“Dialog Rindu” oleh Niken Penta Dewi
https://www.postable.com/blog/wp-content/uploads/2019/01/miss-you-banner.jpg
“Dialog Rindu”
Niken Penta Dewi
“Dalam hidup ada beberapa hari yang tak bisa kulupakan,
salah satunya adalah saat bertemu denganmu”
Bersepeda malam hari di tepian sungai, mengayuh pedalnya dengan kencang tanpa tujuan. Mendinginkan pikir yang membakar rambutku dan membekukan hati yang mendidih sejak makan malam tadi. Saat pagi tadi aku sedang berjalan, menyeberang jalan untuk mengejar bis kota, aku melihat dirinya di antara pejalan kaki di jalanan yang padat lalu lintasnya.
Hari ini, Rahadyan berada di langit yang sama denganku, tapi tak memberi kabar padaku.
“Mengapa hari ini di saat aku belum keramas untuk bertemu dengannya” gerutu kecilku sambil menggaruk rambut yang tak gatal setelah menutup telepon dari Rahadyan.
“Dia yang mencampakkanku tapi ingin makan malam lagi denganku” keluhku membuang suntuk pikir.
“Padahal aku sudah ingin menghapus kenangan dengannya. Katanya, saat mencium aroma tubuhku jadi ingat semua momen indah dulu. Lalu, dia mengatakan, ayo kita buat kenangan terakhir lalu kita berpisah” celotehku asal pada Berryl, kawan sekantor tanpa basa basi lagi.
“Anehkan” tegasku tanpa minta persetujuan Berryl.
*
“Kita tak perlu pergi keluar, aku sudah bahagia bersama malam ini, meski hanya semalam di Jakarta karena bisa melihatmu” bisikku di telinganya saat dia tertidur di sofa apartemennya.
“Makanlah, aku masak nasi goreng dengan bahan yang ada di lemari pendinginmu. Telor gulung isi udang dan jamur sebagai pelengkap. Cobalah” suaraku riang. Dengan bergegas, Rahadyan mengambil sendok dan mencicipi nasi goreng buatanku.
“Enak?” tanyaku penasaran.
“Enak” dengan mengacungkan jempol tangan kirinya. “Bukan beli makanan by online-kan?” menyendok lagi dengan rasa penasaran.
“Ih, segitunya cara dirimu meremehkan kemahiranku memasak” manyunku manja.
“Aku percaya ini masakanmu, ayo kita makan. Aku sudah tak sabar menghabiskannya” dengan penuh semangat dan dalam diam kami menghabiskan makan malam sederhana sebelum hari esok memisahkan kami berdua, kembali dengan kesibukan dan aktifitas masing-masing.
“Jangan terlalu sedih, aku pergi” kata Rahadyan dengan suara lirih sambil mengecup keningku lembut, setelah makan malam di apartemennya.
Dia menawarkan diri untuk mengantarkanku pulang, aku diam saja sambil berkemas dan segera menuju jalan raya, Rahadyan hanya mengekor dalam kebisuan kata dan perang pikiran yang berkecamuk dalam kepala masing-masing.
Entah kenapa, perpisahan malam ini tak seperti yang lalu-lalu. Terasa berat dan tak menggairahkan aku lagi.
“Aku sedih. Berpikir bahwa aku akan sendiri lagi” tetes air mataku menggenang perlahan. Padahal sebenarnya aku sudah tahu, jika dia akan pergi tak lama dan berjanji akan kembali lagi kepadaku, tapi aku masih meresahkan dirinya.
“Apa kamu masih marah padaku?” tanya Rahadyan sambil memegang daguku.
“Aku ingin mencintaimu tanpa penyesalan” katanya dengan merenung.
“Cinta tanpa penyesalan untuk perpisahan yang tepat” ketusku.
“Itu bukan hal yang bisa dilakukan siapa pun” kami terdiam yang lama.
“Aku bahkan tak mencintai diriku sendiri” tegas suaranya dengan menatapku tajam.
“Mengapa kamu terus berpura-pura tak tahu perasaanku? Aku hanya bisa menjawabnya dalam hati, “Aku mencari sesuatu? Mencari apa? mencari diriku?” aku bingung sendiri.
“Entah mengapa jika dirimu marah, magnetnya menyambung ke tubuhku hingga rasanya lemas tak berdaya” mukanya pucat pasi.
