Puisi Inovel Februari 2021
MELINJAK KENANGAN
Debu-debu selimuti kalbu
Tersedak dan terdesak
Oleh rindu memasung waktu
Tiada kata melangkah
Diam membisu duduk
Di hamparan segala dosa.
Hanya diri yang iri
Mengupas wajah sendiri
Penuh dengki dan pemujaan
Terhadap berhala dunia;
Kecantikan!
Ketampanan!
Kekayaan!
Ketamakan!
Kelancungan!
Geliat belatung tak menghitung
Kapan masa menua
Atau jarum jam hilang arah
Dari yang seharusnya ia berjalan
Hilang kendali jiwa!
Para badut tertawa
Pecahkan kaca untuk jemawa
Dan seonggok tahi anjing di tepi kota
Lambat laun mengering
Sisa aroma meneror hidung
Untuk berdering.
Melinjak kenangan,
Hanya terpantul air mata
Yang penuhi lubang genangan
Menyapa senyum ranum
Tanpa rasa mengundang kagum.
Jakarta, 27 Januari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
DALAM MATAKU
Dalam mataku,
Wajah-wajah meranggas,
Tubuh-tubuh terkapar,
Dan cinta menjerit,
Kehilangan makna,
Yang pergi entah ke mana,
Menghilang tertelan dusta.
Jakarta, 8 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
PRAY FOR SUBANG
Air turun begitu deras
Tanpa henti membasahi Bumi
Awan bergemuruh
Kilat bercahaya
Ranting-ranting tak melambai
Melainkan terhempas acak
Ikut terbawa hanyut oleh air
Sungai tak cukup lagi menahan
Muara tak sanggup lagi menampung
Air sudah tak bisa ditahan
Daratan kini penuh beton dan aspal
Tak ada lagi akar
Tak ada lagi yang menahan
Air memenuhi daratan
Rumah tergenang
Hunian tenggelam
Semua daratan tak luput darinya
Tuhan sedang menguji
Alam sedang menunjukkan tegurannya
Semoga kita belajar dari semua ini
#prayforsubang
#marimembantu
#maribersolidaritas
#buruhbanturakyat
#rakyatbanturakyat
I Said Univers
+62 818-0944-1888
DARIMU
Dari jemarimu,
Aku belajar tentang kasih,
Yang membelai hati nan pedih,
Padamkan api yang merenjis,
Ke tubuh gigil.
Dari matamu,
Kutangkap angan beterbangan,
Dengan liar menyapa rasa,
Yang kehilangan asa.
Dari dirimu,
Aku merapal doa,
Hari-hari akan riang,
Di tengah tangis yang terserak,
Di lahan gersang nan tandus.
Jakarta, 9 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
BAPAK, CINTAKU
Rambut tak lagi gelap
Tenaga mulai tak bersahabat hingga semua hirap
Namun, kasih sayangmu tak terbingkai waktu
Dalam doa, selalu terucap rindu
Ingin, ingin sekali kugali tanah itu
Mencabut papan yang menjadi dukaku
Tega sekali Bumi memenjarakan dirimu
Membuatku tak sanggup bertemu
Memeluk sendu, ratapku mengiringi alunan malam
Lewat sarayu dan rembulan, kau hidangkan mantra pengisap lara
Megatruh atau kau sebut langgam
Kau dendangkan sebagai lulabi penghangat dada
Semuanya, terkenang dalam memori
Tak pernah selingkuh dari hati
Sleman, 09 Februari 2021
Ika Sari
+62 896-7233-8748
TENGGELAM
Sekejap kasihmu datang,
Dengan wajah berang,
Ia menusuk hati dan jantung,
Dengan belati, buatku terkatung,
Jatuh di antara lantai penuh darah,
Jiwaku melayang lalu termenung.
Kala mataku tak lagi meraba kulitmu,
Dan lidahku kebas; mati kata-kata,
Hilang makna, tenggelam,
Dalam lautan rindu.
