MINDPORTING: Serakah
MINDPORTING:
Serakah
M.S. Gumelar
“Pilih yang mana?” tanyanya, wajahnya aneh, seorang alien, tidak sepertiku, aku masih mengantuk, sial, aku juga alien, tapi lebih mirip manusia saat aku melihat refleksi wajahku di wadah air minum seperti cermin di depanku.
“Yang mana?” tanyanya lagi, aku bisa mengerti bahasanya.
“Haruskah? Aku masih mengantuk.”
“Aku ingin menguji, DNA-mu separuh manusia, seorang hybrid, tentu saja penelitian ini sangat penting, sekaligus perintah,” jawabnya.
“Sial, pangkatmu lebih tinggi?” Aku mengernyitkan dahi.
“Tentu saja!” jawabnya cepat sembari nyengir.
“Baik …,” jawabku perlahan, sembari mulutku menguap, aku masih mengantuk, kenapa mindporting ini masih secara random, aku baru saja tertidur dan mendadak bangun di sini, di mana ini?
Mataku kusapukan ke sekeliling ruangan, ruangan yang sangat besar, aku seperti di dalam mall, bahan dari bangunan mall ini dari kristal, banyak alien yang berjalan dan fokus pada aktifitas masing-masing.
“Hei,” atasanku menyapaku lagi.
“Oh, baik-baiklah ….” Mataku melihat ke depan meja, tepat di depanku, ada dua porsi makanan.
Satu makanan seperti kentang tetapi ukurannya lebih kecil bulat-bulat, seukuran kelereng di Bumi, di atasnya tidak ada lauknya.
Kemudian kulihat wadah satunya, sama, tetapi di atasnya, sebagai topping seperti 2 potong daging yang berlemak dan keluar sedikit air dari dagingnya, juicy, sangat menggiurkan.
“Jadi apa yang harus kulakukan?”
“Pilih yang kau suka!”
“Sorry, bukankah ini perintah, tetapi perintahnya memilih mana yang akan kumakan, sungguh, semauku?”
“Ya, bukankah mudah?”
Tanpa menjawab, aku mengambil wadah yang di atasnya ada dua potong daging yang menggiurkan dan mendadak perutku terasa lapar.
Atasanku tersenyum. Kemudian mengambil wadah satunya yang tidak ada apa pun sebagai toppingnya.
Tanpa dikomando lagi, aku segera melahap makanan pilihanku. Sembari memerhatikan atasanku yang juga mulai mengunyah makanannya, tapi tunggu … kenapa di bawah tumpukan kentang kecil-kecil miliknya kemudian terlihat empat gumpalan potong daging, tidak dua.
“Terlihat bahwa kau memang memiliki DNA manusia. Serakah!” sembari tersenyum dan menyuapkan dua daging sekaligus untuk membuatku iri.
“Apakah penelitian ini selesai?” tanyaku kesal.
“Lihat, kesal, DNA manusia banget.” Dia tertawa lebar
HA HA HA HA HA
Beberapa alien yang lewat melihat kepada kami dan padangan mereka tertuju pada atasanku.
“Perhatian, kepada Kapten Nahiu, diperlukan di ruang komando,” terlihat tampilan seseorang di retina mataku dan suara terdengar jelas di telingaku, seperti sound speaker yang ditanamkan di gendang telinga, terdengar jelas.
“Baik,” jawab orang di depanku, ternyata dia adalah seorang kapten, lalu aku apa?
“Ayo ikut,” ajaknya.
“Baik Kapten,” jawabku cepat.
Aku bergegas mengikutinya, dia masuk ke salah satu pintu, aku terus mengikutinya, mendadak kami telah muncul di ruang komando, ternyata yang kami lewati tadi adalah pintu teleport.
“Status?” tanya Kapten Nahiu.
Sial, ternyata aku di dalam suatu pesawat yang super besar, berbahan kristal karbon, bentuknya bulat seperti tertayang di monitor besar yang sekaligus sebagai jendela pesawat.
“Pesawat dari timeline lain memasuki timeline ini dan bergerak ke arah Bumi, sepertinya akan mendarat di sana,” jelas seseorang yang berjalan ke arah kami.
“Timeline yang berbeda, apakah mereka tidak tahu bahwa kontak resmi ke Bumi belum dapat dilakukan di timeline ini?” tanyanya keheranan.
“Sepertinya sudah,” jawab petugas tersebut.