“Benar adanya, bahwa aku terluka dan kecewa jadinya. Kamu bilang akan setia dan tetap menyayangiku meski kita dalam hubungan asmara jarak jauh …”
“... namun apa yang kamu berikan padaku, hanya kekecewaan yang berulang dan kamu yang lebih dari usia dewasa bagi seorang lelaki sejati yang tak pernah tegas tentang arah tujuan hubungan kita ini …”
“... kamu, datang dan pergi seolah aku bisa dipermainkan begitu saja. Kini aku sudah menjadi wanita dewasa dan punya prinsip tentang hubungan kasih kita, untuk sesaat cintamu membuatku lemah …”
“... aku memang memaafkanmu tapi belum tentu bisa menerima dirimu seutuhnya, seperti dulu lagi” napasku berhenti sejenak, Rahadyan terpekur memandangku tak berkedip.
“Tapi untuk malam ini, aku bahagia sekali, tiada saat yang sempurna selain saat bersamamu. Rasanya setiap air mata berubah menjadi senyuman” aku mencoba membuka diri agar dia tahu rasa hatiku yang sebenarnya memang sangat merindukan dan mencintai sepenuh hati.
“Aku akui memang aku salah, sangat-sangat bersalah. Maafkan aku, Maharani” ujar Rahadyan penuh sesal.
“Maharani, itulah kelebihan dirimu. Bisa memikirkan dan membantu permasalahan yang belum kupahami seutuhnya. Sungguh aku merasa bahagia, pegang tanganku, aku mencoba memberi rasa hangat pada hatimu. Cintaku padamu melebihi cintamu padaku” nada suara Rahadyan serius.
“Rahadyan” aku mencoba memberi kelembutan dalam intonasi saat ini, “jika cintamu padaku melebihi rasa hatiku padamu, maka mau dikemanakan teman wanita lain selain aku, yang katamu hanya rekanan bisnis karena saat ini sedang ada proyek bersama dengannya?
Kamu berbicara dan berpikir tanpa mengetahui masalahnya …”
“... wanita itu, rekan kerjamu menelponku dan mengatakan bahwa tak usah mengganggumu lagi karena kalian adalah sepasang kekasih” senyum getirku mengembang enggan, Rahadyan tersentak terkejut.
“Maharani, benarkah dia menelpon dan mengatakan hal itu?” tanyanya dengan mengguncang tubuhku keras-keras, aku hanya bisa diam dengan berbagai rasa di hati antara marah, kecewa, lega.
“Jangan lemas dan tak berdaya, Maharani tak marah hanya kecewa. Bila kamu ingin menjauhinya maka jangan lakukan demi aku. Wanita biasanya sulit untuk menghapus cinta lama, tapi pria tidak. Dan bila kamu menjaga kehormatan di mata teman-teman itulah cinta, tolong pahami ini” ringan rasanya kepalaku setelah memuntahkan timbunan pikiran untuk memberi pemahaman kepadanya.
“Iya” lirih suaranya, “aku tak bisa meninggalkanmu lagi karena kamu berikan semuanya dengan senyuman, hingga kini masih ingat sebait puisi yang kamu kirimkan saat aku bilang agar kita tak saling berhubungan lagi, beberapa bulan lalu. Dan itu membuatku berpikir bahwa begitu besarnya kasihmu padaku, mengapa aku mengakhirinya …”
“... aku menyesal, sungguh menyesal Maharani. Maafkan aku” ke dua tangannya mencari dan menggenggam ke dua tanganku penuh kekuatan diri.
“Kala malam tiada rembulan, seburam rasa saat terluka. Hening, sunyi tanpa kidung seiring langkahmu berlalu dariku, begitu puisimu yang menyayat hatiku hingga aku harus berpikir keras dan melihat gambaran dirimu secara utuh …”
“... hingga aku mengajakmu untuk kembali merajut dialog rindu yang indah ini” Rahadyan menarik napas dengan lembut.
“Dan aku bersyukur kamu mau menerimaku kembali meski sudah tersakiti oleh ulah dan perkataan egois dan konyolku. Cerita kita tak pernah usang, ada sesuatu yang sangat istimewa di dirimu” senyum bahagianya mengembang ceria.
“Jangan salah paham bahwa Maharani suka dengan sosokmu yang sekarang karena bisa merajut cerita baru. Mengubur impian dulu, saat pertama kali dirimu berpamitan pergi mencari kerja di luar kota. Aku tak berdaya meraihmu karena jarak, ruang dan waktu. Komunikasi tak secanggih sekarang. Ah, aku tak mau mengingat masa itu. Aku menantimu tapi tak tahu apa yang kunanti” aku menghela napas dengan keras, membuang segala rasa sakit yang membebani hatiku.
