MINDPORTING: Jebakan Be Yourself

 


MINDPORTING: 

Jebakan Be Yourself

MS. Gumelar


Jutaan tahun lalu di Bumi.

 

“Atheos, kenapa kau melawan kami, para dewa?”

 

“Dengar Zeus … aku tidak melawanmu, tetapi kau mendatangiku …, kau bukan dewa, bukan tuhan, tuhan tidak ada, hanya mahluk berbentuk manusia yang mengaku dirinya sebagai dewa, tuhan, dan atau sejenisnya,” ucapku mantap.

 

“Aku memiliki kekuatan melebihi manusia, kekuatan listrik, petir!” teriak Zeus.

 

“Sama denganku, aku juga memiliki kekuatan ion dan healing, tapi aku tidak mengklaim diriku adalah tuhan, dewa, kekonyolan macam apa ini? bahkan telah berlangsung ribuan tahun tidak ada yang berani melawan penindasan pada manusia yang telah kita lakukan?” Ujarku.

 

“Tidakkah kau sadar bahwa tuhan yang sesungguhnya telah menyerahkan kekuatannya pada kita, para dewa untuk menuntun manusia yang tidak memiliki kekuatan seperti kita ke jalan kebaikan?” cetus Zeus.

 

“Menuntun kepada kebaikan? Tidakkah kau lihat mereka saling membunuh satu sama lainnya karena memiliki dewa yang berbeda, apakah itu kebaikan?” argumenku.


“Dengan agama dan pengikut yang menyembah dewa, menyembah tuhan, mampu membuat manusia yang baik menjadi jahat, itu menggelapkan, bukan mencerahkan mereka.” Jelasku sembari mulai menyuap mulutku dengan jagung rebus yang telah dipipil.

 

“Tidakkah kau tahu, ada masa saat sebelum kita, para manusia juga ada yang menyembah tuhan yang satu, tetapi mereka juga tetap saling membunuh karena berbeda persepsi?” Jelas Zeus membenarkan dirinya.

 

Ah jangan munafik Atheos, kau juga memiliki  manusia yang menyembahmu,” cerca Zeus melanjutkan.

 

“Tidakkah kau lihat, aku mengusir mereka dan menghancurkan setiap kuil yang mereka bangun untukku, agar mereka tidak menyembahku dan mengatakan pada mereka secara langsung bahwa dewa tidak ada, aku hanya manusia seperti mereka,” aku menjelaskan perbuatanku.

 

“Ya bisa kulihat, dan mereka tetap memujamu, penjelasan bodoh, bagaimana kau menjelaskan bahwa kau manusia tetapi kau memiliki kemampuan kekuatan ion, healing, dan teleport? Penjelasan bodoh dan sia-sia bukan?” ejek Zeus.

 

“Mereka para penyembahmu malah mendukungmu untuk menghancurkan kuil lainnya, dan penyembah dewa lainnya, mereka mengelu-elukanmu sebagai dewanya para dewa, dewa yang paling kuat, Atheos, dewa antidewa, Atheos dewa kegelapan, bahkan mereka memberimu nama baru, mengganti Atheos menjadi Hades,” ejek Zeus berlanjut.

 

“Dan lihatlah telah banyak dewa yang mati di tanganmu, sepertinya para penyembahmu benar, kau dewa antidewa, kini tinggal kita bersembilan, dari para dewa dengan kekuatan paling kuat yang tersisa, sembilan termasuk dirimu, kau juga salah satu yang terkuat,” Zeus melanjutkan kata-katanya.

 

“Dengar Zeus, mereka datang padaku, menantangku, aku tidak memintanya, mereka mengancam hidupku, aku hanya berusaha bertahan hidup, pada saat seperti itu, aturan sudah tidak ada, yang ada hanya berusaha untuk bertahan hidup” jelasku.

 

Ah alasan yang bagus Atheos, wisdom, kebijaksanaan, alasan untuk mengelak dari kenyataan,” ejek Zeus.

 

“Bukan mengelak, kenyataan yang tidak perlu kuelakkan, seperti kau datang ke sini, kau sendiri yang datang dengan permasalahan yang sama seperti manusia dengan kekuatan lainnya yang mengaku dewa,” jelasku.

 

“Harum …, Aroma wewangian dari bunga, itu persembahan dari penyembahmu Atheos,” ucap Zeus melihat ke beberapa orang yang membawa sesajian bunga dan makanan berjalan ke arah Atheos.

 

“Kau adalah Dewa Atheos, Dewa Hades SI DEWA KEGELAPAN” Teriak Zeus. Mendadak suaranya mengeras dengan tekanan kuat.

 

“AKU BUKAN DEWA!” balasan teriakku lebih lantang. Sembari mataku bergerak mengarah ke para penyembahku dan aku menghentakkan tanganku, sesembahan bunga dan makanan jatuh berantantakan terkena tekanan energi ion yang tidak tampak.