Jakarta, 10 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
SAJAK SI BEDEBAH
Kau telanjang dan menari,
Dalam desah napas yang beringas,
Ganas dan tangkas menerkam tubuh,
Yang lemas dan sirna segala harap,
Luruh tak tersisa, mengalir sebagai,
Air mata ketakutan, cemas meremas,
Dadamu; aku menggigil rasakan kasihmu,
Beranak pinak dalam benak, mengetuk,
Rasaku yang tertutup rapat,
Pengap tanpa udara rindu yang,
Embuskan syahdu.
Neraka! Aku menikmatinya!
Jilat ragaku yang penuh dosa,
Dengan apimu yang jelita,
Hina dina adalah tempatku,
Di mana aku tertawa dan cemburu,
Di balik mata yang penuh ragu,
Dalam setiap peluhku yang menetes,
Di tanah yang sesak nanah!
Pohon-pohon merunduk,
Daun-daun mati tanpa adanya kisah,
Yang membuatnya mendesah.
Dan aku! Aku, bajingan yang paling dungu!
Saat kulepas tatapmu dari jemari,
Yang selalu membelai daku tanpa jemu.
O, kemalangan adalah duri!
Di antara indahnya mawar,
Kau ada untuk mengingatkanku,
Tentang cantik yang dapat melukai!
Tentang merah yang padam tertelan waktu!
Badut, ke mana badut?
Kitalah badut!
Menari di atas perut yang lapar!
Sembari meniup balon yang isinya darah,
Orang-orang terkapar dengan harapan,
Yang musnah dan sirna!
Ke mana cinta akan berlabuh?
Ke mana rindu akan mati?
Ke mana diri akan terlelap,
Tanpa bayang kelam yang terus,
Mengejarku dengan sinting!
Jakarta, 11 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
KAU KUATKU
Mengertilah saat langkah tak dapat lagi menopang raga ini.
Namun, buanglah khawatirmu.
Sebab, kutak’kan menyerah begitu saja pada kehendak Sang Waktu.
Karena kaulah kuatku.
Kau beranguskan segala aral di hadapan.
Dan luas hatimu bantuku arungi samudera hitamnya dunia!
“Teruntukmu belahan jiwa”
Jakarta’11.02.2021
Risky Herwindo
081293039352
KANGMAS
Duh Dewata Jawata Agung, Dewa Kama
Bukan hanya kiasan, kukidungkan Asmaradana
Buat Kakanda, kekasih hati yang melepas panah asmara
Kutulis serat, sebuah cerita suka duka
Komitmen yang menjalin, tanggung jawab yang menali
Cinta dan kasih yang menyatukan diri
Sumunar gerhana, menjadi saksi
Dua pertalian menjadi sejoli
Sleman, 12 Februari 2021
Ika Sari
+62 896-7233-8748
MENYEKA RINDU
Dinding lusuh itu,
Tergores kata-kata,
Ia mengeluh dan melenguh,
Lelah ketuk hatinya yang rapuh.
Manakala cinta tergeletak,
Di ruang tamu yang tak lagi menjamu,
Setiap rindu yang datang,
Ia sunyi, persis malam,
Tanpa suara jangkrik yang meretas hampa.
Dan kita mematung,
Di hadapan jam dinding yang mendesah,
Detik demi detik menggelitik jiwa,
Segera melangkah dengan arah.
Cairkan beku dalam diri,
Membasuh noda wajah yang menghitam,
Kisahkan tentang hari,
Saat mentari menyeka hujan semalam,
Kala dirimu mengecup kening.
Lalu hujan kembali lahir,
Dari mataku yang hening.
Jakarta, 13 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
KOBARING SMARA
Perindu malam merasa sepi
Kehilangan slaga-mu
Duh Cah Manis, asmaraku tulus suci
Disaksikan kakangmas patih di pendopo Antapani
Direstui sang candra dan sang emban, kartika
Di sini, kuhaturkan kembang sukma
Bukan janji, tapi ikrar sehidup semati
Sleman, 13 Februari 2021
Ika Sari
+62 896-7233-8748
KELUH WAKTU
Sudah sering kuludahi waktu,
Dan kini menikam jarak di antara kita,
Lekas membuat hati buta.