“Kontak pesawat tersebut dan tayangkan di layar,” perintah Kapten Nahiu.
“Baik,” jawabnya.
Di jendela kaca yang tadinya berupa peta atau denah pesawat kini berganti dengan tayangan Bumi yang indah di depan kami, dan picture in picture lebih kecil berada di pojok kanan atas berusaha mengontak pesawat yang dimaksud.
“Off-kan ghosting mode pesawat kita,” pinta Kapten Nahiu.
“Ghosting mode off,” jawab salah satu staf.
Pesawat kristal bulat besar yang mengambang di dekat Planet Bumi muncul nampak di depan mata pesawat kecil dengan perbandingan seperti seukuran kelingking manusia dengan satu rumah
“Connected,” suara komputer terdengar.
“Di sini Kapten Nahiu, dari Navairuan. Pelindung Timeline ini untuk Bumi.” Hologram besar muncul di tengah ruangan
“Hai Kapten Nahiu, saya Kapten LKau, dari Asthrian” jawabnya.
“Terima kasih atas responsnya Kapten LKau, timeline ini melarang adanya kontak di Bumi untuk saat ini, potensi kontak secara resmi akan dilakukan paling tidak 2020, kalau tidak ada perubahan rencana di timeline ini nantinya.”
“Saya paham Kapten Nahiu, tetapi kami harus mendarat, pesawat kami terjadi kerusakan, dan membahayakan 200 orang kami yang ada di dalamnya kalau tidak segera mendarat.”
“200 orang, banyak sekali untuk pesawat seukuran itu, seharusnya 75 orang saja.” Kapten Nahiu keheranan.
“Persis pada poin yang saya maksud Kapten,” jawab Kapten LKau.
“Proteksi timeline ini sangat penting, menjauh dari Bumi atau kami lakukan tindakan yang tidak menyenangkan,” Kapten Nahiu matanya melotot.
“Maaf Kapten Nahiu.”
Layar koneksi tertutup. Kapten Nahiu giginya bergemeretak.
“Lumpuhkan kemampuan teleport dan warp pesawat tersebut. Lalu teleportkan seluruh pesawatnya ke posisi yang jauh dari Bumi, paling tidak mereka memerlukan dua hari perjalanan untuk kembali ke Bumi” Perintah Kapten Nahiu.
“Laksanakan.” salah satu petugas menjawabnya. Mendadak pesawat tersebut menghilang dari pandangan, entah ter-teleport ke mana, aku tidak tahu.
*
“Yang mana?” tanyanya lagi.
“Lagi? Haruskah?”
“Tentu saja!” jawabnya cepat sembari nyengir.
Tidak terlihat sebagai seorang Kapten yang tegas, tampak ramah.
“Baik …,” jawabku.
Mataku melihat ke depan meja, tepat di depanku, ada dua porsi makanan. Satu makanan seperti kentang tetapi ukurannya lebih kecil bulat-bulat, seukuran kelereng di Bumi, di atasnya tidak ada lauknya.
Kemudian kulihat wadah satunya, sama, tetapi di atasnya seperti ada 2 potong daging yang berlemak dan keluar sedikit air dari dagingnya, juicy, sangat menggiurkan. Persis seperti dua hari sebelumnya.
“Pilih yang aku suka?” tanyaku, walaupun aku tahu memang harus begitu.
“Ya.”
Tanpa komentar lagi, aku mengambil wadah yang di atasnya tidak ada topping apa-apa.
Atasanku tersenyum. Kemudian mengambil wadah satunya yang ada dua potong daging sebagai toppingnya.
Tanpa dikomando lagi, aku segera melahap makanan pilihanku. Sembari memerhatikan dan mencari empat potong daging yang seharusnya ada di bawah tumpukan kentang-kentang kecil ini. Namun ternyata, tidak ada sampai sendokku mengenai dasar wadah makanan.
HA HA HA HA HA
“Terlihat bahwa kau memang memiliki DNA manusia. Berdasarkan pengalaman. Pengalaman relatif untuk diperlukan, yang penting selalu siap dengan hal baru sebagai bagian dari potensi perubahan yang dinamis!” sembari tersenyum dan menyuapkan dua daging sekaligus untuk membuatku iri lalu dia menyibak lagi di area bawah kentangnya, ternyata masih ada dua potong daging lagi di sana.
“Apakah penelitian ini selesai?” tanyaku kesal.
