pion! Aku kini pejuang tuhan, Warrior of the God!, aku bukan pion!” kata Warrior of the God.

“Di tanganku nasib kalian, para penghina tuhan!” Warrior of the God berkata keras.

“Kau pikir kau adalah wakil tuhan? Dan ajaran kami adalah salah? Lalu mengapa tuhan memerlukanmu. Dia Mahakuasa, tidak perlu bantuan manusia, kenapa tuhan tidak turun sendiri untuk menjelaskan kekeliruan kami?” jelas gadis tersebut.

“Kau …, kau bodoh, mana bisa tuhan datang ke Bumi?” jawab Warrior of the God.

“Kau yang bodoh, katanya Tuhan Mahakuasa, tidak ada yang tidak mungkin? Kenapa tidak bisa ke Bumi?” tanya gadis itu berani tetapi air matanya tetap terurai berjatuhan.

“HAAAAAAAARGH!” Warrior of the God mengeluarkan kekuatannya.

BLAAAAAAAAAR

Ledakan energi kuat menerpa gadis itu, dan terus menyapu area yang berbau anyir dan mayat-mayat bergelimpangan karena ulahnya, kini mendadak hangus dan beberapa area melebur menjadi debu, terkena kekuatannya, dan tertiup angin.

“Kau!” Warrior of the God terkesiap, ternyata gadis tersebut tidak hancur dan masih berdiri di sana, di area yang kini tersapu bersih menjadi abu karena kekuatan Warrior of the God.

“Aku tidak memiliki kekuatan penghancur sepertimu, tetapi aku punya kekuatan healing yang super kuat, kau tidak akan mampu mengalahkanku Warrior of the God!” teriak gadis tersebut.

“Kau salah dan jahat!” teriak gadis itu lagi.

“Coba kau pikir, ini hanyalah masalah evolusi ataukah masalah agama? Kalau masalah agama, kenapa kau tidak mampu menghancurkanku?” tanya gadis itu dengan suara serak.

“Tahu apa kau tentang cara berpikir dan pemahaman agama kami?” Warrior of the God mengejek.
“Aku tidak tahu, oleh karena itu, lihatlah cara berpikirku,” kata gadis itu.

“Cara berpikir apa? Kau masih anak-anak, dan tidak tahu apa itu ilusi, kau percaya tidak ada tuhan? Kalian menolak utusan tuhan, nabi-nabi, dan rosul sebelumnya, kalian melawan tuhan, tuhan itu ada, dan ilusi pemahaman kalian bahwa tuhan itu tidak ada, kalian bangsa Israel harus dihancurkan!” teriak Warrior of the God.

“Apakah tuhanmu demikian marah dengan kami bangsa Israel? Dan apakah kau yakin tuhanmu itu bukan ilusi? Kenapa tuhanmu marah? Katanya tuhanmu maha pemaaf? Lalu kenapa kami tidak dimaafkan?” tanya gadis itu.

“Lalu kenapa harus mengutus nabi, rasul, dan sekarang kamu mengaku dirimu sebagai Warrior of the God, membantai kami dengan alasan yang sama?” tanya gadis itu.

“DIAAAAAAAM!” Warrior of the God berteriak lalu dengan cepat memukul ke arah gadis itu.

BAMP!
BAMP!
BAMP!
BAMP!

Gadis itu diam saja, hantaman  Warrior of the God tidak mampu menembusnya, hantaman itu bertubi-tubi dilakukannya, ada medan energi pelindung yang sangat kuat yang dimiliki oleh hadis itu, ternyata tidak hanya kekuatan healing saja yang dimilikinya, tetapi juga kekuatan perisai pelindung, perisai energi yang memiliki kualitas prima juga dimilikinya.

“SIAAAL!” Warrior of the God kemudian melesat meninggalkan area Gaza Strip, meninggalkan gadis itu sendiri, dan meluruk ke arah bagian negara Israel lainnya dan mulai melakukan pembantaian lagi kepada warga negara di sana yang dianggap berdosa menurut pemikiran agamanya di area yang dilaluinya.

Gadis yang ditinggalkan itu terpana melihat ulah Warrior of the God, teriakan kesakitan dan erangan korban Warrior of the God di sepanjang area terbang yang dilaluinya, terdengar dikejauhan. Gadis itu kemudian terduduk, menangis, sedih. Tidak mampu menyelamatkan yang lainnya.

*

“Baiklah Bokamoso, perkembangan apa yang telah kita dapat sejauh ini?” tanya Antonio Guterres.