Sedang mata telah lelah,
Menatap teguh jiwa yang lenguh.
Kesadaran itu akan mati,
Seiring layu segala gairah,
Yang terpatri di sanubari,
Lirih ia mengaduh,
Tentang gaduh yang terus,
Meraba dadanya yang sesak keluh.
Jakarta, 14 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
BUNGA
Saat ini kuluruh bersama sang malam.
Dengan rintik hujan yang terdengar miris.
Antarkanku ‘nuju persinggahanmu.
Berai tangis langit pun mereda.
Tanda ‘kan kusambut
Sebentuk senyuman.
Senyum yang menyirami rangkaian bunga di dalam jiwa dan yang ‘kan tetap terjaga ...
Selamanya!
Jakarta’14.02.2021
Risky Herwindo
risky3vl@gmail.com
RUANG
Terkadang sulit kupahami, arah langkah ini membawaku.
Kuterkunci dalam satu ruang gelap gulita.
Napasku sesak dan tak dapat kulihat apa pun.
Hingga kau datang beri udara untuk napasku dan beri temaram cahaya untuk mataku.
Ruang yang dahulu terkunci kini terbuka …
dan ‘ku pun dapat kembali melayang terbang jauh …
Bersamamu!
Jakarta’16.02.2021
Risky Herwindo
risky3vl@gmail.com
081293039352
KONTRADIKTIF
Adalah kata yang berbiak,
Menyalak ramaikan malam,
Dengan teror yang memekis sunyi,
Mencabik gelisah di lubuk hati,
Menuai riuh di jiwa yang peluh,
Air mata dan darah, bersua,
Di balik mata yang tenang dan ranum,
Engkau beri ia nanah di antara luka,
Yang kian menganga!
Pun bising coba menerka,
Ke mana datangnya sepi yang kau tunggu,
Dengan sepenuh hati,
Tawamu yang tak luntur,
Meski dimakan, rasanya basi.
Sudah hambar makna,
Dan senyuman itu, hanya kudapan,
Yang jatuh di atas badan jalan,
Yang terkapar tepat ketika hujan,
Meneteskan rasanya yang paling jujur,
Mendung bersenandung dengan guruh,
Ia coba membuat luluh,
Para hati yang terus mengeluh.
Jakarta, 17 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
WASPO
Kala malam sendu ditemani rintik hujan. Secangkir kopi setia menemani dalam gelisah. Sesekali kusesap, hidu aromanya yang kuat. Namun, rasa kopiku tak sekuat rasaku pada dirimu yang tega mengkhianati kepercayaanku.
Aku iklhas, karena memang kontrak jodoh kita cukup sampai di sini.
Dalam simpuh, aku berdoa semoga kau lekas mendapat ganti. Namun, jika sampai air mata jatuh ke pipi karena penyesalan, semua sudah berakhir. Jadikan itu pelajaran bahwa perasaan orang bukan untuk mainan.
Sleman, 18 Februari 2021
Ika Sari
+62 896-7233-8748
Ikasari.mahardhika@gmail.com
DARAH-DARAH BERJATUHAN
Darah-darah berjatuhan,
Berserah diri pada kematian,
Yang lunglai dan masai,
Tergeletak dengan sansai.
Ia meraba waktu,
Di ujung rindu
yang menyapa dengan sendu,
Kau berkata, bahwa darah,
Yang mengalir dari setiap tubuh,
Yang berdiri tanpa gairah,
Akan mengering di tanah,
Tanpa desah dan kisah,
Kita mati; matamu membisu,
Sebongkah cahaya mentari pagi,
Akan sirna ditelan gundah,
masuk ke jiwamu yang membusuk,
Remuk tulangmu, pecah segala cinta,
Yang termaktub di segelas anggur,
Yang kau teguk dengan rapuh.
Berlarian ke segala arah,
Kau bimbang di tengah lautan resah,
Di mana ikan-ikan saling memangsa,
Saat nelayan pulang dengan tangan hampa,
Dan gugur hujan serta amuk angin,
Menyepak kapal-kapal tongkang,
Yang congkak!
