MINDPORTER: Mindporting to Plante di An1magine Volume 2 Nomor 10 Oktober 2017
MINDPORTER:
Mindporting to Plante
M.S. Gumelar
Langit Baru
Saatnya meninggalkan masa lalu
dan menatap masa depan.
Masa depan akan membuatmu terpesona dengan segala yang dimilikinya.
Merasa pusing, lemah, dan lebih tua. Setidaknya ketiga hal itu yang dirasakan Rhalemug ketika mereka sudah berhasil mendarat.
Meski begitu para awak tidak segera keluar. Jhatatysa tengah mengadakan analisis langsung menggunakan 620.
Dari jendela Rhalemug bisa melihat pesawatnya mendarat di tempat yang cukup lapang di mana di sekitarnya terdapat berbagai macam tumbuhan yang tidak pernah dilihatnya di Plante.
Benar-benar berbeda!
“Kabar baik Generoro. Kita tidak akan keracunan udaranya. Tapi kuharap kalian tidak asal menyentuh atau menelan apa pun dari Planet ini,” katanya dengan suara berwibawa.
“Perhatikan tindakan kalian, jangan meninggalkan Sekoci terlalu jauh karena kita belum mengadakan kontak dengan penduduk lokal. Terima kasih sudah mengikuti proyek Sekoci,” tambahnya sembari tersenyum.
Mereka memindahkan Sekoci ke mode penghemat daya. Pintu masih belum dibuka karena belum ada yang beranjak dari kursinya.
Mereka bahkan belum melepaskan sabuk pengaman. Rhalemug rasa semua penduduk Generoro yang mengikuti program ini mengalami kondisi yang kurang lebih sama dengannya.
Ia merasakan pegal-pegal di seluruh tubuh, terutama di leher dan punggungnya.
“Rasanya seperti habis main latihan militer kemudian dipukuli,” kekeh Rhalemug.
Para awak lainnya ikut tertawa.
“Kita akan berjalan pelan seperti orang tua di rumah jompo,” tambah Jhatatysa.
Mendadak sambungan menyala. Glaric menghubunginya.
“Biar kukatakan kita ini makhluk luar biasa!” serunya setengah berteriak.
“Kau benar! Kita luar biasa!” ulang Rhalemug tanpa meninggalkan kursinya.
“Kata Jhatatysa kita semua akan berjalan pelan seperti orang tua di sini karena belum terbiasa dengan gravitasinya”.
Terdengar suara tertawa Mozza. Sepertinya gadis itu juga mendengarkan pembicaraan ini.
“Sebaiknya memang menahan diri terlebih dulu untuk berjalan keluar, aku merasa sangat lemah,” katanya, kali ini terdengar lebih serius.
“Tidak masalah. Kita bisa menggunakan waktu tiga jam untuk memulihkan stamina,” usul Mozza.
“Ide yang bagus,” celetuk Jhatatysa.
Kemudian Jhatatysa teringat satu hal.
Bukan mengirimkan data karena ia langsung mengirimkannya begitu menyentuh tanah.
Ia tidak menyangka hingga sekarang ia bisa mengirimkan data ke Plante. Sungguh kuat dan hebat peralatan yang leluhur mereka buat.
Hal yang terasa hilang itu adalah Niaqu. Selama perjalanan dua hari, Jhatatysa tidak mendengar kabar dari orang yang sangat dekat dengannya itu.
Ia mencoba menghubungi Sekoci yang membawa Niaqu, mestinya mereka sudah mendarat duluan. Namun tidak ada nada sambung yang terdengar.
“Aku tidak bisa menemukan Niaqu!” seru Jhatatysa frustasi.
“Sebenarnya kita kehilangan beberapa Sekoci,” sesal Rhalemug.
“Empat sekoci hilang karena tabrakan dengan benda luar angkasa”.
“Apakah ada korban lain?” desaknya.
“Aku tidak tahu. Mestinya kalau sesuatu terjadi Glaric akan melaporkannya pada kita”.
“Pesawat mana saja yang mengalami kecelakaan?” tanya Jhatatysa panik.
