DWI KOENDORO: Panji Koming dan Sawung Kampret
DWI KOENDORO:
Panji Koming dan Sawung Kampret
Aswin Chandra
Komik strip Panji Koming sangat dikenal dan diterbitkan secara berkala di harian Kompas sejak 14 oktober 1979. Panji Koming tokoh muda di zaman Majapahit yang peragu dan lugu. Panji Koming adalah karya Dwi Koendoro Brotoatmodjo yang lebih sering dipanggil dengan nama Dwi Koen, lahir di Banjar, Jawa Barat pada 13 Mei 1947.
Dwi Koen yang bersekolah Rakyat di Bandung, Sekolah Menengah Pertama disambung di Surabaya, Jawa Timur. Komik strip karya Dwi Koen pertama kali dimuat di majalah Teratai, Jakarta pada tahun 1957. Kemudian Dwi Koen memutuskan untuk kuliah pada 1961 di Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) - ASRI Yogyakarta, serta aktif berkarya komtik strip dengan gaya gambar kartun serta membuat lustrasi padai harian Kedaulatan Rakyat serta untuk koran mingguan Minggu Pagi Yogyakarta.
Karya Dwi Koen menguat karena kritikannya yang dikaitkan dengan masa orde baru di kala itu. Sampai karya kritikan ala Panji Koming dibaca juga oleh orang-orang dari negara lainnya, hal ini membuat Dwi Koen dinobatkan sebagai tokoh kartun wilayah Asean. Keterampilan Dwi Koen didapat dari ayahnya, R. Soemantri Brotoatmodjo seorang sarjana teknik, untuk menggambar teknik, bakatnya juga didapat dari ibu, seorang perias pengantin. Paman dari pihak ibu juga memiliki keterampilan menggambar.
Keandalannya menggambat mulai terasah ketika pelukis Herman, seorang tetangganya di Bandung, mengajaknya bergabung di sanggar Cipta Panca Angkasa. Pada waktu itu Dwi Koen merupakan anggota termuda di sanggar tersebut. Saat di sekolah rakyat, guru gambarnya, Abibi, meletakkan dasar-dasar teknik gambar pada dirinya. Pindah ke Surabaya mengikuti keluarganya, Dwi Koen sempat menjadi pembina tetap siaran anak-anak dan remaja di RRI Surabaya.
Guna mengejar tekadnya menjadi pelukis, Dwi Koen pindah ke Yogyakarta, masuk kuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Awalnya Dwi Koen mengambil jurusan seni lukis, yang dipelajari adalah seni murni. Itu bukan minat saya, ujar Dwi Koen, yang tujuh tahun belajar di ASRI, 1958-1965, Dwi Koen kemudian memutuskan beralih ke jurusan ilustrasi grafik.
Sambil kuliah, Dwi Koen menjadi ilustrator di majalah Waspada, Minggu Pagi, dan Kedaulatan Rakyat.
Saat kembali ke Surabaya seusai kuliah, Dwi Koen bekerja di Televisi Eksperimentil Badan Pembina Pertelevisian Surabaya, menjabat sebagai direktur produksi. Di tempat inilah Dwi Koen merasa dibesarkan, banyak belajar tentang ilustrasi grafik, katanya. Pada tahun 1972 Dwi Koen pindah ke Jakarta, bekerja sebagai ilustrator dan kartunis di penerbit PP Analisa, lalu di majalah Stop dan Senang.
Selama empat tahun kemudian, barulah Dwi Koen menjadi karyawan tetap di PT Gramedia, ditugaskan bagian tata artistik dan ilustrator. Sejak itu, paparnya, Karir Dwi Koen menanjak. Dwi Koen kerap dipercaya menggarap skenario untuk storyboard visualizer, menjadi sutradara dan editor untuk iklan dan moviedokumenter.
G.M. Sidharta menyarankan agar Dwi Koen membuat komik strip bergaya gambar kartun dengan tujuan kritik: Panji Koming, yang dimuat di Kompas edisi minggu sejak 14 Oktober 1979. Selain singkatan 'Kompas Minggu', Koming juga berarti bingung atau gila. Setiap akan membuat cerita Panji Koming yang baru, Dwi Koen mengadakan riset lebih dulu. Risetnya tidak terlalu khusus. Dwi Koen berusaha menyambungkan ceritanya, idenya berasal dari ragam isu dan peristiwa yang berkembang dalam masyarakat di masa itu.
G.M. Sidharta menyarankan agar Dwi Koen membuat komik strip bergaya gambar kartun dengan tujuan kritik: Panji Koming, yang dimuat di Kompas edisi minggu sejak 14 Oktober 1979. Selain singkatan 'Kompas Minggu', Koming juga berarti bingung atau gila. Setiap akan membuat cerita Panji Koming yang baru, Dwi Koen mengadakan riset lebih dulu. Risetnya tidak terlalu khusus. Dwi Koen berusaha menyambungkan ceritanya, idenya berasal dari ragam isu dan peristiwa yang berkembang dalam masyarakat di masa itu.
Walau seting ceritanya zaman Majapahit, Dwi Koen menganalogikan masa tersebut dengan kondisi Indonesia masa kini, terutama masa Orde Baru dan sesudahnya. Selain Panji Koming, Dwi Koen berkarya Sawung Kampret. Sawung Kampret bercertia dengan latar belakang VOC yang saat itu dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen.
Di bidang animasi, Dwi Koen menerima penghargaan International Animation Festival Hiroshima 1994. Panji Koming juga dijadikan seri prangko, dan ada sejumlah mahasiswa yang membuat skripsi tentang tokoh buatannya dengan gaya gambar kartunnya itu.
Dwi Koen telah menggambar puluhan sampul buku. Saat ini Dwi Koen sedang mencoba membuat animasi dan telekomik Indonesia, dengan bantuan komputer agar hasilnya lebih maksimal. Tapi, Dwi Koen tetap lebih suka menggambar dengan pensil.
Referensi:
[1] http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tem po/profil/D/20030701-80-D_1.html
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Panji_Koming
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Sawung_Kampret
Gak mau ketinggalan berita saat An1magine terbit? Gabung yok di An1mareaders WA Group:
An1magine versi online ini secara lengkap ada di An1magine emagazine volume 4 Nomor 3 Maret 2019 yang dapat diunduh gratis di Journal An1mage, Play Store, dan Google Book.
Mau menerbitkan karya digital untuk buku, komik, novel, buku teks atau buku ajar,
riset atau penelitian jurnal untuk terindeks di Google Scholar dan berada di Play Store
untuk pemasaran global? An1mage adalah jawabannya
riset atau penelitian jurnal untuk terindeks di Google Scholar dan berada di Play Store
untuk pemasaran global? An1mage adalah jawabannya
AN1MAGINE BY AN1MAGE: Enlightening Open Mind Generations
AN1MAGE: Inspiring Creation Mind Enlightening
Comments
Post a Comment