Aku berjalan di atas cinta yang menata,
Setiap denyut jantung yang merindukan,
Siang dan malam saling bercumbu,
Dan angin sejuk yang mengetuk jendela sepi,
Saat tawamu tiada lagi terdengar,
Hanya ingar bingar yang membuat nanar.
Darah-darah berjatuhan.
Jakarta, 18 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
NERAKAKU
Neraka tak pergi dari mataku,
Ia bersemayam dengan rintih,
Yang keras memecah sunyi,
Menyeret jiwa ke atas bara api,
Bergejolak mimpi-mimpi,
Telah terpanggang hingga mati.
Segala telah kumakan,
Bangkai kata-kata yang terkapar,
Di antara sampah berbau dusta,
Selepas muntahan itu,
Lekas keluar dari mulut beraroma nista.
Telah kusangsikan, optimisme buta,
Dan kusambut gelisah dengan tangan,
Penuh darah dan air mata.
Aku tewas saat waktu terus berputar,
Tanpa lelah ia melangkah,
Namun daku sudah terbaring,
Menatap langit hampa, tanpa bintang,
Tanpa cerita ihwal cinta yang rekah,
Macam mawar di musim semi.
O, derita! Kawanku paling baik,
Mengelus dahiku yang tergurat,
Kecewa lantaran tanganmu,
Mesti ikhlas kulepas,
Dengan senyumku yang penuh,
Ampas.
Pada akhirnya neraka tetap ada,
Sebelum aku menutup mata,
Sebelum napasku terenggut dari Sukma,
Ia menantang diri, dengan api menari,
Di setiap jengkal raga tak bertenaga,
Tanpa gairah, ia bermain dengan dosa,
Ranggaskan asa sampai tak tersisa.
Jakarta, 20 Februari 2021
Ardhi Ridwansyah
+62 896-5458-0329
UWU-UWU PANGAN UBI
Ubi rebus
Bisa kukus
Teman kopi
Kawan hujan
Saat sendiri
Uwu-uwu terasa hangat
Sebatang rokok mengepul bebas
Petani memikul padi
Ubi rebus menguatkan hati
Jonggol, 23/2/21
Irwanesia
https://medium.com/@irwanudin212
MASIH DI SINI
Aku remuk redam
Seolah tak bernyawa, terlihat lebih baik hilang sirna dan tak lagi berbekas.
Sehingga tiada seorang pun yang bisa menghujamku kembali.
Ketidakberdayaanku saat ini membahagiakan semua orang.
Seolah darah dan peluhku tak lagi berarti.
Namun,
Kumasih di sini …
Di sini ...
dan masih saja tetap di sini.
Jakarta'26.2.2021
Risky Herwindo
risky3vl@gmail.com
ANGKASA BERLABUH
Angkasa semarak pesona sukma
wahyu pengejuk jiwa
aksi patidusa
lugas
berlabuh
akrostik luruh
redup jingga mengeluh
usap peluh tanpa mengaduh
27022021
E.N.Adam
+62 897-1007-888
MANUSIA
Itu egois
Hanya mementingkan dirinya sendiri
Manusia
Itu malas
Banyak mengeluh dan inginnya semuanya sudah ada tanpa berusaha
Manusia
Itu iri dengki
Benci dengan kesuksesan dan keberhasilan orang lain
Manusia
Itu jorok
Membuang sampah seenaknya dan inginnya orang lain yang membersihkannya
Manusia
Itu bodoh
Saking bodohnya, marah dan sebal bila ada orang lain yang lebih pintar
Manusia
Itu rakus
Saking rakusnya, semua dimakan, sampai Bumi ini kehabisan makanan dan mau ke planet lainnya melakukan hal yang sama
Manusia
Itu gila jabatan dan kehormatan
Saking gilanya sampai dendam dan sakit hati bila gagal
Manusia
Rela berebutan dan tega membunuh lainnya untuk jabatan dan kehormatan
M.S. Gumelar
087786666745
PARADOKS DOA
Doamu
Doa dia
Berlawanan
Kau ingin menang
Dia ingin kau kalah
Berlawanan
Kau ingin sukses
Dia ingin kau terpuruk
Berlawanan
Doa siapa yang dikabulkan?