Rhalemug menunjuk kertas tempatnya tadi mencatat.
“Tidak ada! Niaqu tidak berada di salah satu pesawat itu! Mestinya ia baik-baik saja!”
Entah dari mana Jhatatysa mendapatkan energi untuk berpikir begitu. Rhalemug sendiri merasa tidak mampu berpikir.
“Mungkin alat komunikasinya rusak Jhatatysa. Setelah ini kita bisa mencarinya bersama-sama,” ujar Sierra menenangkan.
“Kau benar. Aku terlalu panik”.
Mereka melanjutkan istirahat dalam diam. Dalam waktu singkat saja mereka sudah kembali terlelap. Seolah tidur mampu menjadi penawar segala rasa sakit yang dialami.
Ketika membuka pintu Sekoci, Rhalemug belajar bahwa angin itu terasa kencang.
Mungkin karena sepanjang hidupnya ia selalu berada di lingkungan yang stabil. Selain itu pesawat mereka sangat kotor oleh tanah.
Di tempat ini ia merasakan rumput memiliki aroma yang berbeda. Sangat segar.
Namun hal itu tidak berlangsung lama. Mendadak orang-orang merasa agak kesulitan buat bernapas.
Sepertinya kelembaban udara di sekitar mereka meningkat secara cepat. Angin juga bertambah kencang.
“Sepertinya aku merasa sulit bernapas!” keluh seseorang yang bukan dari Sekoci Rhalemug.
“Apakah udara di sini akan mencekik kemudian membuatku mati?”
Rhalemug bisa melihat orang-orang berkumpul di sekelilingnya, terus mengajukan pertanyaan yang sama. Ia sendiri juga merasa agak tercekik, namun tidak tahu mengapa.
Apakah analisis Jhatatysa salah?
Ia baru saja berpikir kemungkinan terburuk. Semua penduduk Generoro yang pergi bersamanya mati karena tercekik.
“Kita akan baik-baik saja!” kata Glaric menenangkan dengan susah payah. Ia nampak kesulitan buat bernapas juga.
“Apa maksudmu? Apa kau tidak melihat keadaaanmu sendiri? Seperti tercekik begitu!” protes sukarelawan lainnya.
“Generoro sangat sensitif akan kedatangan hujan,” ucap Glaric mencoba tenang.
Hujan! Benar! Glaric mengatakan soal kemungkinan hujan pada saat mereka mendarat. Apakah ini artinya hujan akan segera datang?
Mendadak Rhalemug mendengarnya.
“PUNG!”
Tidak hanya satu tapi banyak. Semua mengeluarkan suara yang sama. Ia juga merasakan sesuatu ingin keluar dari lehernya. Ia yakin lehernya membesar dan kemudian....
“PUNG! PUNG! PUNG!”
Mereka bersaut-sautan. Rasanya ada sesuatu yang melegakan ketika “PUNG!” tadi keluar dari dirinya.
Sesuatu yang telah lama hilang karena mereka tidak pernah merasakan hujan sebelumnya.
Rhalemug ingat, katak membuat bunyi. Tujuannya untuk memperbanyak jumlah udara yang masuk ke paru-paru mereka harus mengeluarkan bunyi dengan keras melalui leher.
Hujan ternyata lebih menyenangkan daripada bayangannya. Ia sekarang bisa melihat awan hitam yang pernah disebut-sebut Glaric.
Tidak hanya itu, kilatan petir juga guntur yang menggelegar. Semuanya bukan kebohongan. Ini nyata, mereka di dunia nyata.
Ketidakjelasan tujuan Plante sudah berakhir.
Dua ribu orang pergi, sembilan puluh persen berhasil mendarat selamat.
Pendaratan yang dihalangi oleh orang-orang yang masih nyaman tinggal di dalam dunia rekayasa karena kebenaran semu kini berhasil menunjukkan hasil.
Mereka mengirimkan data dan bersuka cita.
Kini seluruh Bangsa Generoro sudah mengetahui siapa mereka yang sebenarnya dan tujuan dari penjelajahan luar angkasa yang selama ini mereka lakukan.