“Sebelum menjelaskan. Telah hadir wakil-wakil dari Indonesia, yaitu Prof. Habibie peneliti awal organisme renik tersebut, serta Rangga, dengan julukan Komodo sebagai pengguna awal organisme renik tersebut, kemudian Karbin, Timox, Adiyus, Diana, Mega,  sedangkan sisanya Anda telah bertemu dan berkenalan dengan mereka sebelumnya,” jelas Bokamoso.

“Baiklah, ini perkembangan terbarunya, beberapa orang-orang super telah membuat pertumpahan darah di Gaza Strip, dan yang paling dikenal adalah Warrior of The God, menjadi musuh bersama karena dalam pemahaman agamanya …, dia merasa menjadi utusan tuhan yang menghakimi …,”

“…, menghakimi orang-orang yang beragama lainnya, hal ini memicu orang-orang super dari negara-negara lainnya yang berlawanan keyakinan meluruk beramai-ramai mendatangi area tersebut dan area tersebut kini menjadi wilayah penghancuran dan perang suci bagi beberapa pengikut agama-agama yang berkepentingan di dalamnya, apa pun  alasannya …,” 

“..., kejadian ini mirip seperti expeditio sacra di masa lalu, kebodohan ini sepertinya terulang kembali,” jelas Bokamoso.

“Hal yang berikutnya, kontak secara resmi dengan alien yang ada di atmosfir Bumi, sepertinya harus dibuat segera, dan diberitakan di seluruh Bumi melalui TV dan internet, hal ini tidak terelakkan, diperlukan satu anggota tim lagi, saya merekomendasikan Michael Salla sebagai ahli exopolitic dari Bumi …,”

“..., dan yang terakhir, mencari jalan untuk menghentikan laju penyebaran organisme renik yang saat ini aktif menyebar, entah karena Rangga? Rangga ada di sini, dan perlu bantuan teman-teman lainnya dalam mencari solusi mencegah hal ini untuk tidak berlanjut atau bahkan membalik prosesnya bila memungkinkan …,” jelas Bokamoso.

“..., untuk sementara ini itu saja terlebih dahulu, dan dalam waktu yang singkat, semua tim akan berfokus pada ketiga masalah tersebut,” jelas Bokamoso.

“Baik, apakah tim lainnya yang berusaha menghentikan laju penyebaran organisme renik kurang anggota tim?” tanya Antonio Guterres.

“Eh sepertinya saya perlu tambahan tim yang ahli microorganism,” jelas Prof. Habibie.

“Sudah ada sembilan orang tambahan anggota tim yang akan membantu Prof. Habibie, serta pastikan Rangga ikut berpartisipasi sebagai voluntir penelitian untuk organisme renik yang ada di tubuhnya saat ini,” jelas Bokamoso.

“Eh tunggu, apakah kita tidak akan terkena lompatan organisme renik dari tubuhnya? Bukankah berbahaya dia berada di sini?” tanya Antonio Guterres khawatir.

“Eh ada potensi menyebar bila gen atau DNA-nya sesuai dengan keperluan organisme renik tersebut, tubuh saya tidak sesuai, jadi walaupun sejak awal saya bersama Rangga, tidak terjadi apa pun pada saya, tapi siapa tahu DNA Anda cocok?” goda Prof. Habibie kepada Antonio Guterres.

“Oh …, eh …, entahlah,” Antonio Guterres meragu. “Teman-teman dari kota Bunian akan sangat membantu dalam proses penemuan antiorganisme renik tersebut,” mata Antonio Guterres melihat ke arah Maung Geulis, Panglima Naga, Panglima Burung, Keling, Kumang, dan Ratu Q-del.

”Rapat ini dibubarkan, silakan bekerja sesuai tugas masing-masing, terima kasih Bokamoso, infokan untuk rapat lagi bila diperlukan,” jelas Antonio Guterres.

“Baik Pak Sekjen,” jawab Bokamoso.

*

“Ah tidak kukira kita bertemu lagi di sini Maung Geulis,” bisik Rangga kepada Maung Geulis.

“Ehem …, mulai bisik-bisik …,” Ratu Q-del berkomentar.

“Eh …, oh ya, kenalkan Ratu Q-del, Rangga, Rangga, Ratu Q-del,” Maung Geulis wajahnya memerah.

Rangga bersalaman dengan Ratu Q-del, kemudian Panglima Naga menyusul.