“Bila aku melihat foto masa mudamu di grup media sosial yng dikirim oleh kawan-kawan, langsung mengingatkan betapa dan bagaimana aku berusaha meraih dan memberitahukan rasa hati yang terpendam padamu. Karena ada luka berdarah-darah, makanya yang teringat malah perihnya” aku tersundut nyeri, Rahadyan hanya diam mematung.
Segera kuberlari meninggalkannya berharap dia mencegah, tetapi tidak. Dia hanya terpaku memandangku berlari mencari taksi untuk segera berlalu dari hadapannya. “Dari sekian banyak taksi, kenapa di saat aku butuh tak ada yang menepi?” gerutuku sendiri.
Malam indah berubah menjadi malam kelam, aku terpuruk sendiri di apartemen studio. Kumainkan layar ponsel menanti dia menelpon atau mengirim pesan masuk, hingga pagi menjelang tak ada juga kata rayu manisnya.
*
“Sangat luar biasa dan aku bangga padamu, terima kasih kamu sudah menyelamatkanku” Berryl membuat ekspresi dengan bertepuk tangan kecil, padahal aku sangat berkeringat saat melaporkan pertanggungjawaban atas proyek yang telah selesai dikerjakan pada rapat kantor yang diadakan mulai pagi hari tadi.
“Sama-sama, Berryl” jawabku dengan senyum bahagia.
“Kamu mengerahkan semua tenaga dalam kariermu, pekerjaan itu penting tapi pria yang baik jangan kamu tolak dalam hidupmu. Menurut banyak orang jika semakin besar orang maka semakin keras jatuhnya. Sadarlah bahwa dirimu sebentar lagi menikah dengan kekasih baru. Apakah kamu baik-baik saja dengan lelakimu ini?” kata-kata Berryl menyadarkanku.
“Kumenempuh sedalam lautan, mencari arti cinta padanya. Mendaki gunung yang melelahkan untuk mencari bayang impian indah menjelma jadi wujud nyata dirinya, pria terindahku. Memang kuakui bahwa dirinya bukanlah yang pertama, tapi pasti yang terakhir karena kumenemukan arti diriku saat bersamanya …”
“... biasanya aku selalu membiarkan hati ini mengarahkan tapi tidak untuk kali ini, maka aku akan berusaha menjadi pemenangnya” lagi-lagi aku melenguh tak berdaya.
“Tersenyumlah agar satu masalahmu selesai, omong-omong kalau menurutku, dia terlalu menjaga harga diri dan juga menghargai dirimu. Apa yang kau suka darinya?” kembali Berryl bertanya menyelidik.
“Dia sangat luar biasa” kataku jujur dan dengan senyum riang gembira.
“Aku senang mendengar saat kamu mengatakan aku tak peduli siapa yang dia pilih, yang penting dirimu jadi pemenangnya. Bagus juga kamu punya harapan, akan tetapi jika tanpa dasar maka hanya delusi saja” Berryl menasehati sekaligus memompa harapanku agar jadi nyata, “yuk, kita pergi ke pantai, melepas segala pikir dan letih jiwa. Kita berangkat malam ini selepas pulang kerja, menghabiskan libur akhir pekan.
“Semua akomodasi aku yang tanggung tapi kamu yang bawa mobil, oke?”, “harus oke,” nada Berryl berubah jadi perintah.
“Matahari sudah terbit,” ujar Berryl terkejut sesaat membuka mata setelah tertidur pulas di jok mobil.
“Kita di laut” teriakku gembira dan bergegas keluar dari mobil untuk berlari meyambut debur ombak kecil di bibir pantai. Perjalanan dengan hati ringan, laut penuh pemandangan menimbulkan romansa.
Kami berdua berwisata dengan semangat, kesunyian suasananya membuatku merasa damai, ini menyenangkan bagiku.
Menikmati air laut dengan alunan musik dari keharmonian suara ombak bergulung dimainkan gelombang angin sedikit kencang. Melengkapi kisah kasih yang belum utuh.
Apa yang terjadi, terjadilah.
Hidup ini penuh perjuangan dan orang hidup karena berbagi dan bersama lainnya. Siapa pun yang melangkah bersama menjadi teman itu bisa dikatakan sebagai manusia yang berhati besar.
Terlepas apa kata orang, bagiku dia adalah the one and the only one.