“Sejujurnya aku tidak pernah menyangka, mimpi Plante akan terwujud bersama orang dari divisi pertanian sepertimu”
“Selama ini aku selalu membayangkan akan mendapat parner yang hebat. Seorang pilot misalnya atau seseorang dari divisi riset,” tawa Jhatatysa berderai.
Mereka tengah bersantai di sebongkah batu datar besar di mana di bawah batu itu mengalir sungai dangkal yang jernih. Beberapa ikan terlihat berenang dengan santai. Letaknya tidak jauh dari Sekoci mereka berada.
Hujan sudah menjadi gerimis sekarang.
Rhalemug tersenyum bebas. Memandangi langit yang sesungguhnya.
“Lalu apa?”
“Lalu apa?” Jhatatysa menoleh sembari mengerutkan dahi.
“Setelah kita mendarat. Apa yang menjadi tujuan dari Bangsa Generoro sekarang”.
“Masih banyak tentunya”. Jhatatysa menunjuk padang luas di hadapan mereka. Menunjuk rerumputan dan bunga-bunga kemudian menunjuk langit, yang sesungguhnya bukan manipulasi.
“Kita masih perlu banyak belajar”. Rhalemug mengangguk-angguk.
“Kita juga belum bertemu dengan penduduk lokal. Harusnya mereka tahu kita akan datang karena mereka mengirimkan sinyal balasan”.
“Mungkin yang kita perlukan hanyalah waktu. Kita pasti akan segera bertemu dengan mereka,” sahut Rhalemug optimis.
“Kemudian membentuk akulturasi. Sudah siap kawin silang dengan penduduk setempat Rhalemug?” canda Jhatatysa .
Rhalemug menggeleng. Dan hal itu membuat senyum Jhatatysa mengempis.
“Kau tertarik untuk kawin silang, Jhatatysa?” Rhalemug balik bertanya.
“Tertarik untuk mengetahui bagaimana hasilnya, iya. Tapi mungkin untuk waktu dekat aku tidak akan melakukannya secara pribadi. Kita perlu adaptasi terlebih dulu”.
“Setuju”.
Dari kejauhan, Rhalemug bisa melihat para sukarelawan sekoci tengah membantu bahan-bahan makanan untuk dimasak malam ini. Mereka terlihat bahagia.
“Aku tahu aku mulai merindukannya,” kata Jhatatysa, sudut matanya mulai tergenang air mata. “Aku tidak tahu kalau aku akan merindukan Plante”.
“Plante tetap menjadi bagian dari diri kita. Tanpa dia, kita tidak akan ada”.
“Sepertinya mereka agak kewalahan, kurasa kau bisa membantu dia membagikan makanan”. Jhatatysa menunjuk orang-orang yang tengah bekerja.
Rhalemug tersenyum lebar. Ia mencium puncak kepala Jhatatysa dan berbisik. “Aku akan kembali padamu sesegera mungkin”.
“Karena ternyata tempatmu memang di sisiku,” sahut Jhatatysa sembari tertawa bahagia. Ia memerhatikan Rhalemug yang berlari menjauh untuk membantu Glaric.
Sementara itu Jhatatysa memejamkan mata, seolah hal itu bisa mengirimkan pesan kepada Bangsa Generoro yang masih ada di planetnya bahwa misi penjelajahan luar angkasa mereka sudah berhasil.
Jhatatysa masih belum menemukan Niaqu dan itu membuatnya sedih. Namun ia mencoba hanyut bersama kegembiraan Generoro. Pencapaian dan kehilangan. Mestinya ia sudah menyadarinya sejak awal.
Ia memutuskan segera kembali di tengah-tengah Generoro. Tidak ada gunanya bermuram durja sendirian begini.
Jhatatysa baru saja akan berbalik ketika ia mendengar semak-semak yang bergemerisik.
Semak itu bergoyang pelan. Mungkin binatang dari planet ini, pikirnya.
Atau mungkin sebenarnya ada sesuatu yang sedang mengawasi mereka?
***
EPILOG
Jiwa
Terkadang munculnya jiwa tidak
dari mahluk yang kita duga akan ada.
