Nicolaus Copernicus
An1mareaders, pernah dengar kan kalau di zaman dulu orang-orang menganggap dunia ini datar, kayak peta?
Jadi kalau orang-orang berpergian terlalu jauh, karena mereka dulunya berpikir bumi permukaan adalah datar, mirip piring bundar datar dan ada ujung-ujungnya, di mana ada pilar-pilar untuk menopang bumi datar bundar tersebut, ingat bundar bukan berarti bulat ya.
Di masa itu bila saat mereka melaut beranggapan jika mereka akan sampai ke laut yang paling ujung, tempat-tempat yang banyak monster anehnya! Saat di ujung laut, mereka akan terjatuh ke jurang yang sangat dalam tanpa dasar disebut dengan nama Abyss.
Selain itu, di zaman itu, mereka percaya bahwa bumi adalah pusat jagat raya (universe), jadi bukan hanya sebagai pusat tata surya di salah satu lokasi dari banyak tata surya lainnya di Galaksi Bima Sakti (Milky Way). Kemudian manusia tahu kalau bumi ini bulat, meski bukan donat, bumi bentuknya bulat. Jadi makin banyak manusia yang berani berpetualang, pergi keliling dunia, salah satunya muncul cerita “Around the World in 80 Days”.
Membuktikan bahwa Bumi adalah bulat dengan bepergian dari satu titik dan ketemu titik yang sama dalam movie Around the World in 80 Days.
Meski begitu, gak lantas misteri bumi sepenuhnya terungkap. Manusia kemudian berdebat kalau bumi ini diam, sementara matahari bergerak mengelilingi bumi. Karena menurut para cendekiawan zaman dulu, gak mungkin banget kalo bumi ini berputar. Kalau bumi berputar pasti kita udah pusing dan mungkin aja bakal terlempar ke luar angkasa.
Nah, kali ini kita bahas si ilmuwan hebat yang meruntuhkan pemahaman keliru yang menyebutkan kalau bumi adalah pusat tata surya di mana bintang, matahari dan benda-benda lain berputar mengelilingi bumi.
Teori purba ini dikenal dengan istilah Teori Geosentris. Nah, teori yang menggantikannya adalah Teori Heliosentris, di mana Nicolaus Copernicus bilang kalau bumi selain berevolusi terhadap matahari juga berotasi terhadap porosnya.
Lahir dengan nama Mikołaj Kopernik di Polandia tanggal 19 Februari 1473, seandainya beliau masih hidup, Copernicus sekarang kurang lebih sudah berumur 540 tahun. Copernicus adalah astronom dan matematikawan. Dulu penemuannya ini bertentangan dengan ajaran Aristoteles, juga tidak sejalan dengan kesimpulan Matematikawan Yunani, Ptolemeus.
Jadi kebayang kan betapa galaunya Copernicus waktu itu karena penemuannya tidak sesuai dengan ajaran agama di masa itu. Apalagi di zaman Copernicus gereja benar-benar berkuasa atas ilmu pengetahuan.
Sebenarnya Copernicus bukanlah orang yang pertama yang mengungkap bahwa bumi berputar mengitari Matahari.
Pada abad ketiga sebelum Masehi, astronom Yunani Aristarkhus dari Samos telah mengemukakan teori ini, tapi sepertinya teorinya Aristoteles yang akhirnya diterima dan dipercaya. Menjelang usia tua, Copernicus memutuskan untuk menerbitkan bukunya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang berisi tentang teori, opini dan penemuan-penemuannya secara terperinci. Sayang, ketika bukunya terbit, dia meninggal dunia.
Untuk menghormati jasanya, setelah sekitar lima ratusan tahun kemudian didirikan Universitas Nicolaus Copernicus di Torun pada tahun 1945. Juga ada Monumen Copernicus di Warsawa, Polandia yang dipahat oleh Bertel Thorvaldsen. Sepenggal kisah mengenai Copernicus ini menyadarkan kita bahwa tidak mudah mengubah masyarakat untuk memercayai suatu teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir di tengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan yang bertolak belakang dengan penemuan baru tersebut.
Jadi An1mareaders jangan buru-buru menutup diri ya jika ada teori baru yang bertentangan dengan pemahaman kita sekarang karena bisa saja teori baru itu ternyata benar! (WA).
Artikel ini ada di An1magine majalah eMagazine Remaja Volume 1 Nomor 1 Maret 2016
yang dapat di-download gratis di Play Store, share yaa
Comments
Post a Comment