PELUKIS INDONESIA: WAHDI SUMANTA
WAHDI SUMANTA
Guntur Tri Wibawa
Lahir di Bandung, Oktober 1917, kegemarannya pada menggambar sudah dimulai sejak bangku HIS. Wahdi adalah putra dari mantan Menko Polkam Sarono Indrokusumo Susilo.
Wahdi belajar melukis dari Abdullah Suriosubroto, ayah pelukis Basuki Abdullah. Ia juga mengembangkan bakatnya bersama Affandi, Barli Sasmitawinata, Sudarso dan Hendra Gunawan.
Wahdi sempat bergabung dengan Himpunan Pelukis Bandung St. Lucas Gilde yang dipimpin oleh seorang dokter berkebangsaan Austria.
Kesulitan ekonomi karena hidup sebagai pelukis, membuat Wahdi menjadi guru Sekolah Rakyat dan selama dua tahun. Ia kemudian membuka toko mebel ‘Sri Tunggal’ di Cicadas. Perusahaannya berkembang dengan baik, hingga Wahdi mampu membeli sebidang tanah di Kiaracondong dan membangun ‘Sanggar Sangkuriang’.
Pameran Wahdi bersama Affandi, Barli, dan Sudarso diselenggarakan tahun 1975 di TIM. Tahun 1976 Wahdi menggelar pameran tunggal di Balai Budaya Jakarta. Tahun 1977, ia kembali mengadakan pameran tunggal di TIM.
Beberapa lukisannya yakni Gunung Himalayang, Dinding Tebing Tepi Laut, Kebun Teh Subang, dan Tanah Priangan.
Pelukis beraliran naturalis ini menutup usia di Bandung, 11 Maret 1996 akibat penyakit liver.
Telaga Remis Kuningan
Comments
Post a Comment