“Panglima Naga.”

“Panglima Burung.”

“Keling,” kata Keling sembari tersenyum tanpa menyalami Rangga.

“Kumang,” kata Kumang dari jauh.

“Eh ya, ini teman-temanku, Mega …,”

“Kami tahu, tadi uda dikenalkan, langsung aja, gimana cara menghentikan penyebaran organisme renik ini?” tanya Kumang dengan wajah serius. 

“Eh baiklah, entahlah, ku harap Prof. Habibie memberikan titik cerah …,” Rangga melihat ke Prof. Habibie.

“Aku juga belum tahu, semoga dengan tambahan sembilan orang genius di bidang ini akan memberikan jawaban yang diperlukan …,” jawab Prof, Habibie.

“Teman-teman, perkenalkan tim tambahan sembilan orang yang ahli dalam microorganisme …,” mendadak Bokamoso masuk ke ruangan dan memperkenalkan dengan tim tambahan lainnya.

*

“Michael Salla?” tanya seseorang kepada Michael Salla yang sedang bersantai di tepi pantai, Kuta, Bali.

“Ya?” Michael Salla menjawab sekaligus bertanya.

“Informasi awal, Anda katanya di Hawaii, setelah kami lacak GPS Anda, ternyata di Bali,” jelas orang berbaju hitam-hitam, dengan kacamata hitam.

“Kami dari PBB, memerlukan bantuan Bapak untuk masalah Exopolitics,” orang tersebut memperkenalkan dirinya, sembari melepaskan kaca mata hitamnya.

“Ah …, sepertinya sudah waktunya bukan?” Michael Salla tersenyum.

*

“Area Gaza Strip dinyatakan dilarang untuk dikunjungi, karena peperangan hebat antar manusia super terjadi di sana, pembantaian paling banyak dilakukan oleh Warrior of the God, dan tidak ada yang mampu menghentikannya …,”

“..., kekuatan supernya melebihi kekuatan yang lainnya, apakah dia benar-benar pejuang tuhan? Lalu mengapa membantai orang-orang yang tidak bersalah?” kata seorang wartawan yang menyiarkan secara langsung dari kejauhan.

“Tampak di kejauhan, peperangan berlangsung sengit, sepertinya tidak ada yang mampu menghentikan Warrior of the God dalam pembantaian terhadap pengikut agama dan kepercayaan lainnya di area tersebut …,”

“..., dia tampaknya ingin mengakhirinya dengan cepat dan dengan kekerasan, pembunuhan yang dibenarkan dalam versi pemikiran agamanya?” lanjut wartawan tersebut.

WUUUUSH

“Whoooo baru saja salah satu orang berkekuatan super dan mampu terbang mengarah ke area pertempuran antarmanusia super,” jelas wartawan tersebut.

“Seperti yang pemirsa ketahui, banyak orang yang memiliki kemampuan super dan mampu terbang, teleport, dan atau berlari super cepat berjuang di area ini untuk memperjuangkan kepercayaannya masing-masing,”

“Tetapi ada juga yang ke angkasa luar untuk mencari kebenaran lain, apakah Bumi memang bulat? Ataukah memecahkan teori konspirasi, bahwa ada alien di angkasa luar sana, pesawat mereka mengambang, dan selama ini kita, manusia Bumi tidak diberitahu kebenaran ini, bahwa kita tidak sendiri?” katanya menambahkan.

BUUUUUUUUUUM

Wartawan tersebut terlempar karena hentakan super tersebut. Kamera mendadak off, siaran menjadi kosong.

Ledakan dengan kekuatan hebat dan tanah berguncang hebat, terjadi gempa lokal karena pertarungan manusia super.

*

“Maung Bodas, bagaimana perkembangan terakhir di Labuan Bajo, sepertinya banyak orang berkekuatan super di sana yang melakukan kejahatan,” tanya Selo Adimulyo.

“Benar Selo, distribusi makanan terhambat, karena banyak alat angkutan yang rusak, dan tidak hanya di sana, juga terjadi di beberapa kota dan wilayah lainnya, tetapi yang paling parah memang kota asal Rangga,” jelas Maung Bodas.

“Aku merasa malu dengan hal ini pada rakyatku, sistem yang aku benahi menjadi tidak berguna dan lumpuh,” Selo Adimulyo bersedih.

“Mengingatkanku pada masa lalu …,” kenang Selo.

“Masa lalu yang mana? Kau memiliki banyak masa lalu, Zeus!” Maung Bodas berkata dengan penekanan.