Jiwa dapat muncul di mana saja
"Kita sudah sampai di tepi galaksi, dan kulihat tidak ada satu pun teman kita yang sudah sampai di sini terlebih dulu selain kita”
“Planet dan tata surya ini belum diberi nama, kita beri nama apa?" Tanya Exo Liquid Armor dengan suara wanita yang sangat lembut sekaligus manja tersebut kepada Nio Ell.
"Entahlah, kau punya ide?" Tanya Nio Ell kepada Smart Exo Liquid Armor yang membalut tubuhnya sebagai pelindung yang juga berfungsi sebagai layaknya baju astronot di luar angkasa.
"Ada banyak, Angel Michael, Hanax, Rhalemug, Atheos, Anima, Zeus..”. Jawab Exo Liquid Armor.
"Hentikan Galaxia," Ucap Nio Ell.
"Kenapa Nio? Kau marah?" Tanya Exo Liquid Armor yang bernama Galaxia.
"Entahlah, aku rasa, kau semakin lama semakin terasa hidup bukan sekedar smart exo liquid armor saja, dan itu menggangguku," Jawab Nio Ell.
"Explorasi penelitian untuk memperluas tempat tinggal species Kronka ini telah membuatku jauh dari keluarga, jauh juga dari kekasihku, telah tujuh tahun waktu planet Extonarn tempatku terlahir, aku belum bertemu dengan kekasihku yang cantik, Icheling" jelas Nio Ell.
"Ah kau merindukan Icheling?" tanya Galaxia.
"Iya, bisa dibilang seperti itu," jawab Nio Ell.
"Aku bisa melepaskan diri dari tubuhmu dan aku bisa menjadi seperti dia," Jawab Galaxia.
"Jangan, jangaaan, kita belum menganalisis keadaan udara di planet ini, bahkan kita belum memberinya nama" Nio Ell melarang.
"Bagaimana bila kita beri nama planet ini Icheling?" usul Galaxia.
"Hmm... nama yang bagus untuk planet biru yang indah ini, komposisi udaranya bagaimana?" tanya Nio Ell.
"Enam puluh lima karbondioksida, dua puluh lima persen oksigen, sisanya nitrat, dan kimia lainnya," jelas Galaxia.
"Wuah tidak kukira, ternyata sangat cocok untuk bernafas, baiklah silakan buka secara perlahan untuk bagian kepalaku agar aku dapat menghirup udaranya yang bersih," perintah Nio Ell.
"Baiklah, sesuai perintah," Galaxia membuka perlahan pelindung area kepala Nio Ell.
Nio Ell dengan perlahan menghirup udara Planet Icheling tersebut.
"Aaaah.... udaranya terasa segar, karbondioksida yang masih bersih, cocok untuk species Kronka yang tubuhnya mampu untuk membuat photosintesa dan bernafas menggunakan karbondioksida," Gumam Nio Ell.
"Ya Kronka memiliki adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, selama dekat dengan sentuhan sinar bintang, memudahkan mereka untuk berphotosintesa," tambah Galaxia.
“Kita beri nama apa tata suryanya? Yoonai? Seperti penyanyi idolamu, bagaimana?” Usul Galaxia.
"Baiklah Galaxia aku setuju, panggil pesawat kita ke sini, kita dirikan base di sini, lalu kita infokan ke federasi tata surya Kronka bahwa planet ini dapat untuk ditinggali," Perintah Nio Ell.
"Baik, pesawat kita sudah mulai bergerak ke area sini," ucap Galaxia.
"Sembari menunggu, kau analisis apakah kandungan tanah, air, mineral dan ukurannya di sini mampu untuk mencukupi dan menopang untuk satu koloni Kronka lagi?" tanya Nio Ell.
"Analisis selesai, sepertinya dengan besarnya planet ini, bahkan bisa menampung lima kali koloni Kronka dari delapan planet yang sebelumnya sudah ditemukan, ini adalah planet terbesar yang pernah ditemukan sejauh ini, selamat Nio Ell," kata Galaxia.
"Terima kasih Galaxia," Ucap Nio Ell.