 

Khawatir percebatan ini berubah menjadi pertarungan fisik, dengan jentikan jari kuteleportkan para manusia yang sudah berkali-kali kuberi tahu bahwa aku bukan dewa, bukan tuhan. Kupindahkan mereka ke tempat yang jauh, lebih aman.

 

“Di mana kita?” tanya salah satu orang yang diteleportkan ke tempat aman.

 

“Ah kau benar, kau bukan dewa, tapi dewi, Dewi Atheos karena kau perempuan.” Ejek Zeus semakin menjadi.

 

“Kau tahu, sebagai sesama dewa, kekuatan kita setara, jadi aku tidak akan mengalah pada dewa perempuan!” teriak Zeus.

 

“Dengar Zeus, aku tidak akan meladenimu lagi seperti sebelumnya, ini adalah pertemuan kita yang terakhir,” ucapku, kemudian aku teleport ke ruangan gua hyper besar di dalam Bumi, mirip seperti Bumi dipermukaan, kulihat matahari di dalam Bumi masih kuat bersinar memberi tanaman sinar yang cukup untuk triliunan tahun di masa depan, gua ini adalah tempat aku sering merefleksikan diriku tentang kehidupan.

 

“PENGECUUUUUT!” teriak Zeus seorang diri.

 

“Membusuklah di dalam bumi sana untuk selamanya, bangsaaaat!” Napas Zeus terengah-engah.

 

DHAAAAAAAAAAR!


Dari tangan Zeus keluar petir mengarah ke langit.

 

*

 

Beberapa ribu tahun kemudian di masa depan.

 

“TIDAAAAAK!”

 

Zeus melihat dewa-dewa lainnya tewas di tangannya.

 

“Maafkan aku, aku hanya mempertahankan diri,” ucapnya kelu.

 

Tujuh dewa tergeletak tewas dengan tubuh hangus terkena energi listrik.

 

“Apa gunanya kekuatan ini?” tanya Zeus menengadah ke langit. Air matanya mengalir deras. Penuh penyesalan. Terbayang wajah Atheos di benaknya.

 

DHAAAAAAAAAAAAAAR!

 

Tangan Zeus mengarahkan petir listriknya ke langit yang mulai redup merayap ke pergantian malam.

 

*

 

Di luar angkasa. Frekuensi lainnya.

 

“Ada baiknya kita memperlambat laju perputaran Bumi agar manusia yang terevolusi tidak hanya tubuhnya saja, tetapi pikirannya juga,” ucap salah satu alien yang ada.

 

“Setuju, program perlambatan Bumi siap dimulai,” jawab alien satunya.

 

Secara perlahan pesawat bulat yang sangat besar muncul dari jagat raya frekuensi lain ke frekuensi jagat raya manusia, di dekat Planet Bumi.

 

Ooops terlalu dekat, mundur beberapa kilometer lagi,” ucap alien satunya.

 

“Baik, Chronos laksanakan,” jawab alien pemegang kemudi.

 

 

*

 

Zeus melihat sesuatu muncul di langit malam, sesuatu yang tidak ada sebelumnya, benda bulat terang di angkasa, dia mampu merasakan perputaran Bumi melambat.

 

Matanya bergerak liar ke sekelilingnya, tanah berguncang hebat, air laut di kejauhan tampak menggumpal, meninggi, dia tahu akan potensi bencana yang muncul.

 

Segera Zeus bergerak cepat, di kepalanya muncul untuk segera menyelamatkan manusia para penyembahnya.

 

Zeus berlari sangat kencang secepat kilat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan terlihat seperti teleport karena saking cepatnya, menyambar tubuh orang yang dapat diselamatkannya dengan wadah kapal besar dengan tulisan Neo di badan kapal yang diangkatnya, Zeus yang memiliki tenaga dan kecepatan dewa, berlari ke puncak gunung tertinggi di Bumi saat itu, olympus.

 

Mengeluarkan dan menurunkan manusia yang ditolongnya dari Kapal Neo dengan cepat.

 

“Terima kasih Dewa Zeus!” ucap para penyembahnya, yang bukan penyembah tetap mengucapkan terima kasih, ada juga yang tidak berterima kasih karena menyembah dewa selain dirinya, kini Zeus sepertinya tidak peduli lagi.

 

Zeus berlari lagi secepat hentakan petir ke area lainnya, di pikirannya kini yang paling penting menyelamatkan yang lainnya sebisanya. Kini dikepalanya tidak bisa memilih siapa penyembahnya atau bukan, seketemunya manusia, dari ragam ras secara acak, dia ambil dan tempatkan di Olympus.

 

Tidak banyak yang diselamatkannya, tetapi paling tidak sebisa dia, berpikir dengan waktu yang dia bisa, semampunya.