“Ah …, kau sudah tahu,” Selo tetap melihat ke arah jendela luar istana.

“Solusi apa yang kau gunakan, di masa lalu, di mana semua dewa bertarung?” tanya Maung Bodas.

“Aku banyak melakukan kesalahan, bahkan mencoba menghentikan Atheos, atau Hades. Atheos berusaha menyadarkan manusia yang memuja dewa-dewa agar tidak menyembah dan memuja-muja lagi, karena kami yang memiliki kekuatan super juga sebenarnya manusia …,” jelas Selo.

“Yang tahu solusinya hanya Atheos, tapi sejak pertarungan kami yang terakhir, dia memutuskan untuk tidak melayani aku untuk bertarung, dan dia sembunyi entah ke mana …,” lanjut Selo.

“Siapa yang selalu memulai pertarungan?”

“Aku, aku di masa itu adalah orang yang bodoh, angkuh, dan berpikir memang selayaknya mahluk yang memiliki kekuatan super untuk dipuja, disembah sebagai dewa, sebagai tuhan,” Selo menundukkan kepala.

“Kemudian aku berkelana, dan bertemu teman-teman di Nusantara ini di masa lalu, bahkan bertemu denganmu, dan kau mengenalku sebagai Ki Ageng Selo,” Selo semakin menundukkan kepala.

“Tidak ada yang dapat kubanggakan dalam hidupku, oleh karena itu, untuk menebus kesalahanku, aku berpikir untuk mengabdi dan memberikan pemikiran terbaik untuk Indonesia, area nusantara di masa lalu, kini merupakan negeri yang selama ini paling lama aku tinggali,” jelas Selo kemudian mengangkat wajahnya tegak lagi dengan air mata berlinang.

“Tahukah kau, mengapa di masa lalu manusia berevolusi demikian cepat dan memiliki kekuatan super?” tanya Maung Bodas.

“Rotasi, rotasi Bumi di masa itu sangat cepat, sehingga menghitung usia juga karena perputarannya cepat, usianya mencapai ratusan tahun, tetapi evolusi dengan cepat, tidak sejajar dengan cara berpikir yang bijak, yang ada hanya ketamakan dan kerakusan dalam mencapai kekuasaan dalam ragam bentuk” jelas Selo.

“Kemudian ada mahluk dari planet dan galaksi lain datang karena ingin menghentikan peperangan menyedihkan yang terjadi pada para manusia yang memiliki kekuatan super di masa lalu, di masa dewa-dewa dulu, dengan membuat bulan, dan rotasi Bumi pun melambat, dan aku pun pernah bertarung dengan mahluk penghuni Kota Bunian yang membuat Bulan,” Selo menambahkan.

“Mengapa Atheos bisa bijak? Lalu kenapa namanya menjadi Hades? Dewa kegelapan?” tanya Maung Bodas.

“Atheos bukanlah nama aslinya, Atheos artinya bukan tuhan, lawan dari theos artinya tuhan, nama aslinya, aku sendiri tidak pernah tahu, dia seorang wanita, dengan kekuatan yang luar biasa, healing, perisai energi super, teleport, penumbuh tanaman, mampu menciptakan makanan dan materi lainnya sesuai keperluan dari ion dan atom di udara dan lingkungan sekitarnya,” Selo menjelaskan.

“Kami para dewa lainnya merasa terancam karena ulahnya, sehingga kami membalik informasi, kami konstruksi informasi bahwa dia dewa eh dewi yang jahat,” jawab Selo.

“Atheos cerminan kebijaksanaan, pikirannya juga terevolusi dengan baik, tidak hanya tubuhnya saja. Masa lalu dan sikapku yang buruk,” kata Selo menundukkan kepala lagi.

“Suatu kekuatan yang luar biasa, kekuatan penyembuh, pelindung, dan pembuat makanan dan materi lainnya, kekuatan yang sangat langka,” kata Maung Bodas.

“Tunggu, apakah di zaman ini ada yang memiliki kekuatan seperti itu?” tanya Selo.

“Setahuku Adiyus yang bergabung dengan kita dan sedang ke PBB dalam tim Prof, Habibie memiliki kekuatan healing, entah kekuatan lainnya, aku tidak tahu,” jawab Maung Bodas.

“Adiyus? Mengingatkanku seperti nama Atheos di masa lalu?” Selo bergumam.