“Lihat, kesal, DNA manusia banget.” Dia tertawa lebar.
HA HA HA HA HA
Aku semakin kesal, terasa seperti dejavu tetapi beda versi. Ya seperti timeline yang berbeda, dengan segala variasinya, variasi dari setiap keputusan yang diambil membuat percabangan timeline baru.
“Perhatian, kepada Kapten Nahiu, diperlukan di ruang komando,” terlihat tampilan seseorang di retina mataku dan suara terdengar jelas di telingaku.
“Baik,” jawab Kapten Nahiu.
“Ayo ikut,” ajaknya.
“Baik Kapten,” jawabku cepat.
Aku bergegas mengikutinya, dia masuk ke salah satu pintu, aku terus mengikutinya, mendadak kami telah muncul di ruang komando.
“Status?” tanya Kapten Nahiu.
“Pesawat sebelumnya bergerak ke arah Bumi, sepertinya akan mendarat di sana,” jelas seseorang yang berjalan ke arah kami.
“Pesawat dengan Kapten LKau.” Kapten Nahiu menghela napas,” kontak pesawat tersebut dan tayangkan di layar.”
“Baik,” jawabnya.
Di jendela kaca yang tadinya berupa peta atau denah pesawat kini berganti dengan tayangan Bumi yang indah di depan kami, dan picture in picture lebih kecil berada di pojok kanan atas berusaha mengontak pesawat yang dimaksud.
“Connected,” suara komputer terdengar.
“Di sini Kapten Nahiu, dari Navairuan.” Kemudian layar memenuhi seluruh monitor.
“Hai Kapten Nahiu, Kapten LKau di sini, dua hari perjalanan untuk balik ke sini, kini di dalamnya 185 orang dari 200 orang dua hari sebelumnya, memory mereka yang tewas telah kami simpan di komputer agar dapat ditanamkan lagi di tubuh yang baru, kami tetap akan mendarat di Bumi.”
“Pilihan yang berat Kapten LKau, timeline ini melarang adanya kontak di Bumi untuk saat ini, potensi kontak secara resmi akan dilakukan paling tidak 2020, kalau tidak ada perubahan rencana di timeline ini nantinya.”
“Saya tahu Kapten, kami akan tetap mendarat,” pesawat tersebut sepertinya memercepat proses lajunya.
“Apakah teleport dapat dilakukan?” tanya Kapten Nahiu.
“Tidak bisa Kapten, pesawat memasang antiteleport.” Jawab seorang staf.
“Baik, apakah sinar penarik dapat dilakukan?”
“Tidak bisa Kapten, dia melindungi dengan antiteleport dan antisinar penarik.” Jawab seorang staf lainnya.
“Sial, pilihan terakhir, bisakah senjata kita menembak pesawat tersebut?”
“Bisa Kapten,” jawabku mantap, karena hal ini adalah bagianku.
“Bagus, lakukan sesuai protokol. TEMBAAAAK!” Teriak Kapten Nahiu.
BLAAAAR
Pesawat Kapten LKau mulai memasuki atmosfer Bumi di area Chelyabinsk, Rusia. Energi tidak tampak mengenai pesawat berbahan kristal karbon tersebut tepat pada 15 February 2013 pukul 09:20 waktu lokal, Rusia, Bumi.
Serpihan kristal pesawat tersebut berserakan, mengenai rumah dan orang-orang yang ada di sana. Memproteksi timeline ini ternyata memang memerlukan orang yang tegas.
*
“Terima kasih Kapten Nahiu telah memberi pengampunan kepada kami,” ujar Kapten LKau.
“Tidak masalah, itu sudah tugas kami, dan penjemputan dari planetmu, dari timelinemu sendiri akan tiba dua jam lagi, kami baru bisa melakukan teleport semua orang dan data komputermu saat pesawat terbuka sedikit karena tembakan, hanya dengan protokol dan cara itu, kami dapat melakukannya.” Kapten Nahiu tersenyum.
Aku ikut tersenyum, masalah ini telah tersolusikan.
*
“Yang mana?” tanyanya lagi.
“Lagi? Bukankah sudah jelas cuma dua pilihan?”
“Tentu saja!” jawabnya cepat sembari nyengir.
Tidak terlihat sebagai seorang Kapten yang tegas, tampak ramah.