 

Dua anak gadis kecil yang kakinya tersangkut bongkahan batu gempa, orang tuanya tewas terkena batu gempa. Segera Zeus menyelamatkan mereka.

 

Di belakang Zeus air besar tsunami yang sangat besar, menggumpal, mengglobal menerpa permukaan daratan, karena munculnya gaya tarik pesawat besar bulat yang muncul di langit.

 

Zeus berlari cepat berlomba dengan hantaman tsunami yang seolah mampu mengejar kecepatannya ke Olympus dengan dua anak perempuan di kedua tangannya.

 

Zeus berhasil mencapai Olympus, dan meletakkan dua anak perempuan dengan perlahan.


Air bah sangat besar tinggal 30 sentimeter lagi mencapai mulut gua di gunung Olympus di mana para manusia dengan beragam ras telah diselamatkan oleh Zeus.

 

Kedua anak perempuan memandang bulatan pesawat besar yang bersinar di langit malam. Salah satunya berkata,”Matahari di saat malam, Luna!”

 

“Indah,” kata Zeus.

 

 

*  

 

 

Masa Kini.

 

“Sejak saat itu Bumi memiliki bulan,” jelas Selo.

 

“Oh begitu,” jawab Maung Bodas.

 

“Solusi apa yang kau gunakan, di masa lalu, di mana semua dewa bertarung?” tanya Maung Bodas.

 

“Bukankah menurut mitos, Kau dan Hades adalah saudara?” Tanya Maung Bodas.

 

“Bukan, bukan saudara, tetapi karena memiliki kekuatan super, para manusia di masa lalu membuat cerita seolah-olah kami saudara,” jawab Selo.

 

“Atheos bukanlah nama aslinya, Atheos artinya bukan tuhan, lawan dari theos artinya tuhan, nama aslinya, aku sendiri tidak pernah tahu, dia seorang wanita, dengan kekuatan yang luar biasa, healing, perisai energi super, teleport, penumbuh tanaman, mampu menciptakan makanan dan materi lainnya sesuai keperluan dari ion dan atom di udara dan lingkungan sekitarnya,” Selo menjelaskan.

“Aku banyak melakukan kesalahan, bahkan mencoba menghentikan Atheos, atau Hades. Atheos berusaha menyadarkan manusia yang memuja dewa-dewa agar tidak menyembah dan memuja-muja lagi, karena kami yang memiliki kekuatan super juga sebenarnya manusia …,” jelas Selo.

 

“Atheos memiliki kebijaksanaan yang luar biasa,” tambah Zeus yang kini memiliki nama Selo.

 

“Yang tahu solusinya mungkin hanya Atheos, karena aku tetap bertarung, tapi sejak pertemuan kami yang terakhir, dia memutuskan untuk tidak melayani aku untuk bertarung, dan dia sembunyi, pergi entah ke mana …, aku tidak melihatnya sejak bencana air bah itu, mungkin juga dia telah tewas terhimpit Bumi,” lanjut Selo.

 

“Siapa yang selalu memulai pertarungan?”

 

“Aku, aku di masa itu adalah orang yang bodoh, angkuh, dan berpikir memang selayaknya mahluk yang memiliki kekuatan super karena evolusi yang lebih cepat, lebih tinggi untuk dipuja, disembah sebagai dewa, sebagai tuhan,” Selo menundukkan kepala.

 

“Bukankah menjadi diri sendiri itu baik?” tanya mau bodas.

 

“Itu jebakannya, yang benar bukan menjadi diri sendiri, bila diri kita sifatnya buruk, berpikir menjadi diri sendiri, maka sifat tersebut akan semakin buruk, menjadi pembenaran diri,” jawab Zeus.

 

“Jadi yang benar apa?”

 

“Jadilah seseorang yang lebih baik dari sebelumnya,” Selo mengambil gelas dan meminum air di dalamnya.

 

Be the best version of yourself,” tegasnya.

 

 *


M.S. Gumelar

+62 87786666745

michael.sega.gumelar@gmail.com


 






AN1MAGINE VOLUME 6 NOMOR 4 APRIL 2021

Jurnal majalah digital bulanan populer seni, desain, animasi, komik, novel, cerita mini, dan sains ringan yang dikemas dalam format education dan entertainment (edutainment). An1magine (baca: animagine) mewadahi karya kreatif seperti cerita mini, cerita bersambung dalam ragam genre, tutorial, dan komik dalam ragam gaya gambar apa pun. Jurnal majalah An1magine ini dapat diakses (open access system). Silakan klik link di atas untuk mengunduhnya.

An1magine edisi ini dapat diunduh juga di An1mage JournalDcreatePlay Store, dan Google Book. Silakan klik link aktif yang ada untuk mengunduhnya. Gak mau ketinggalan berita saat An1magine terbit? Gabung yok di An1mareaders WA GrupFacebookInstagramTwitter.


Comments

Popular Posts

PARTNERS

Contact Form

Name

Email *

Message *