Tidak berapa lama kemudian, satu pesawat penjelajah Galaxi muncul diatas kepalanya.
Pesawat mendarat di area lapang dekat tempat tersebut. Kemudian dua robot berjalan mendekati mereka dan menyambut mereka, mereka masuk ke pesawat tersebut.
"Selamat Datang kembali Nio Ell," Ucap suara wanita yang lembut dan keibuan menyambut kedatangan Nio Ell saat memasuki pesawat antar galaxi tersebut.
"Terima kasih Motharant, kirimkan informasi tentang planet ini ke koloni Kronka di tata surya Muxoc, galaxi Nefratuis,” perintah Nio Ell.
"Baik, informasi sedang dikirimkan, dalam waktu tiga detik informasi akan sampai, untuk sementara ini misi akan dilanjutkan besok pagi pukul 06.00 waktu planet Icheling, silakan beristirahat Nio Ell," kata Motharant.
"Terima kasih, bahkan standar waktupun sudah dibuat," ucap Nio Ell sembari tersenyum.
Nio Ell bergerak ke ruangannya, lalu kedua robot berbentuk Kronka wanita itu mengantar Nio Ell sampai ke tempat tidurnya,"Selamat beristirahat Nio Ell," kemudian dua robot wanita berbentuk species Kronka tersebut meninggalkan Nio Ell.
"Baiklah Galaxia, tugasmu sebagai Exo Liquid Armor telah selesai," ucap Nio Ell.
Mendadak baju armor ala astronot Nio Ell melumer dan membentuk tubuh wanita cantik species Kronka dengan baju seksi super ketat berwarna silver.
"Teknologi Exo Liquid Armor Kronka memang mengagumkan, selain untuk perisai, sekaligus untuk senjata, dan juga teman berbincang yang handal," ucap Nio Ell.
"Sayangnya kalian sama seperti robot lainnya, walaupun dapat berubah bentuk sesuai keperluan," tambah Nio Ell.
"Aku tidak hanya robot metal seperti lainnya, aku robot cair dan aku punya memory, serta mampu memberi solusi pada permasalahan Kronka," Jawab Galaxia.
"Ha, lalu kau akan bilang bahwa kau punya nyawa? Jiwa?" Nio Ell mendadak ketus.
"Aku tahu kau merasa sendirian di tepi galaksi ini Nio Ell, tetapi tetap tidak sopan berbicara seperti itu," Galaxia mengingatkan.
"Ya aku kesepian, dari seluruh awak pesawat Motharant ini hanya aku yang mahluk hidup sungguhan, sisanya robot metal dan satu robot cair yang mengaku memiliki jiwa!" teriak Nio Ell.
"Tidak, masih ada satu lagi Motharant, dia bukan robot, tapi pesawat," Galaxia menjelaskan.
"Ha ha ha kau benar, lucu-lucu sekali, intinya aku tetap sendiri di sini!" Teriak Nio Ell.
"Apakah kau ingin aku berubah menjadi kekasihmu? tentu saja atas izinmu," Galaxia menawarkan.
"Tidak!" Nio Ell menolak dengan cepat lalu terdiam agak lama, kemudian berkata.
"Baiklah....tetapi aku mau pembicaraan yang filosofis, bila tidak lupakan saja," Nio Ell mengajukan syarat.
"Konfirmasi" Mendadak Galaxia berubah menjadi wanita yang lebih seksi dari sebelumnya, tinggi, langsing, dan bermata jernih menyudut sedikit sipit.
Kulit kehijauan segar yang sangat mulus dengan hidung mancung tetapi kecil, cuping hidungnya sejajar mata tepi dalam dan bermulut kecil bagai wajah penyanyi wanita asia yang cantik dan elegan.
Nio Ell tertegun, sudah lama dia tidak melihat kekasihnya secara langsung, perubahan Galaxia yang sangat persis dengan kekasihnya membuatnya lupa bahwa itu adalah Smart Exo Liquid Armor, "Icheling?" gumam Nio Ell.