“OK.” Mataku melihat ke depan meja, tepat di depanku, ada dua porsi makanan. Satu makanan seperti kentang tetapi ukurannya lebih kecil bulat-bulat, seukuran kelereng di Bumi, di atasnya tidak ada lauknya.
Kemudian kulihat wadah satunya, sama, tetapi di atasnya seperti ada 2 potong daging yang berlemak dan keluar sedikit air dari dagingnya, sangat menggiurkan. Persis seperti dua hari sebelumnya. Walaupun aku tahu, gumpalan potongan daging tersebut adalah buatan dari mesin pembuat makanan organik otomatis yang dibuat dari partikel-partikel atom, tapi tetap enak.
Aku mengambil wadah yang di atas tidak ada apa-apa, karena dia atasanku, dan beberapa hari mindporting ke sini, dia mendapatkan respect-ku.
Atasanku tersenyum. Kemudian mengambil wadah satunya yang ada dua potong daging sebagai topingnya.
Tanpa dikomando lagi, aku segera melahap makanan pilihanku, tidak disangka ada enam potong daging di bawah tumpukan kentang-kentang kecil seukuran kelereng ini.
“Selamat, terkadang, ketulusan memberikan kejutan yang tidak terduga, tetapi jangan berharap karenanya.”
Kapten Nahiu tersenyum ke arahku, “Dan lupakan kataku, bahwa hanya manusia yang begitu, semua makhluk hidup yang cerdas, memiliki potensi yang sama, serakah.”
“Apakah penelitian ini selesai?” tanyaku.
“Mungkin iya, mungkin tidak, kita lihat saja,” jawabnya.
*
20 Desember 2020, kontak secara resmi terjadi di Bumi. Kami berhasil mengawal timeline ini agar tidak terkontaminasi dengan timeline variasi Bumi lainnya dengan baik.
Aku terharu, Kapten Nahiu megucapkan selamat kepada semua tim yang ada. Aku lelah, dan mulai mengantuk.
*
Mengantuk berat, aku mengedipkan mataku, kubuka mataku lagi. Aku segera mengambil smartphoneku, masih pukul 6 pagi, rasa kantuk masih ada, tetapi jam biologiku memaksaku bangun, sudah terbiasa bangun sekitar jam segini.
Kulirik smartphoneku lagi, Sabtu, 29 Juni 2021. Aku segera ke toilet, melihat wajahku di cermin, seorang manusia, pria, usia 25an.
Ternyata timeline, setiap timeline berdiri independent, di timeline ini alien belum melakukan kontak secara resmi, terlebih lagi adanya virus Covid-19 yang menyebar secara pandemic, ulah manusia, untuk membuat bisnis virus dan antivirus berjalan.
Adanya permainan dan bisnis supply and demand secara global, korupsi dan penambahan jumlah korban dimanipulasi, berjalan atas alasan tersebut, diperparah dengan mudahnya membuat berita dan membentuk histeria massal akses informasi melalui internet, tapi memang ada korban sesungguhnya berjatuhan di seluruh permukaan Bumi, ala perang dunia 1 dan 2, tetapi di perang sebelumnya bisnis berupa jual beli senjata dan medis.
Kini bisnis virus dan medis. Entah bagaimana awalnya virus variant A hanya ada di suatu negara, mendadak di negara yang sama muncul variant B atau C yang asalnya dari negara lainnya? Sebab untuk berkunjung ke suatu negara di masa ini, perlu lolos test tidak terkena oleh virus tersebut.
Potensinya adalah dibawa secara sengaja menggunakan tabung kecil atau sejenisnya ke negara lain, ya bisnis virus dan antivirus kini menjadi bisnis yang menggiurkan.
Karena hal tersebutlah potensi alien kontak di timeline ini secara resmi diundur, paling tidak potensi diundur untuk sepuluh tahun lagi, sensingku mengatakan demikian, entahlah.
*
M.S. Gumelar
+62 87786666745
michael.sega.gumelar@gmail.com
An1magine (baca: animagine). An1magine Jurnal majalah digital bulanan populer seni, desain, animasi, komik, novel, cerita mini, dan sains ringan yang dikemas dalam format education dan entertainment (edutainment). An1magine (baca: animagine) mewadahi karya kreatif seperti cerita mini, cerita bersambung dalam ragam genre, tutorial, dan komik dalam ragam gaya gambar apa pun.
Download di Playstore dan Google Book
Comments
Post a Comment