Karena jumlah lebih banyakkah?
Berlawanan
M.S. Gumelar
08786666745
TUHAN BIMBANG?
Kau mencipta
Kau hukum, ciptaanmu sendiri
Kau bimbang
Lalu kenapa Kau ciptakan, bila
Kau tahu itu akan terjadi
MANTAPKAN PIKIRANMU
Agar Kau tidak melaknat ciptaanmu, seandainya Tuhan memiliki dosa. Tuhan, Kau telah berdosa
M.S. Gumelar
08786666745
KAU
Ya kau
Kenapa kau perlakukan orang yang berbeda denganmu dengan buruk
Bagaimana kalau perbuatan burukmu, diterapkan padamu
M.S. Gumelar
08786666745
SUKSES
Kau hanya melihat orang lain pada saat sukses
Kau hanya melihat orang lain pada saat di puncak
Kau hanya melihat orang lain mendadak berhasil
Seolah hanya dengan sekali berusaha lalu
Berhasil
Sukses
Terkenal
Banyak duit
Tidak tahukah kau bahwa untuk ke sana …
Dicaci maki
Banyak pembenci
Banyak pencemooh
Banyak pemberi kritis
Banyak memberimu tangis
Banyak membuatmu pedih
Padahal yang kau lakukan adalah prestasi
Perlu berusaha bertahun-tahun
Perlu keterampilan bertahun-tahun
Perlu konsistensi bertahun-tahun
Perlu kegigihan bertahun-tahun
Perlu waktu bertahun-tahun
Tanpa henti bahkan pada saat orang lain seolah tak peduli lagi
Siapkah kau seperti itu sebagai harganya?
Siapkah kau berkorban sebagai penebusnya?
Siapkah kau merana tidak punya uang sebagai perjuangannya?
Bila siap, ayo lanjutkan karyamu
Sinar terang dan pelangi setelah hujan akan menunggumu
Kesuksesan yang kau impikan akan kau gapai
M.S. Gumelar
08786666745
BEBAN
Kau bilang tidak akan memberi beban kepada umat manusia melebihi kemampuannya.
Tapi apa yang terjadi, kenyataannya, mereka mati, kelebihan beban.
Kau hanya melihat yang selamat dari bencana yang kau sebabkan, tetapi korban jauh lebih banyak.
Lalu kau bilang bahwa yang selamat adalah cobaan yang tidak melebihi kemampuan mereka?
Lalu yang mati bagaimana? Kau hanya fokus pada bayi satu yang selamat dan tempat-tempat pemujaanmu yang masih berdiri kokoh, menyebutnya keajaiban.
Lalu bagaimana dengan korban yang telah mati dan bangunan porak poranda lebih banyak? Keajaiban adalah bila tanpa bencana.
M.S. Gumelar
08786666745
PERCUMAKAH?
Kau sebut itu ketulusan
Tapi mengapa ada syarat
Kau sebut itu damai
Tapi mengapa ada kekerasan
Kau sebut itu kebaikan
Tetapi mengapa hanya untuk kalanganmu saja
Kau sebut Maha Kebaikan
Tapi mengapa ada neraka
M.S. Gumelar
08786666745
An1magine Volume 6 Nomor 2 Februari 2021
Jurnal majalah bulanan populer seni, desain, animasi, komik, novel, cerita mini, dan sains ringan yang dikemas dalam format education dan entertainment (edutainment). An1magine mewadahi karya cerita mini, cerita bersambung dalam ragam genre, tutorial, dan komik dalam ragam gaya gambar apa pun. Jurnal majalah An1magine ini dapat diakses (open access system). Silakan klik link di atas untuk mengunduhnya.
An1magine edisi ini dapat diunduh juga di An1mage Journal, Dcreate, Play Store, dan Google Book. Silakan klik link aktif yang ada untuk mengunduhnya. Gak mau ketinggalan berita saat An1magine terbit? Gabung yok di An1mareaders WA Group, Facebook, Instagram, Twitter
Comments
Post a Comment