”Carilah yang lainnya, apakah ada yang memiliki kekuatan healing, kekuatan energi pelindung, kekuatan membuat makanan dari ion dan atom sekitar, orang seperti itu kita perlukan, dan tempatkan di area yang terjadi kekacauan akibat distribusi rantai makanan tidak berjalan!” Selo mendadak gembira dan sekaligus memerintah.

“Baik, laksanakan!” jawab Maung Bodas gembira.

*

“Bagi teman-teman super yang memiliki kekuatan healing, kekuatan perisai energi pelindung, kekuatan membuat makanan dan materi lainnya dari ion dan atom sekitarnya, segera kontak kepolisian masing-masing daerah, kami memerlukan kalian, kami pemerintah, negara ini memerlukan bantuanmu, viralkan video ini ke teman-teman super lainnya,” kata Maung Bodas yang ada di smartphone milik salah satu orang super yang sedang memberikan makanan  kepada sekumpulan anjing yang kelaparan, makanan yang tercipta begitu saja dari udara, ion dan atom sekitarnya.

“Ayo Shanty, kita ke kepolisian terdekat, mereka perlu kekuatan perisai pelindungmu,” ajak seorang gadis usia 22 tahunan.

“Baik Kak Tary,“ jawab Shanty yang berusia sekitar 16 tahunan.

*

“Whoa whoaaa, terima kasih telah diundang di PBB , tidak mengira akan menggunakan teknologi teleport, teknologi, bukan kekuatan dari manusia super,” kata Michael Salla, kemudian mendadak muntah.

“WHUOOOKH”

Beberapa petugas medis segera berlari ke arah Michael Salla.

“OK, OK, cukup, memang pertama kali, membuat pusing, vertigo, tetapi saya siap,” katanya, sembari berjalan lalu terjatuh ke lantai.

*

“Eh Pak Michael Salla, Anda sudah OK?” tanya seseorang yang mengarahkan senter kecil ke matanya.

Michael Salla segera berdiri dan pembaringan.

“Pak Michael Salla, saya Bokamoso, dan ini Pak Sekjen PBB, Antonio Guterres.”

“Oh …, maafkan saya, belum terbiasa teleport,” jawab Michael Salla.

“Eh oh ya? Teknologi itu sudah ada sejak lama, sejak koneksi terjalin dengan spesies dolphin, eh grey,” jelas Bokamoso.

“Aha! Aku benar, bukankah selama ini aku curiga PBB telah menjalin hubungan dengan alien, bahkan NASA juga, pemerintahan Amerika Serikat menyembunyikan hal ini,” tampak wajah Michael Salla gembira dan matanya berbinar.

“Eh ya Anda benar, tapi kami memanggil Anda untuk tugas mulia, yaitu memberitahukan kepada dunia, tentang kontak ini,” kata Antonio Guterres.

“Ah Pak Sekjen, saya merasa terhormat dengan tugas ini, saya sepertinya sudah siap beberapa puluh tahun sebelumnya,” jelas Michael Salla,

“Bagus, kalau begitu,” Bokamoso menimpali.

“Satu pertanyaan, apakah yang menjemputku di Bali dan men-teleport-kanku ke sini adalah Men in Black?” wajahnya serius melihat kepada Bokamoso kemudian ke Antonio Guterres.

*

“Terima kasih dengan telah mendaftar, kami sangat memerlukan bantuan teman-teman yang memiliki kekuatan super untuk healing berada di sana, kemudian yang memiliki kekuatan energi pelindung berada di tengah, dan yang mampu menghasilkan makanan dari ion dan atom di sebelah sana,” kata seorang polisi di area Labuan Bajo.

Kemudian orang-orang tersebut terbagi menjadi tiga, dan mulai antre dengan rapi, menunggu giliran pendaftaran.

“Kekuatan ini seperti para perawat, penjaga, dan pembuat masakan di masa perang, di masa lalu bukan?” komentar seseorang.

Bersambung....


Cerbung ini ada di majalah AN1MAGINE Volume 3 Nomor 8 Agustus 2018 eMagazine Art and Science yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa


“Menerbitkan buku, komik, novel, buku teks atau 
buku ajar, riset atau penelitian di jurnal? An1mage jawabnya”

AN1MAGINE BY AN1MAGE: Enlightening Open Mind Generations
AN1MAGE: Inspiring Creation Mind Enlightening 
website an1mage.net www.an1mage.org

Comments

Popular Posts

PARTNERS

Contact Form

Name

Email *

Message *