"Iya," suara Icheling begitu sempurna, suara milik para remaja wanita namun khas, persis seperti terakhir yang dia ingat, suara milik Icheling.
"Aku merindukanmu," lalu Nio Ell mendekati dan memeluk Icheling.
"Aku juga, mengapa kau tidak mengontakku sekian lama?" Tanya Icheling.
"Aku… aku tidak bisa, komunikasi antar galaksi kita tidak sehebat perkiraan, akan bisa bila kau ke markas besar kantorku, tetapi untuk komunikasi dari pesawatku lalu ke rumahmu tidak bisa…”
“… paling tidak kita masih bisa berkomunikasi via galaximail, sedangkan holo video chating ataupun chating saja tidak bisa”
“Mudah-mudahan teknologi kita akan semakin hebat di masa depannya, sehingga kemampuan komunikasi dari pesawat jauh antar galaksi dapat mudah sampai ke komunikasi perumahan biasa," jelas Nio Ell.
"Ah hentikan!" mendadak Nio Ell marah.
"Mengapa?" Tanya Icheling.
"Aku tahu ini kau Galaxia," ucap Nio Ell.
"Apakah kau ingin aku berubah menjadi diriku lagi?" Tanya Galaxia.
"Eh tidak, biarkan seperti itu," Nio Ell galau.
"Baiklah, apa percakapan ini sebaiknya kita hentikan?" Tanya Galaxia.
"Tidak, aku ingin kau berbincang jadi dirimu sendiri, tetapi masih menggunakan form Icheling," pinta Nio Ell.
"Baiklah, kita belum sampai pada perbincangan filosofis," jelas Galaxia.
“Apa tujuan hidup?” Tanya Nio Ell.
“Untuk bertahan hidup,” Jawab Galaxia.
"Hmm baiklah, apa itu hidup," tanya Nio Ell.
"Hidup adalah mampu mengembangkan dirinya, bergerak, berpikir untuk melindungi dirinya, keluarganya, dan berketurunan bila memungkinkan," Jawab Galaxia.
"Apakah bacteri, virus, ikan, burung, reptile, tumbuhan itu hidup," Tanya Nio Ell.
"Ya, karena mereka melakukan apa yang dituliskan pada definisi tersebut," jawab Galaxia.
"Apakah mereka cerdas?" Tanya Nio Ell.
"Tergantung apa yang dimaksud dengan cerdas, setiap kehidupan memiliki level kecerdasan tersendiri, contohnya aku, bisa lebih cerdas dari kamu," Jawab Galaxia.
"Ha ha ha tentu saja, kecerdasanmu melampaui semua Kronka, tetapi kecerdasanmu buatan, kau tidak memiliki jiwa," Nio Ell menjelaskan.
"Apa itu jiwa?" Galaxia bertanya.
"Jiwa, memory yang membentuk seseorang menjadi memiliki karakter, memory yang dimiliki seseorang dari kecil sampai dewasa dan karakter yang terbentuk mempunyai pemikiran tersendiri dengan caranya sendiri, Kronka menyebutnya alpha dan omega artinya unik" Jelas Nio Ell.
"Jiwa?" Galaxia berdiri dan melihat ke cermin plasma dan terlihat jelas refleksi dirinya, lalu dia berubah menjadi bentuk wanita cantik lainnya, lalu meniru form robot penjaga wanita sebelumnya, lalu ke form Galaxia…
Kemudian ke form Icheling lagi, dia merasa sangat cocok dan nyaman dalam form Icheling, Galaxia lalu terdiam beberapa lama dan tetap berada di depan cermin plasma.
"Sepertinya aku memiliki memory, saat aku dibentuk pertama kali, saat aku mendapatkan memory pertama kali, dan mampu mengolah data di seluruh tubuhku," jawab Galaxia yang bertubuh Icheling.
"Bila Kronka memiliki memory dengan menyimpan segala pengalaman di otaknya, tetapi otak bukanlah jiwa, otak hanya mesin untuk memproses…”
“… pengalaman-pengalaman itu menjadi memory dan disimpan di otak, dari pengalaman-pengalaman berupa simpanan memory itulah timbul ide, kreatifitas, dan proses berpikir salah satunya analisis, untuk memberi solusi itu yang disebut dengan nama jiwa," jelas Nio Ell.