Niken Penta Dewi Sering menggunakan nama pena Kirey Dewi Aju. Sudah menulis buku kumpulan puisi “Lipstik Bicara”, 2 novel “Pelangi Jingga” dan “Cinta Yang Tak Dirindukan” juga banyak buku antologi puisi dan cerita pendek non fiksi dalam even yang diadakan oleh penerbit melalui media massa.
inovel
Gabung di An1mage WA Grup untuk workshop, tutorial, pelatihan, dan membahas puisi, cerita mini, cerita pendek, novel, dan scenario untuk diterbitkan dan atau difilmkan, jangan ngabisin waktu nungguin chat, mari berkarya nyata, terlibat dalam produksi secara langsung, gabung dengan mengirimkan pesan WA ke Aditya PIC: 0818966667 dapat mengirimkan email ke: inovel.group@gmail.com subject: gabung inovel dengan isi: nomor kontak WA kamu atau dapat juga gabung di inovel facebook group.
Karya terpublikasi di An1magine Volume 5 Nomor 2 Februari 2020
- AN1MAGINE
Vol 5 No 2 (2020)Jurnal majalah bulanan populer seni, desain, animasi, komik, novel, cerita mini, dan sains ringan yang dikemas dalam format education dan entertainment (edutainment). An1magine mewadahi karya cerita mini, cerita bersambung dalam ragam genre, tutorial, dan komik dalam ragam gaya gambar apa pun. Jurnal majalah An1magine ini dapat diakses secara gratis (open access system). Silakan klik link di atas untuk mengunduhnya.
An1magine ISSN: 2502-3381. Jurnal majalah bulanan populer seni, desain, animasi, komik, novel, cerita mini, dan sains ringan yang dikemas dalam format education dan entertainment (edutainment). Jurnal majalah An1magine ini dapat diakses secara gratis (open access). An1magine mewadahi karya cerita mini, cerita bersambung dalam raga genre, tutorial, dan komik dalam ragam gaya gambar apa pun.
An1magine edisi ini dapat diunduh di An1mage Journal, Play Store, dan Google Book. Silakan klik link aktif yang ada untuk mengunduhnya.
Gak mau ketinggalan berita saat An1magine terbit? Gabung yok di An1mareaders WA Group, Facebook, Instagram, Twitter
inovel
Gabung di An1mage WA Grup untuk workshop, tutorial, pelatihan, dan membahas puisi, cerita mini, cerita pendek, novel, dan scenario untuk diterbitkan dan atau difilmkan, jangan ngabisin waktu nungguin chat, mari berkarya nyata, terlibat dalam produksi secara langsung, gabung dengan mengirimkan pesan WA ke Aditya PIC: 0818966667 dapat mengirimkan email ke: inovel.group@gmail.com subject: gabung inovel dengan isi: nomor kontak WA kamu atau dapat juga gabung di inovel facebook group.
ikomik
Gabung di An1mage WA Grup untuk workshop, pelatihan, tutorial, dan membahas komik untuk diterbitkan, dianimasikan dan atau difilmkan, jangan ngabisin waktu nungguin chat, mari berkarya nyata, terlibat dalam produksi secara langsung, gabung dengan mengirimkan pesan WA ke PIC Aditya: 0818966667 dapat mengirimkan email ke: ikomik.group@gmail.com subject: gabung ikomik dengan isi: nomor kontak WA kamu atau dapat juga gabung di ikomik facebook group.
iluckis
Gabung yuk di grup WA iluckis, tempat para pelukis berkarya, berpameran, dan berpublikasi, karya lukisanmu dapat dipublikasikan secara gratis di majalah An1magine yang terbit bulanan dan beredar sejangkauan jari di Play Store yang berdampak pada promosi karya dan namamu agar lebih dikenal , gabung dengan mengirimkan pesan WA ke Aditya PIC: 0818966667 atau dapat mengirimkan email ke: iluckis.group@gmail.com subject: gabung iluckis dengan isi: nomor kontak WA kamu atau dapat bergabung di iluckis facebook group.
icosplayer
Para cosplayer yang keren-keren, gabung yuk di icosplayer WA grup, foto kalian yang menggunakan kostum bisa masuk ke majalah digital An1magine yang terbit bulanan, gabung dengan mengirimkan pesan WA ke WA ke Aditya PIC: 0818966667 atau dapat pula bergabung di icosplayer facebook group.
Lowongan menjadi agen iklan An1magine dengan sistem komisi sampai 50% net, kirim lamaran via email ke: an1mage@an1mage.org atau isi online form agen iklan freelance berikut ini
Comments
Post a Comment