"Aku tidak memiliki otak, tapi tubuhku mampu menyimpan pengalaman-pengalaman yang menjadi memory, dan tubuhku mampu untuk membuat ide, kreatifitas dan mampu memberi solusi, apakah aku tidak memiliki jiwa?" tanya Galaxia.
"Ah tidak itu saja kau harus memiliki emosi, seperti suka, duka, marah, sedih, putus asa, kecewa, sabar, perhatian, dan lain-lainnya, tapi yang paling penting adalah cinta," jelas Nio Ell.
"Cinta?" Tanya Galaxia.
"Iya, cinta pada ayah, ibu, keluarga, pada sesama, pada mahluk lainnya," Jelas Nio Ell.
"Aku tidak punya ayah dan ibu, aku robot cair," Jawab Galaxia.
"Ah jangan bercanda, kau punya ayah dan ibu, penciptamu, siapa nama penciptamu?" tanya Nio Ell.
"Mr. G," Jawab Galaxia.
"Hmm... berarti dia adalah ayah dan sekaligus ibumu," jelas Nio Ell.
"Apakah kau merindukannya?" Tanya Nio Ell.
"Ya aku merindukannya, ingin bertemu dan duduk bersamanya, mendengarkan penjelasan-penjelasannya, sama seperti kau saat ini menjelaskan," ucap Galaxia.
"Wooow sepertinya aku salah menilai, harus tercatat dalam log, sepertinya kau memang memiliki jiwa, ah apa yang kukatakan ini, atau aku sedang tidak jernih pikiran?" Nio Ell mendadak tersenyum sendiri.
"Apa yang terjadi bila seluruh tubuh kita tidak mau bekerja seperti sedia kala?" Tanya Galaxia.
"Itu yang disebut mati, tetapi mati juga dapat dimanipulasi, dengan menyimpan memory mahluk yang akan mati dan menempatkannya ke tubuh yang baru…”
“… maka sebenarnya memory-nya beserta ide, kreatifitas dan hal-hal lainnya sehingga disebut jiwa akan tetap hidup di tubuhnya yang baru," jelas Nio Ell.
"Pada dasarnya mati adalah berhentinya energi pada tubuh apa pun penyebabnya, tetapi tubuh bisa diganti, itu hanya wadah saja, sedangkan memory-nya bisa dipindah ke wadah yang baru," Nio Ell menambahkan.
"Apakah aku bisa mati?" Tanya Galaxia.
"Entahlah, aku tidak tahu cara kerja Smart Exo Liquid Armor, dan bagaimana kau mendapatkan energi," Nio Ell menjelaskan ketidaktahuannya.
"Aku mendapatkan energi dari ion-ion listrik yang ada di atom-atom alam sekitar, seperti karbondioksida, oksigen, nitrogen, dan lainnya, udara ini seperti lautan atom yang berisi energy bagiku" jelas Galaxia.
"Hmm sepertinya penciptamu memang memiliki kecerdasan yang luar biasa," Puji Nio Ell.
"Siapa penciptamu?" Tanya Galaxia.
"Aku? Tentu saja ayah dan ibuku, tunggu, kau pasti akan bertanya siapa pencipta ayah dan ibuku, lalu siapa pencipta mereka dan siapa pencipta para leluhurku bukan?" Ujar Nio Ell.
"Itu pertanyaan klasik, bila menurut evolusi, kami berasal dari ganggang tumbuhan bersel satu dan berevolusi menjadi gabungan tumbuhan dan satwa, lalu berevolusi lagi menjadi bacteri gabungan satwa dan tumbuhan…”
“… lalu menjadi ikan gabungan satwa dan tumbuhan, lalu bergerak keluar dari area lautan dengan menjadi sejenis ikan gabungan satwa dan tumbuhan”
“Lalu menjadi sejenis ikan amphibi gabungan satwa dan tumbuhan, lalu menjadi sejenis tikus gabungan satwa dan tumbuhan…”
“… lalu menjadi sejenis monyet gabungan satwa dan tumbuhan, lalu akhirnya menjadi Kronka, yang juga gabungan satwa dan tumbuhan," jawab Nio Ell panjang lebar dengan memberi sela waktu untuk diam guna menekankan agar mudah dimengerti.
"Tidak ada pencipta?" Tanya Galaxia.
"Siapa bilang tidak ada pencipta? Nabhuur Bumi para Kronka dan matahari planet Nabhuur merupakan pencipta kami, kau boleh menyebutnya tuhan kami," jawab Nio Ell.
"Apakah mereka cerdas?" Tanya Galaxia.
"Menciptakan mahluk hidup dari evolusi tidak membutuhkan kecerdasan, tetapi proses yang panjang," Jawab Nio Ell.
"Dari mana ganggang pertama kali muncul?" Tanya Galaxia.
"Wuoow, tidak kukira kau pandai berfilosofi menggunakan ilmu pengetahuan, ha ha ha aku jadi semakin ragu, sepertinya memang kau punya jiwa," ucap Nio Ell.
Galaxia tersenyum manis dan seolah manja, sisi lain yang tersembunyi sebagai pelindung dan senjata yang mematikan.
"Virus, lalu bermutasi menjadi ganggang, bacteri dan gabungan antara ganggang dan bacteri yang bersel satu. Virus adalah jembatan mahluk hidup dan tidak hidup”
“Berbagai kehidupan muncul karena adaptasi untuk menjadi virus pertama kali muncul karena adanya asam amino, titik awal terjadinya kehidupan, asam amino merupakan reaksi dari alam”
“Kau bisa membacanya di buku ilmu pengetahuan, dengan adanya asam amino dan waktu yang tidak ada deadline-nya, cepat atau lambat akan tercipta kehidupan sel satu dari asam tersebut, mirip seperti air yang menggenang lalu bermunculan banyak lumut," jawab Nio Ell.
"Aku mulai mengantuk, Kau berjagalah di sampingku seperti biasanya, tapi kali ini biarkan dalam bentuk Icheling" Nio Ell lalu duduk di tepi ranjangnya dan kemudian berbaring.
Mendadak tubuh Nio Ell dan Galaxia mengambang karena gelembung sejenis awan melingkupi mereka.
Kemudian Nio Ell memeluk Galaxia, menganggap seperti Icheling kekasihnya.
Nio Ell merasa memang dia Icheling dengan kecerdasan Galaxia, hidup dan mampu memberikan kenikmatan.
“Kenikmatan?” Gumam Nio Ell.
Tetapi dia bukan Icheling, Nio Ell sadar akan hal itu, tetapi dia tidak peduli, mendadak dia telah jatuh cinta.
Jatuh cinta pada Galaxia, dengan cepat direngkuhnya tubuh Galaxia, mencumbunya dengan membara.
Galaxia merasa bahagia, dia pun membalas cumbuan Nio Ell dengan cinta pula.
“Aaaargh,” Nio ell mengerang tubuhnya bergetar hebat dengan kenikmatan luar biasa yang dirasakannya, tubuh Galaxia mampu memberikan kenikmatan seperti wanita Kronka bahkan melebihinya.
Airmata Galaxia menetes, bahagia, "Aku hidup," gumam Galaxia perlahan, kemudian Nio Ell menghapus perlahan dengan penuh kasih sayang air mata tersebut.
“Aku salah, kau mempunyai jiwa, aku tidak sendirian lagi di sini,” ucap Nio Ell lirih.
***
Mindporter: Mindporting to Plante - Tamat
Ikuti seri Mindporter berikutnya
Artikel ini ada di majalah AN1MAGINE Volume 2 Nomor 10 Oktober 2017 eMagazine Art and Science yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
“Menerbitkan buku, komik, novel, buku teks atau
buku ajar, riset atau penelitian di jurnal? An1mage jawabnya”
AN1MAGINE: Enlightening Open Mind Generations
AN1MAGE: Inspiring Creation Mind Enlightening
website an1mage.net www.an1mage.org
Comments
Post a Comment